Part 14: Confused

208 54 31
                                    

Tolong ingatkan
kalau ada typo 😭































"Lalu, apa yang harus kulakukan?" Tanya Daniel dalam kebingungan.

"Apa yang harus kau lakukan? Tentu saja harus mengusirnya." Jawab Jungwon santai, membuat Daniel geram dibuat olehnya.

"Aku tau, tapi bagaimana cara mengusirnya dengan lembut?

Jungwon mengelus dagunya pelan, ia memikirkan bagaimana cara untuk mengusir Heeseung secara tidak langsung.

Namun tanpa membagikan pendapat pada sahabatnya, Jungwon langsung berjalan santai menuju Heeseung yang sedang tertunduk.

"Hyung mengapa diam saja disini?" Tanya Jungwon pada Heeseung.

"Menunggu Jay." Jawab Heeseung singkat.

"Untuk apa menunggunya? Hari sudah malam, lebih baik hyung pulang dan istirahat."

"Dengan keadaan seperti ini mana bisa aku istirahat?" Respon Heeseung yang terkesan 'sewot' sambil menatap Jungwon, membuat Jungwon terpenjat kaget olehnya.

"O-oh, baiklah." Jungwon berbalik badan, lalu ia menggelengkan kepalanya menatap Daniel tanda bahwa ia gagal.

Jungwon berjalan mendekati Daniel yang memasukkan kedua tangan pada mantel yang ia pakai. "Apa yang harus kita lakukan?"

"Aku tahu." Ucap Daniel yang melakukan hal yang sama dengan Jungwon, ia pergi meninggalkan Jungwon begitu saja tanpa membagikan pendapatnya.

"Hyung?"

Heeseung mendongakkan kepalanya keatas, agar dapat melihat wajah seseorang yang memanggilnya. "Ah, Daniel."

"Hyung, apa hyung mau jalan-jalan sebentar?" Tanya Daniel hati-hati.

Heeseung menoleh menatap Daniel. "Mengapa tidak dengan Jungwon? Dimana dia?"

"A-ah, entahlah. Jungwon sudah kucari dimana-mana, tapi aku tetap tidak menemukannya." Jawab Daniel gelagapan, membuat Heeseung memicingkan matanya curiga.

"Dia baru saja kemari menemui ku." Ucap Heeseung yang tidak mengalihkan perhatiannya dari menatap Daniel.

"Ada apa ini? Apakah kalian merencanakan sesuatu?"

Daniel semakin salah tingkah mendengar pertanyaan tersebut. Ia bingung bagaimana menjawabnya. "M-merencanakan apa?" Jawab Daniel yang berusaha tenang, walau keringat mengalir membasahi sedikit tubuhnya.

Heeseung mengalihkan pandangannya menuju ponsel yang ia genggam. "Apapun rencanamu, jangan harap aku mengikutinya." Ucap Heeseung ketus, lalu kembali memainkan ponselnya.

"Hah..." Daniel menghela nafasnya pelan. Ia berfikir, jika ia tetap duduk di samping Heeseung, mungkin Heeseung tidak akan curiga jika sebenarnya Daniel dan Jungwon memang merencanakan sesuatu.

"Aku tidak ingin kemana-mana karena aku sudah pernah merasa kehilangan. Kau tahu?" Ucap Heeseung yang memulai topik pembicaraan.

Daniel menoleh menatap Heeseung. Dia tertarik dengan topik kali ini. "Kehilangan?"

"Bukan kau saja yang pernah kehilangan, hyung. Aku juga merasa ada sesuatu yang hilang dari diriku, tapi aku tak tahu apa itu..."

Heeseung menganggukkan kepalanya. "Sebenarnya bukan ditinggalkan selamanya. Hanya saja..."

"Apa?" Daniel dibuat penasaran oleh kalimat Heeseung yang dibuat menggantung.

"Hanya saja ibuku mengidap penyakit Skizofrenia Paranoid. Ia dirawat di rumah sakit jiwa selama 4 tahun lamanya. Itupun ayahku tidak mengunjunginya sama sekali..."

A Special Leaf for Daniel Kim || I-LAND ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang