25. See you

9K 754 98
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

—🌙—

Jaemin menatap tubuh yang terbaring di hadapannya, matanya masih mengeluarkan air mata walau sudah sembab dan hidungnya memerah, Jaemin duduk di kursi rodanya tangannya perlahan mengenggam tangan yang dingin itu.

" Kenapa kalian semua berbohong padaku." Ucap Jaemin, Semua orang yang ada di ruangan masih terdiam, Jaemin terisak gengammanya mengguat.

" Kenapa kalian tak bilang padaku?" Jaemin menyederkan kepalanya pada tangan itu.

" Kenapa kalian membiarkan dia berjuang sendirian? Tanpa aku?"

" Maaf jaemin, kami tak ingin memperburuk kondisimu jadi kami rahasiakan ini." Itu suara ibu mertuanya.

" Tapi aku pantas tau keadaannya." Jaemin tak kuasa menahan tangisnya yang semakin deras.

Flashback

Hari itu ketika Yuta menyuruh Jeno pulang, Jeno sempat bertemu Jungwoo di ruangannya.

" Hai jen." Sapa Jungwoo.

" Kak, kira-kira kapan Jaemin bisa operasi cangkok ginjal?" jungwoo menaruh beberapa laporan pasiennya.

" jika besok keadaannya cukup memungkinkan kita lakukan, dan kau yakin akan hal ini Jen?" Jeno mengepalkan kedua tangannya.

" Ya aku yakin, ini demi Jaemin.. Apapun yang terjadi padaku tetap lakukan ya kak."

" Apa maksudmu jen?"

" Tidak.. Kalau begitu aku permisi."

Jeno keluar dari ruangan Jungwoo, ia menuju basement untuk mengambil mobilnya, Jeno menyetater mobilnya dan melajukan mobilnya.

Namun saat di jalan entah kenapa fokus matanya sedikit buram dan membuat Jeno banting stir yang akhirnya menabrak bagian belakang mobil di depannua dan menabrak pembatas jalan secara keras.

Tabrakan itu membuat Jeno terluka parah di bagian kepala dan tulang rusuknya patah, diantara keadaan kritis jeno terjadi perdebatan antara Jungwoo dan keluarga Jeno.

" Kenapa Jeno harus mendonorkan ginjalnya? Dia sedang dalam keadaan kritis sekarang dok!" ucap Ibu Jeno.

" Ini sudah jadi amanat Jeno, aku tak bisa mengingkarinya." Ibu jeno menangis di pundak suaminya.

" apakah jeno bisa selamat?"

" aku tak bisa menjamin seratus persen, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin."

Setelah menunggu keadaan Jeno sedikit stabil, waktunya operasi dua bangkar itu masuk kedalam ruang operasi saru bangkar berisi tubuh Jeno dan satu lagi tubuh Jaemin.

" Bisa kita mulai sekarang?" Tanya jungwoo.

" Ayo."

Ada beberapa dokter spesialis yang menangani operasi kali ini.

Flashback end.

" Kenapa kalian harus bersandiwara kalau jeno baik-baik saja? Hiks!" Ibu Jeno mendekati Jaemin dan memeluknya.

" Maafkan mama, karena mama berbohong padamu.. Ini demi kesehatan dirimu juga Jaem."

" Aku menyesal karena tak bisa berada disampingnya." Jaemin berusaha bangkit walau tertatih dibantu Ibu Jeno ia berusaha mendekati tubuh Jeno, Jeno memejamkan matanya dengan damai wajahnya pucat namun tak mengurabgi ketampanannya.

" Jeno maafkan aku, karena aku kau harus begini. Benar kata banyak orang aku memang merepotkan, seharusnya kau tak pernah bertemu debganku, seharusnya tuhan tak mempersatukan kita." Ucap Jaemin.

" apa yang kau bicarakan Sayang?" Tanya Ibu Jeno.

" Aku selalu merepotkan Jeno, aku selalu membuat susah dirinya. "

" Jeno tak pernah merasa di repotkan, jeno menyanyangimu itulah sebabnya dia selalu berkorban untukmu, daripada menyalahi dirimu terus lebih baik berdoa untuk kesembuhan Jeno."

- - -

Hari demi hari Jaemin terus menunggu Jeno, Jaemin sudah boleh pulang sehingga sekarang ia leluasa untuk bertemu Jeno kapanpun.

" Ini sudah masuk musim dingin, kau pasti kedenginan ya jen." ucap Jaemin, dia membuka syal berwarna coklatnya dan memakaikannya di leher Jeno.

" sudah hangat?" terkadang Jaemin sedih karena Jeno tak bisa menanggapi dirinya, namun Jaemin harus bersabar lebih lagi karena kemarin Jeno sudah bersabar dengan dirinya.

" Jaem, kau harus pulang sudah mau malam." Ajak Yuta.

" sebentar kak, aku masih ingin bersama Jeno."

" Kau bisa menemuinya lagi besok."

" Sebentar lagi saja."

" Baiklah."

Entah kenapa hari ini Jaemin sangat ingin bersama Jeno lebih lama dari yang kemarin, Jaemin ingin terus bersama Jeno malam ini.

Salju pertama mulai turun, Jaemin menyenderkan kepalanya ke tangan Jeno yang ada di kasur sembari mengenggamnya, pandangannya fokus pada jendela yang terbuka, buliran putih itu turun lambat.

Jaemin tersenyum sesekali menatap Jeno, seiring dengan salju yang turun tubuh Jaemin terasa lemas.

" Salju pertama turun, dan doaku selalu sama seperti tahun lalu." Ucap Jaemin pelan.

" Aku ingin terus bersamamu, sampai maut memisahkan." jaemin kembali menyenderkan kepalanya, Jaemin bisa merasakan dinginnya tangan entah karena udara yang semakin mendingin atau karena suhu tubuhnya yang semakin menurun.

Deruan nafas Jaemin semakin memendek, Jaemin tersenyum matanya yang sayu terus menatap Jeno sampai ia menutup matanya dengan pandangan terakhirnya Jeno.

" Jaem ayo kita pulang." Ucap Yuta namun Jaemin tak menyautnya.

" Jaem?" Yuta mendekati Jaemin menepuk bahu Jaemin namun tangan Jaemin jatuh terkulai, Yuta berusaha menahan airmatanya.

Tiiiiittttt.....

" Ya, kalian boleh pulang bersama..."  Jaemin dan Jeno memang pulang bersama, namun ke tempat yang lebih indah dan abadi tanpa rasa sakit.

BREAKING NEWS :
Kabar duka datang dari dunia Entertaiment, Rapper Lee Jeno meninggal dunia.

Meninggalnya Lee Jeno bersamaan dengan sang suami.

[+] Ini benar-benar cinta sejati.
[+] Sehidup semati
[+] Aku ingin menyusul juga!
[+] Rest In Peace
[+] tidak!!!

END

Endd!! Selesaiii!!! tamatt!!! Terimakasih sudah baca dan vote, ku sajikan angst di ff ini wkwkw... See you in next work!! Jangan lupa baca dan vote cerita baruku camaradire..

Sunny Pwark. May 15, 2021.

You And My Illness [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now