Chapter 03

170K 21.3K 3.4K
                                    

Alma melempar tasnya ke kursi, lalu merebahkan diri di kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alma melempar tasnya ke kursi, lalu merebahkan diri di kasur. Ia menarik guling yang berujung menjadi samsak kekesalannya. Ia terus merutuk dalam hati, mengumpati kesialan-kesialan yang ia alami hari ini. Bangun kesiangan, tidak sempat sarapan, tabrakan dengan laki-laki aneh di koridor sekolah, dan adegan drama horror di kantin saat ia diculik oleh laki-laki yang bertabrakan dengannya tadi. Belum lagi, ia malah pulang sekolah bersama laki-laki aneh itu. Mood Alma benar-benar diuji hari ini.

"KAKAAAK!"

Alma yang masih terbaring langsung memiringkan kepalanya ke arah pintu. Darel—Adiknya—masuk ke kamarnya.

Tidak bisa dibantah oleh siapapun, tatapan Kakaknya jika sedang marah sangat-sangat mudah membuat nyali orang ciut. Darel meringis, bertanya, "Eh eh eh—kenapa ni kok ngelihat guenya kayak kesurupan Kuda Lumping?"

"Pergi ke mana sih lo?!" todong Alma diiringi lemparan guling yang meleset.

Darel berdecak seraya merangkak naik ke kasur Kakaknya. "Pergi sama bang Leon lah. Kan gue udah bilang tadi."

"Gara-gara lo lebih milih pergi sama Leon, sekarang bokong gue jadi nggak perawan lagi tau nggak?!"

"HAH?! SIAPA YANG BERANI MERAWANIN BOKONG LO?!"

Alma mendengus, lalu memeluk guling dengan bibir mencebik. "Jok mobilnya Saver!"

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh mulu ah!" kesal Alma melempar bantal.

"Saver siapa, Kakakku sayang cantik cinta?!" tanya Darel lembut.

"Ck! Itu loh temennya si Leon yang paling ganteng sendiri," jelas Alma jujur, toh Adriel memang tampan. Lagipula, sepertinya itu ciri-ciri yang akan lebih mudah Darel pahami.

Darel terdiam sejenak, mengingat wajah-wajah teman Leon. "OHHH—! Bang El?!"

"Ya!"

Setelah paham, Darel terkekeh lama-lama. "Lo tadi balik sama dia?!"

"Ya!"

"Jadi maksudnya bokong lo diperawanin sama jok mobilnya dia gitu?"

"Ya!"

Darel terbahak-bahak hingga guling-guling memberantakkan kasur Alma.

"Kenapa ketawa sih?! Apa yang lucu?!"

Darel mengatur napasnya, berhenti tertawa. "Ternyata selama ini lo nolak cowok-cowok yang suka sama lo karna nunggu dideketin cowok yang kayak bang El?"

"Eh gue nggak ngomong gitu, ya!" bantah Alma tegas.

Sudut bibir Darel melengkung ke bawah seolah tak percaya. "Terus kalo gitu kenapa mau pulang bareng? Puluhan cowok sebelumnya nggak ada tuh yang lo terima ajakan pulang barengnya."

"Y—Ya... soalnya gue diancem, ditarik, dianiaya, diintimidasi! Dan dia nggak mau dibantah. Gue bisa apa selain nurut?" balas Alma melebih-lebihkan.

"Alaaah! Tapi lo pasti seneng juga kan balik bareng dia?! Gue tau dia tipe lo banget! Tadi juga lo bilang dia temennya Leon yang paling ganteng! CIEEE!"

Alma's Fortune [New Version] - Re-publishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang