Jam 05.00 Rain sudah bangun sungguh ini pertama kalinya Rain bangun se pagi ini. Dirinya aja bingung kenapa ia bisa bangun pagi dengan mudah tanpa bantuan alarm atau teriakan-teriakan orang yang mencoba membangunkannya.
Rain mendengar seperti orang masak di dapur. "Pasti Mamah lagi masak"
Dengan semangat Rain turun ke lantai satu menuju dapur dan benar dugaannya Sarah sedang sibuk masak sendiri.
"Pagi Mah" sapa Rain
"Pagi Rain."
"Mamah masak sendiri?"
"Iya"
"Aku bantuin ya"
"Boleh"
Sarah tersenyum. "Tolong potong tempe itu ya" pinta Sarah langsung di kerjakan Rain.
"Mamah nggak ada pembantu?" tanya Rain dengan tangan masih sibuk memotong tempe.
"Ada sih tapi lagi cuti seminggu" Rain menganggukkan kepalanya paham.
Setelah beberapa menit berkutik di dapur Rain dan Sarah selesai memasak menu untuk sarapan.
"Kamu siap-siap sekolah gih, sekalian bangunin Julian sama Juan ya, biar Mamah yang siapin di meja" ucap Mamah Sarah mengambil alih piring yang dibawa Rain.
"Iya Mah"
Rain berlari kecil menaiki tangga lalu membuka pintu kamar Julian tanpa mengetuk terlebih dahulu. Hal pertama yang ia lihat adalah Julian tidur dengan bantal menutupi wajah tampannya.
"Bangun Ian" ucap Rain sembari menyingkirkan bantal yang ada di muka Julian
Tak ada tanda tanda Julian akan bangun. Rain menggoyangkan tubuh Julian. "Ian" teriaknya
Julian membuka matanya lalu tersenyum manis ke arah Rain yang memasang wajah kesal. "Pagi cantik"
Rain memutar bola matanya. "Cepat mandi, nggak usah senyum senyum gitu deh ngeri tau" ucap Rain lalu berjalan ke luar kamar.
Rain menghela nafas panjang ketika melihat tulisan yang terpasang di pintu kamar Juan.
*HANYA ORANG WARAS YANG BOLEH MASUK.*
"Yang punya kamar aja belum tentu waras pake nulis hanya orang waras aja yang boleh masuk. Dasar bocil" guman Rain
Rain membuka pintu kamar Juan ia heran melihat keadaan kamar Juan yang sangat beda jauh dari kamar Julian. Kamar Julian lebih rapi sedangkan kamar Juan sangat berantakan barang barang tak berada di tempat yang seharusnya, bekas makanan ringan tercecer di atas lantai, dan lemari baju terbuka lebar dengan isi yang sangat berantakan.
"Calon adik ipar gue ya ampun, menggenaskan sekali" guman Rain sambil geleng geleng kepala.
"Oy bocil BANGUUUNNN!" teriak Rain sembari menyingkirkan selimut yang menutupi semua tubuh Juan.
Juan membuka matanya lebar karna terkejut, nyawa belum terkumpul sepenuhnya ia masih belum menyadari kalau yang membangunkannya adalah Rain.
"Oy" teriak Rain membuat Juan langsung menoleh ke arahnya.
Mata Juan melotot lalu melihat keadaan kamarnya. "Astaga ngapain lo kesini sih kak, gue kan malu ihhh"
YOU ARE READING
I'm not crazy (Revisi)
General Fiction●Seorang anak genius dianggap gila dan dibawa kerumah sakit jiwa oleh kedua orangtuanya sendiri. ●Anak kembar perempuan yang tak mendapat kasih sayang dari keluarganya. Merasa dibodohi dengan keluarganya yang berakhir dibuang. ●Begitu harmonis persa...
