29

77 11 0
                                    

Donghyun tidak tahu berapa lama sudah perjalanan mereka. Hari-harinya hanya digunakan untuk mengajari Hyunmi bicara, lalu datang seorang pemuda baik-hati yang mengajarinya membaca.

Mengajari Donghyun, bukan Hyunmi.

Buku pertama Donghyun adalah sebuah buku saku tebal yang ia sendiri tak tahu apa itu. Tapi si pemuda mengatakan itu adalah Tom Sawyer yang terkenal. Donghyun harus membaca bukunya!

Yang jadi masalah adalah, buku ini menggunakan Bahasa Inggris, Donghyun saja belum bisa membaca latin. Ia jadi tambah kebingungan ketika menyadari bahwa tulisan dan pengucapannya sedikit berbeda.

"Ini can," Donghyun menunjuk salah satu kata, "Can yang seperti Mingchan, kan?"

"Bukaaann~" si pemuda menahan gemas, "ini bacanya ken, seperti itu."

"Tapi tulisannya seperti ini? Kenapa bacanya berbeda?"

Donghyun lebih cerewet rupanya. Pemuda itu pelan-pelan mengajari, lumayan juga membunuh waktunya. Lalu ia akan membuka buku anak-anak yang dibawanya, "Spelling, ingat kemarin apa itu spelling?"

"Perasaan?"

"Itu feeling."

"Mam," Hyunmi menginterupsi keduanya, tampaknya ia bosan melihat Donghyun yang salah terus-terusan. "Um!"

Pemuda itu tertawa, "Kau belajar ini saja ya?" ia sodorkan buku yang lain,

"Kenapa kau membawa buku sebanyak ini ke Korea?" Donghyun memangku Hyunmi, sementara bayi itu sudah sok serius dengan aneka gambar dihadapannya.

"Aku ingin mengajari anak-anak desaku," pemuda itu mengenang masanya, "tidak semua, tapi ada satu yang benar-benar antusias. Dia menghampiri rumahku setiap hari untuk belajar, dan mengatakan dia ingin menyusulku jika ia bisa."

Donghyun tertegun, "Kau seorang ilmuwan?"

"Guru, tepatnya. Aku juga mempelajari banyak hal di Inggris, kau tahu? Disana kereta bisa masuk kedalam film!"

"Apa itu film?"

"Yang ukurannya seperti ini," pemuda itu mencontohkan, "aku ingin belajar seperti itu juga!"

"Apa saja yang bisa masuk?" Donghyun sedikit antusias,

"Mereka bisa memasukkan kereta kedalamnya!"

"Kereta kan besar sekali!" Kali ini ia sedikit terlonjak—mengganggu Hyunmi yang sibuk mengamati beragam hewan, "Woah! Aku jadi tidak sabar."

"Makanya ayo belajar," pemuda itu kemudian mengamati Hyunmi, "anakmu serius sekali ya? Dia bisa membaca?"

"Tidak?" Donghyun menunduk, memperhatikan Hyunmi. "Dia belum bisa... tapi pertumbuhannya begitu cepat."

"Benarkah?" Pemuda itu terkejut, "Aku belum pernah bertemu, yang seperti dia akan menjadi wanita cerdas."

Hyunmi mendongak ketika sadar, menatap kedua pemuda yang bersamanya itu. Manik coklatnya membulat lebih lebar, bertanya-tanya lewat sana.

"Coba seperti ini." Pemuda itu menutup buku yang dipegang Hyunmi, "Carikan aku polar bear."

Si kecil mengulurkan tangannya, berusaha membuka lembaran buku. Namun malah terpeleset sendiri dan akhirnya menatap Donghyun—minta pertolongan.

Si pemuda Kim mengangkat alis, "Apa aku boleh membukanya?"

"Tak masalah, sepertinya dia hanya minta tolong untuk membuka halaman."

Hyunmi terdiam setelahnya, menepuk punggung tangan Donghyun sebagai tanda ia minta pindah halaman. Sedikit lama, sampai akhirnya ia menatap pemuda di seberangnya. Menunjuk satu gambar.

Polar bear.

Another Love || PacadongWhere stories live. Discover now