11

88 11 0
                                    

Tentu saja, tujuan utama Youngmin adalah desa bagian timur. Tapi ia cukup tahu diri untuk tidak mencolok dengan seragam tentara. Juga memilih hutan untuk mempercepatnya sampai di tujuan.

Ia membawa beberapa hadiah untuk Hyunmi, juga sebuah kain untuk Donghyun. Mungkin saja dia punya ide untuk menjadikannya sebagai bantal. Atau malah gendongan baru untuk Hyunmi. Pemuda Im itu tersenyum kecil, pikirannya dipenuhi terkaan bagaimana ekspresi Donghyun nanti.

Apa dia mengingatnya? Apa Hyunmi mengingatnya juga?

Bayi itu hanya melihat Youngmin sebentar. Sebab setelahnya ia tertidur pulas di punggung si pemuda Kim.

Perjalanan ke Timur tidak begitu mengerikan jika berangkat dari kamp, ada beberapa rumah dan ladang luas dalam perjalanan. Ia bisa menumpang barang sehari dan memberi beberapa barang sebagai tanda terima kasih.

Tadinya, ia pikir akan butuh tenaga lagi untuk berjalan menuju desa, tapi karena ia melewati hutan, yang pertama kali menyapa adalah gubuk mungil yang tersudut. Dekat dengan sebuah lapangan yang ia kira-kira sebagai tempat bermain. Youngmin sampai ketika malam hari, wajar saja kalau penglihatannya sedikit memburuk. Sehingga yang dilakukannya hanyalah berjalan dengan hati-hati untuk menghampiri gubuk mungil itu.

Jika bagian desa terlihat begitu terang dengan api dan beberapa lampu. Gubuk mungil ini seperti kunang-kunang di tengah lapangan. Redup dan menyiratkan kesendirian.


~Another Love~


Donghyun lega luar-biasa ketika gubuk mungilnya jadi. Kini ia berpikir untuk membangun sebuah gudang penyimpanan berukuran kecil untuk makanannya dan Hyunmi. Setelah berdiskusi dengan para ketua desa, ia diizinkan untuk memiliki penyimpanannya sendiri.

Hyunmi kembali ia bawa bekerja. Dan bayi itu mengoceh ribut kalau sudah melihat Donghyun tengah merawat seekor kambing, jemarinya akan sibuk bergerak. Lengannya menjulur, memohon pada sang pemuda untuk berputar sedikit.

Tak jarang juga bayi itu terkikik geli ketika ia berhasil menyentuh kambing itu. Meski sebenarnya anak itu tak mau membiarkan kakinya kotor. Sehingga lantai rumah adalah satu-satunya daratan yang mau dipijak Hyunmi.

Sekali, Donghyun mencoba menurunkannya untuk menginjak rumput, dan bayi itu langsung histeris tak karuan. Berakhir dengan ia yang harus membujuknya dengan susu sapi hasil beli di keluarga Jung. "Hyunmi mau kesana?"

"Hngg~" tolak si bayi, ia sedang duduk manis di pangkuan Donghyun. Mendengarkan pemuda itu bercerita tentang kembarannya lagi. Cerita yang diulang 17x bahkan lebih, namun ia tak pernah bosan.

Soal kepalanya yang bocor karena dihantam Taehyun menggunakan patahan kayu balok. Waktu itu mereka berniat main perang setelah mendengar cerita seseorang yang baru pulang dari Eropa. Menggunakan patahan kayu balok ringan sebagai pengganti pedang, dan habislah Donghyun di tangan kembarannya.

Ia bahkan ingat Taehyun harus mengambil separuh pekerjaan Donghyun sebagai hukuman. Sementara si bungsu Kim itu akan menyerahkan sedikit dari makanannya untuk Taehyun yang porsi makannya bertambah.

Malam itu, ketika Youngmin menangkap keberadaan gubuk mungil Donghyun. Si pemilik sedang berada di pintunya, menyandari kusen pintu sembari menatap bulan yang terlihat separuh dilangit malam. Samar suaranya tertangkap si pemuda Im.

"Selamat malam," sapanya.

Another Love || PacadongWhere stories live. Discover now