Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ioan memang memenuhi kebutuhannya dan anaknya bahkan ia mempercayakan sebuah kafe untuk ia urus beberapa pegawai sepertinya "Kau ingin makan sesuatu?" "Tidak, aku tidak lapar" "Jadi kenapa kau kemari, ini bukan hari laporan penghasilan kan?" "Aku hanya ingin melihatmu" muka Jonathan sudah semerah tomat, ia segera membekap mulut Ioan "Apa kau gila, bagaimana kalau mereka mendengar mu" Ioan menggedikkan bahunya.
Jonathan menelan ludahnya kasar dan matanya memandang sekeliling, ia mengekor Ioan sambil menggendong putranya
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ayahku akan menemanimu sampai aku kembali kau jangan khawatir, aku ada masalah sedikit dikantor hmm?" "Tapi Ioan?" "Nak" Jonathan berbalik "Ayah aku kembali kekantor sebentar aku titip mereka" "Ayo nak kita makan siang sama sama?!" "Ah iya tuan" Ia menoleh melihat Ioan sampai menghilang dibalik pintu.
Makan siang berjalan kaku sesekali ayah Ioan bertanya pertanyaan ringan berbeda dengan sang ibu yang memandangnya dingin, Jonathan menggendong putranya melihat sekeliling di ruang keluarga hingga ibu Ioan masuk dan melemparkan segepo uang kepadanya
"Kau ingin uangkan? Ambil itu dan menghilang dari kehidupan putraku" Jonathan mengambil uang itu dan meletakkannya diatasa meja "Saya permisi nyonya, terima kasih atas makan siangnya" Jonathan pergi ia berpapasan dengan Ayah Jonathan "Saya pulang tuan, terima kasih" "Tapi, nak tunggu" Jonathan bergegas pergi dan pergi dengan taxi apa yang ia harapkan itu hanya mimpi.
"Kau pergi begitu saja?" "Ya, aku memang miskin tapi bukan menginginkan harta mereka dan semua bukan keinginanku aku akan membayar semua uang yang Ioan keluarkan" "Itu uang yang besar Jonathan"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku tahu inilah kenapa aku kembali kemari, Bos" "Baiklah Nak ambil ini" "Uang milik Ioan masih disimpan" "Saya akan mengembalikan kepadanya dan sisanya saya bayar menyicil" "Jonathan, kau sudah seperti saudaraku aku akan membantumu" "Kau memang baik Bos" Jonathan mengambil uang itu dan ia mengirim sendir uang itu dititipkan kepada sekretaris dan Ioan terkejut apalagi ia sudah membaca nota didalam amplop.
Jonathan menyeka keringat dengan lengan pakaiannya semua sudah dikotak ia akan pindah kerumah orangtuanya yang sudah lama kosong, ia meramas pakaiannya diperutnya memejamkan matanya berharap rasa sakit hilang setelah beberapa kali ia rasakan sebulan ini "Jonathan, buka pintu aku tahu kau didalam aku tahu apa yang terjadi"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Langkah kecil menghampirindan susah payah membuka kunci ia hanya anak umur lima tahu hingga pintu terbuka "Dimana ayah, Nak?" "Paman, ayah tidul" "Oh ya boleh paman masuk? Bocah berpipi gembul itu mengangguk "Ayah tidur dimana?" "Lantai dapul" "Apa?" Ioan panik dan berlari kedapur dan benar saja Jonathan memang terbaring dilantai dapur tidak sadarkan diri.
Ayahnya menghampiri Ioan dilorong rumah sakit dan ia mengambil anak Jonathan dari gendongan Ioan dan sang ibu hanya diam saja "Bagaimana keadaannya?" "Dokter masih memeriksanya didalam" "Kuharap ia baik baik saja" "Ini semua salah ibu, ibu sudah keterlaluan ia tidak pernah meminta sepeserpun tapi aku yang memberinya" "Dokter, gimana"ayah dan anak mendekati dokter yang baru keluar "Selamat ya tuan Ioan anda akan menjadi ayah" "Ayah kau dengar itu? "Aku akan punya dua cucu" teriak ayah Ioan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ioan kumohon lupakan saja" "Tidak Jonathan aku sudah berjanji" "Kau kan tidak tahu alasannya" "Ibuku tidak setuju? Ayah disisi kita" "Tetap saja" Ioan memukul setir mobilnya dan memandang Jonathan yang takut "Jonathan" "Jangan sentuh aku" "Jonathan ini aku bukan dia" "Kau akan memukulku juga seperti dia" Jonathan membuka pintu mobil dan berlari kerumahnya.
Jonathan mengejar putranya mereka sedang ditaman "Ayah aaaaaa" "Ini buka mulut yang lebar, pesawat mau mendarat" keduanya terkekeh hingga terhenti mendengar namanya dipanggil "Jonathan" "Eh nyonya apa yang anda lakukan disini?" "Aku ingin bicara denganmu" "Ah silahkan" "Anak yang pintar" "Terima kasih, nyonya" Keduanya semakin akrab sesekali tertawa dan bahkan anaknya berpangku dengan ibu Ioan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku bilang aku tidak mau ibu" "Ayolah nak untuk yang satu ini kau pasti suka" "Ibu tahu darimana" "Kau harus bertemu dengannya" "Bu aku......" "Ioan" "Jonathan kau dan ibu?" "Kau menolakku" "Bukan begitu tapi kupikir itu bukan kau" "Jadi bagaimana kau mau menolak yang ini?" Ibunya memegang pundak Jonathan "Ish ibu kalau yang ini aku mau" "Nah ginikan enak dilihatnya" siibu menepuk pundak suaminya.