DAMIANOS #4
• RESPEK SEDIKIT, MUSTAHIL TAKUT! •
-o0o-
Garendra Marcelino Mandratama, ketua Geng Motor Damianos, menyimpan luka di balik tatapannya yang tajam dan dingin. Ia adalah putra dari pemilik SMA Mandratama, yang disegani karena ketampanan da...
"Gar! Garen! Berhenti Gar, ck, berhenti gue bilang!" Teriak Alesha kepada Garen yang masih berjalan angkuh didepannya. Sungguh sekarang Garen terlihat sangat menakutkan dari biasanya.
Bruk!
"Awsh!" Ringis Alesha pelan sembari memegangi lututnya.
Tanpa sengaja Alesha menginjak tali sepatunya sendiri, jadilah gadis itu terjatuh ke lantai dengan lututnya yang lumayan terasa nyeri dan sedikit terluka.
Garen menghentikan langkahnya. Ia mendengus pelan, lalu ia berbalik menatap Alesha. Ia telah membuat gadisnya terluka.
"Lo nggak apa-apa?" Tanya Garen membantu Alesha berdiri.
"Awsh, pelan-pelan!" Ringis Alesha ketika dibantu berdiri dari jatuhnya.
"Gue obati luka lo," ucap Garen.
"Nggak perlu, gue nggak apa-apa." Jawab Alesha menatap dalam Garen yang masih termenung dihadapannya.
"Sorry, gara-gara gu--"
"Nggak perlu minta maaf, gue tau posisi lo," potong Alesha.
"Bolos sama gue, yuk?" Ajak Garen sembari memasukan kedua tangannya didalam saku celananya.
"Nggak! Gue tak--" ucapan Alesha terpotong ketika Garen dengan cepat menggendong Alesha seperti membawa karung beras.
"Gar, gila lo! Lepasin, malu dilihat orang!" Pekik Alesha terkejut.
"Diem!"
"GAR LO GILA, YA! DASAR LO COGIL! NYE--"
"Diam! Atau kalau nggak, gue cium lo didepan semua orang!"
- g a r e n d r a -
"Kenapa kita harus di Rooftop? Jelek, banyak sampah!"
"Tempatnya enak buat bolos." Jawab Garen enteng sembari menarik Alesha untuk duduk di sampingnya.
Terjadi hening untuk beberapa saat, tidak ada yang membuka suaranya, keduanya masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kenapa lo berantem sama, Juna? Kalian itu teman, bahkan udah lama, kalau terjadi apa-apa sama lo atau dia, gimana?" Akhirnya gadis itu berani membuka suaranya.
"Lo khawatir sama gue?"
"Ck, bukan cuma sama lo, sama Juna juga!"
"Urusan cowok, lo nggak akan paham." Jawab tangan Garen terangkat, menyingkirkan sehelai rambut Alesha yang menutupi wajahnya.
"Gara-gara gue?" Tebak Alesha.
"Bukan."
"Lo bohong, Gar! Gue tau ini pasti gara-gara gue, salah gue!"
"Bukan, Sha."
"Lutut lo, masih sakit?" Lanjut Garen, mengganti topik yang sedikit mengganggunya.
"Udah mendingan, sedikit ngilu kalau dipakai buat jalan."
"Jadi, lo minta gue gendong lo terus?" Ujar laki-laki itu tersenyum tipis.
"Gue nggak bilang, ya! Lo jangan sok tau deh!"
"Gue tau, lo ngode gue."
"Please, deh Gar, jangan sok tau!"
"Sha?"
"Ya?"
"Gue, sayang sama lo," ucap Garen tiba-tiba, entah apa yang membuat dirinya ingin mengatakan kalimat itu.
Blush!
Pipi gadis itu merona bak kepiting rebus. Yang benar saja, ia baru saja salah tingkah, dengan Garen?
"Masa, lo yakin?" Tanya Alesha berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
"Lo cantik, kalau lagi salah tingkah," ujar Garen.
Alesha mendelik kearah Garen. Dengan cepat Alesha memukul lengan Garen sedikit keras. "Jangan nyebelin!"
"Sha," panggil Garen lagi.
"Apa lagi, hah?! Lo mau ledek-ledek gue lagi!" Marah Alesha.
"Jangan pernah lo tinggalin gue dalam keadaan apapun, gue nggak bisa kehilangan seseorang, lagi. Apapun itu, ketika ada masalah jangan pernah ada kata putus, diantara kita." Ucap Garen panjang lebar.
"Lo janji?" lanjut Garen.
"Hm," jawab Alesha, gadis itu hanya menatap Garen, namun tatapan itu tak ada arti apapun.
"Lo nggak keberatan?"
"Keberatan apa?"
"Kalau gue sayang sama lo?" Jawab Garen.
"Selagi bukan sebagai Arizka, gue gak!" Alesha semakin salah tingkah dibuatnya. Laki-laki itu, benar-benar menyebalkan!
Cup
Garen mencium pipi Alesha tiba-tiba. Alesha yang diperlakukan seperti itu semakin membelalakkan matanya, mematung ditempat, gila benar-benar gila.
"Kalau gue sudah merasa pantas buat lo, baru yang ini," ucap Garen sembari mengusap bibir Alesha.
GAREN LO BUAT GUE GILA! Dan buat gue pengen bunuh lo, deh.
"Gimana kondisi, jantung lo?" Tanya Garen terkekeh pelan, melihat Alesha seperti ini, ia jadi sedikit merasa senang.
"Garen! Pipi gue udah nggak suci lagi?!" Pekik Alesha. Gadis itu hendak memukul Garen, namun laki-laki itu sudah berdiri dan berlari kecil meninggalkan Alesha.
Alesha menatap datar kepergian Garen. Ia tak berusaha mengejarnya.
Alesha memegangi pipinya. Menatap kepergian Garen dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Senyuman yang baru saja terbit perlahan memudar. Alesha mengusap kasar pipinya.
Tatapan yang semula terlihat menenangkan itu perlahan berubah dengan tatapan yang menajam.
"Brengsek, lo brengsek!"
- Garendra -
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Garen
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.