Seokjin mengerjap, "Kenapa begitu?"

"Dia khawatir seseorang akan menemukan apa yang sudah dia lakukan, dia menjauh dari istana untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk, dan ketika kemungkinan terburuk itu terjadi, dia sudah jauh dari istana dan bisa bersembunyi." Namjoon mengangkat bahunya, "Itu adalah strategi yang bodoh, menurutku, karena dia justru mengatakan kepada seseorang yang curiga bahwa dia bersalah. Tapi kurasa itu yang bisa dilakukan oleh seseorang yang terbiasa dengan semua orang menuruti perintahnya."

Seokjin terperangah, "Oh, wow, aku tidak berpikir ke sana."

Namjoon tersenyum, "Jika kau berhasil mengumpulkan bukti-buktinya, kita bisa segera menggeser Menteri Kwon dari jabatannya." Namjoon melipat tangannya di depan dada, "Menurutmu siapa yang bisa menggantikan Menteri Kwon?"

Seokjin mengangkat bahunya, "Terlalu banyak yang dipertaruhkan untuk menyerahkan posisi Menteri Kwon pada orang lain, aku masih belum yakin, tapi aku akan mempertimbangkan beberapa nama jika memang aku berhasil membuktikan Menteri Kwon bersalah."

Namjoon mengangguk, terlihat cukup puas dengan jawaban Seokjin. "Kalau begitu kurasa kita harus berkemas karena besok kita akan kembali ke istana, bukan?"

Seokjin mengangguk, dia bergerak bangun dari posisinya yang sebelumnya duduk di tempat tidur dan menghampiri meja riasnya. "Pelayanku sudah membereskan pakaianku, aku hanya perlu membereskan barang-barang di meja ini."

Namjoon memperhatikan saat Seokjin bergerak mengemas beberapa pin enamel milik kerajaan yang terbuat dari emas dan batu mulia asli ke dalam sebuah kotak perhiasan yang terbuat dari kulit dengan lapisan dalam dari kain beludru halus. Namjoon sudah tahu bahwa kerajaan kecil tempatnya tinggal ini adalah penghasil batu mulia yang berharga, dan tiap pangeran mengenakan batu itu di aksesori mereka.

Sang Raja adalah satu-satunya anggota keluarga kerajaan yang diwajibkan untuk memakai mahkota jika keluar dari istana, para pangeran serta puteri di kerajaan ini tidak diwajibkan mengenakan mahkota. Sejak Ratu tidak lagi berada bersama mereka di keluarga kerajaan, Namjoon tahu Raja Shin mengambil alih urusan mendidik orangtuanya dan itu membuat para pangeran tumbuh menjadi sangat dekat.

Namjoon tidak memiliki aksesori dari batu mulia seperti Seokjin kecuali badge yang dia dapatkan dari karirnya selama di militer, Namjoon bukan penggemar perhiasan. Seokjin mengatakan pihak istana yang mengurus bagian pakaian mereka akan mulai memberikan pakaian-pakaian baru untuk Namjoon, Namjoon bahkan memiliki janji dengan penjahit istana di pagi pertama dia tiba di istana.

Seokjin mendongak dari kegiatannya mengemas aksesorisnya dan menatap Namjoon, "Kenapa?"

Namjoon tersenyum tipis, "Tidak, hanya memikirkan betapa berbedanya hidupku sekarang setelah menjadi anggota keluarga kerajaan."

Seokjin tertawa, "Oh, ya, kau memiliki janji dengan penjahit istana, 'kan?"

Namjoon mengangkat bahunya, "Kurasa itu bukan masalah, mereka hanya akan mengukur tubuhku, bukan?"

Seokjin terkikik pelan, "Tidak, mereka akan memberikanmu katalog kain dan kau diminta memilih kain apa dan warna apa yang kau kehendaki untuk pakaianmu." Seokjin tersenyum lebar, "Penjahit istana sangat berdedikasi pada pekerjaan mereka dan mereka tidak akan membiarkanmu pergi tanpa kain dan warna yang kau kehendaki untuk pakaianmu."

Namjoon mengangkat sebelah alisnya, "Mereka melakukan itu?"

Seokjin mengangguk, "Kau pikir kenapa aku dan saudaraku memiliki perbedaan yang cukup mencolok dalam urusan pakaian? Itu karena kami menentukan warna pakaian kami dan semua material yang akan digunakan dalam membentuk pakaian itu." Seokjin mengangkat salah satu cincin dari deretan aksesorisnya, "Dan setelah itu jeweller istana akan menyiapkan aksesoris yang tepat untuk tiap pakaian yang diberikan."

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora