65

57 11 0
                                    

"Jepang masih menjaga pelabuhan disana," Mr. Naismith mengantar kepergian keduanya, "James akan menemani kalian, setidaknya sampai di kamp atau ketika kalian sudah bertemu dengan keluarga kalian."

Donghyun mengangguk paham, kopernya ia angkat, bersama dengan koper Hyunmi. Anak itupun membawa teddy bear pemberian Mrs. McCoy, memeluknya erat dan hanya berdiri disebelah Donghyun. Berpamitan, namun tak merasa ia meninggalkan sesuatu disana. Kecuali teman-temannya di sekolah itu.

"Titipkan pada Letizia Alessio," Hyunmi memberikan sebuah surat pada Mr. Reoch, "Katakan, Cherry akan menunggu hadiahnya."

Mr. Reoch menyayangkan keputusan deportasi untuk kedua orang ini, Hyunmi seharusnya masih bisa ditahan di sana, mengasah bakatnya dengan fasilitas yang cukup. Tapi ia sendiri mengatakan ia akan terus bersama Donghyun, jadilah pemotongan atas waktu hukumannya, berakhir dengan deportasi juga.

"Kita memenangkan pengadilan, tapi juga harus menerima hukuman."

"Biarkan monster bertindak sesukanya, kuharap keluarga mereka dimasa depan mengalami apa yang kami alami." Hyunmi memperbaiki ranselnya, "Apa uang sepenting itu? Daripada hukum dan kejahatan maksudku."

"Karena itu belajar dengan sungguh-sungguh, kau bisa mengubah dunia dengan ini." Mr. Reoch menggenggam tangan Hyunmi. "Ingatkan dirimu tentang semua yang pernah terjadi, aku harus bilang kau cukup angkuh untuk ukuran anak-anak."

Hyunmi tertawa kecil, "Itu menyenangkan."

"Tapi tidak sesuai usiamu, meskipun kau bosan setengah mati dengan kawan-kawanmu sendiri... setidaknya sapa mereka, jika kau tak mau mengenal orang-orang dari berbagai usia, itu bisa membuatmu kesulitan sendiri. Aku yakin kau bahkan tak tahu cara membuka pembicaraan."

Hyunmi mengangguk, "Yah... apa aku harus membicarakan pangeran dimasa depan? Aku menyimak tapi tak pernah mengerti kenapa mereka membicarakan itu."

"Mungkin seperti itu? Kau jenius dan gunakan untuk hal yang baik, jangan hanya disimpan. Kelak, kau akan melihat lebih banyak lagi orang-orang yang lebih buruk. Dan lebih banyak lagi orang-orang yang lebih lemah. Kau boleh tidak peduli dan mengurus dirimu sendiri, tapi jangan biarkan dirimu melakukannya pada semua orang."

Sesaat, Hyunmi terpana sendiri dengan Mr. Reoch, "Anda tahu banyak hal, Mr. Reoch."

"Langkah pertama untuk bersinar adalah... buat semua orang mencintaimu, tanpa mempedulikan mereka memanfaatkanmu atau tidak. Blaise ada disisimu, dan aku cukup terkejut melihat bahwa ia punya banyak firasat untukmu. Dengarkan, salah atau tidak, hanya kau yang tahu efek dari perkataannya."

Mengangguk lagi. "Apa aku bisa sepertimu nanti?"

"Kau akan lebih hebat dariku." Mr. Reoch mengacak rambut Hyunmi, membiarkannya berlari ke arah Donghyun, "Sampai jumpa nanti, Cherry!"

"Sampai nanti!" Hyunmi melambaikan tangannya, kemudian mengikuti Donghyun memasuki kapal. Keduanya langsung menuju kabin untuk meletakkan bawaan mereka, setelahnya ke geladak utama untuk memberi lambaian terakhir.


~Another Love~


Donghyun mengeryit, bacaan apa ini? Sedari tadi ia hanya membolak-balik halamannya, mencoba memahami apa yang tertulis disana.

"Mama~ ayo ambil mak—baca apa?" Hyunmi melupakan niatnya segera, ikut duduk disebelah Donghyun,

"Ini bahasa apa?" Donghyun menutup bukunya, menggeleng pusing, "Hyunmi punya bahasa baru lagi?"

"Itu bahasa Rusia, Mama. Memang agak sulit," Hyunmi nyengir, memeluk perut Donghyun erat. Ceria tergambar di wajahnya, "Mama... menurut Mama... Hyunmi bisa jadi apa kalau besar nanti?"

Another Love || PacadongWhere stories live. Discover now