20. Test Result

4.3K 577 35
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

—🌙—

Jeno duduk di hadapan Jungwoo yang sedang membaca hasil tes, raut wajahnya sulit diartikan namun sedikit menunjukan kesedihan, apa hasilnya buruk? Atau sebaliknya?

" Gimana kak hasilnya?" Tanya Jeno, Jungwoo menghembuskan nafasnya perlahan.

" Aku udah bilang dari kemarin-kemarin sama Jaemin buat gak terlalu stress dan perhatiin pola hidupnya juga jangan lupa minum obatnya dia masih masa rawat jalan dan belum sepenuhnya sembuh, lagi pula Lupus bukan penyakit yang bisa disembuhkan adapun hanya bisa di perhambat, dan juga jaemin sudah terkena ITP." Jeno menundukan kepalanya, apa ini juga salahnya karena kurang memperhatikan kesehatan Jaemin, wajar juga karena memang Jadwal Jeno yang padat.

" Ini mungkin salah aku juga karena kurang perhatiin kesehatan Jaemin." Ucap Jeno.

" Bukan sepenuhnya salah kamu, ini salah Jaemin juga yang gak nurut dan selalu anggap remeh penyakitnya, aku tau Jaemin lelah sama semuanya hidup yang harus selalu bersapaan dengan Rumah sakit dan obat-obatan, tapi mau bagaimana lagi."

" Jadi gimana hasilnya?" Jungwoo memberiksn dua lembar kertas pasa Jeno, dua hasip tes darah dan USG Jaemin.

" Lupusnya menyerang ginjal, kedua ginjalnya rusak dan kita harus segera menemukan donor ginjal untuk Jaemin, dan selama menunggu Jaemin harus menjalani cuci darah." Jeno mengusap wajahnya kasar.

Jeno keluar dari ruangan Jungwoo, Jeno tau penyebab kenapa Jaemin stress ini karena ulah dirinya juga, kadang memang Jeno menyesal sudah masuk ke dunia entertaiment, tapi mau bagaimana lagi ini juga sebagian dari mimpinya.

Jeno meruntuki komentar jahat yang ditunjukan untuk Jaemin, akibat komentar jahat itu kondisi Jaemin jadi drop dan semakin parah dikarena kan Jaemin stress.

Clek!

Di dalam kamar rawat Jaemin ada Haechan dan Mark yang sedang berkunjung, membawakan buah dan juga beberapa makanan untuk Jaemin.

" Jaem, kok masuk rumah sakit lagi?" Tanya Haechan dengan wajah sedih sembari mengengam tangan Jaemin.

" Kecapean chan." Ucap Jaemin dengan suara sedikit parau, Haechan menoleh menatap Jeno.

" Jeno! Kamu apain baby Jaem sampe dia kelelahan? jangan-jangan kamu gempur dia sampe gini?" Ucap Haechan dengan mengintimidasi.

" Babe!" Peringat Mark.

" Apaan sih chan." Ucap Jaemin.

" Abisisnya aku curiga sama Jeno, dia kan sebelas duabelas sama Mark nih liat aku aja sampe gini." Ucap Haechan sembari memperlihatkan perutnya yang mengelembung berisi bayi.

" Enggak lah Chan, kita mainnya pelan kok, iya kan sayang?" Ucap Jeno santai.

" cih!" Haechan berdecih.

Clek!

Pintu kamar rawat terbuka menapakan dua wanita paruh baya, mereka adalah Mama Jeno dan Mama Jaemin.

" Lho, ternyata ada Haechan sama Mark disini." Ucap Mama Jeno.

" Jadi rame ya." Ucap mama Jaemin.

" Mama." Jeno mendekati kedua mama itu dan memeluknya.

" Jeno ini baju kamu, mama yang ambil di apart." Ucap mamanya, Jeno menerima papreer bag berwarna hijau itu.

" Makasih ma."

" Oh iya, gimana hasil tesnya?" Tanya mama Jeno, Jeno baru ingat bagaimana ia memberi tahu pada keluarganya terutama pada Jaemin.

" Em.. Itu.." Jeno menatap wajah Jaemin yang kelihatan menunggu ucapan Jeno, Jeno meremat jarinya.

" Itu..."

" Jen, Kamu gak berusaha nyembunyiin sesuatu kan?" Ucap mama Jaemin.

" itu ma, H-hasil tesnya.. Lupus Jaemin.. Itu.. Udah nyerang ginjal." Jaemin menghembuskan nafasnya pelan, ia merasa hidupnya tak akan lama lagi.

" Jadi gimana?" Tanya Mama Jeno.

" Kita harus cari donor buat Jaemin secepatnya." Jawab Jeno.

" Mama mau tanya nak, selama ini kamu sering sakit pinggang atau sakit di yang lainnya?" Tanya mama Jaemin sambil mengengam tangan Jaemin, Jaemin yang sudah berkaca-kaca mengangguk pelan sebagai jawabannya.

" Kenapa kamu gak pernah bilang? Kenapa kamu gak pernah bilang kalau kamu lagi sakit? Kenapa selalu saat kamu parah baru kamu kasih tau mama? Mama udah bilang kalai ada apa-apa langsung bilang sayang." Jaemin menangis sekarang, Mamanya memeluknya erat.

" Maafin aku ma, aku cuma gak mau ngerepotin kalian."

" Kamu gak pernah ngerepotin mama, kamu gak pernah ngerepotin siapa-siapa jaem, mama gak mau kalau kamu kenapa-kenapa, mama gak mau kalau kamu ninggalin mama." berkali-kali sang mama mencium kepala Jaemin, Jaemin masih menangis di pelukan sang mama.

" Kamu bahagianya mama, mulai sekarang apapun yang kamu rasa tolong untuk bilang, apapun itu."

" Iya." Ucap Jaemin pelan.

Jaemin melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya, sang mama ikut mengusap air mata Jaemin. Jeno menghapiri Jaemin dan mencium keningnya.

" Aku keluar sebentar ya." Ucap Jeno.

" Mau kemana lagi?" Tanya Jaemin.

" Ada keperluan di agensi, sebentar kok gak lama." Jaemin mengangguk, jeno kembali mencium kening Jaemin sebelum ia keluar dari ruangan.

Jeno berbohong, dia tak pergi ke agensi melainkan ke ruangan dokter jungwoo, Jungwoo yang sedang membaca data-data pasien kaget melihat Jeno masuk kedalam ruangannya.

" Ada apa jen?" Tanya Jungwoo.

" Aku.. Aku—" Jeno berusaha memantapkan dirinya.

"Aku? Aku apa?"

" Aku mau melakukan tes kecocokan ginjal untuk Jaemin." Jungwoo sedikit kaget mendengar perkataan Jeno.

" Kau serius?"

" Iya."

" Kau taukan resikonya, kau tidak boleh kelelahan sementara kau adalah selebriti."

" Ketika aku sudah memutuskan, tak ada lagi yang bisa melarangku. Tolong ini demi Jaemin."

" Baiklah."

TBC

Haiiii!! Apakah ada yang kangen dengan work ini? Apakah ada yang nungguin??? Maaf yaaaa kemarin ku onhold karena ada beberapa part yang ilang dan aku harus nulis lagi hikss.. Yaudah dehh gak banyak cakap, terimakasih sudah baca dan vote.. See u in next chapter pai paii!!

Sunny Pwark. May 8, 2021.

You And My Illness [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang