Kolong

2.9K 128 15
                                    

jangan lupa votenya yes⭐

•••

Wina sudah siuman ketika ia melihat hanya ada Devan duduk di sofa ruangan tersebut.

"Dev..."

Devan yang awalnya menunduk langsung menoleh dan bangkit menghampiri istrinya.

"Alhamdulillah sayang, kamu gak kenapa-napa. Aku takut banget kamu..."

Wina menghela nafas, kemudian mencari keberadaan sosok lain.

"Mana Mommy?"

Devan terkejut, ia bingung harus menjawab apa.

"Kamu gak marahin Mommy kan?"

Devan terkejut karena Wina bisa menebak itu, ia menatap wajah pucat istrinya yang berkerut khawatir.

"Aku gak bermaksud marahin Mommy, aku lepas kendali karena khawatir sama kamu dan baby kita, jadi kami sedikit berdebat. Lalu..."

Devan tak bisa meneruskan, Wina terlihat kecewa dengannya. Wina mengambil ponselnya di atas nakas dan menghubungi ibu mertuanya, tetapi tidak diangkat bahkan dimatikan.

"Duh, Mommy marah. Tapi kondisiku dan bayi kita baik kan?" ia cemas sendiri.

"Baik, tapi kamu harus istirahat paling tidak selama seminggu."

Wina langsung cemas lagi, "gak bisa nanti sore kita ke tempat Mommy? Kita harus minta maaf, Mommy pasti sakit hati banget! Dev, lagian kenapa sih kamu marahin Mommy? Mommy dah baik hati mau ngejagain aku, semua yang terjadi bukan karena Mommy lalai atau disengaja, tapi murni kecelakaan. Kamu gak bisa dong asal nyalahin Mommy, kamu gak memperhatikan perasaannya ketika Mommy udah berusaha bantu tetapi malah disalahin, itu sakit banget."

Kini Wina terbawa emosi dan menangis, merasa bersalah atas semuanya. Kehamilannya membuat dirinya menjadi lebih banyak menangis dan marah-marah. Melihat istrinya yang marah sambil menangis, Devan jadi bingung mau berbuat apa, ia hanya bisa mendengarkan omelan Wina karena itu memang salahnya yang asal memarahi ibunya.

Devan merenung beberapa saat, kemudian ia berusaha membujug sang istri.

"Sayang..." panggilan Devan diabaikan oleh Wina yang sibuk membaca buku.

"Sayang..." lagi diabaikan.

"Winaku... Aku minta maaf, sungguh!"

"Kamu salahnya ke siapa, minta maafnya ke aku?" ketus.

"Aku dah minta maaf sama Mommy dan dia belum mau bicara tapi aku dah ngirim pesan," ucap Devan lembut.

Wina menghela nafas menahan emosi, ia masih sibuk membalik-balik bukunya hampir sejam mereka hanya saling diam. Hingga sebuah tangan mendekap tubuh lemahnya dari belakang.

"Jangan diemin aku dong sayang, aku ngaku salah aku bakal minta maaf ke tempat Mommy besok, aku janji! Tapi jangan gini yah? Jangan diem terus!"

•••

Lanjutannya bisa dibaca di e-book, anda bisa memesannya lewat menyusul ya😉

Bukan Sugar Daddy (END)Where stories live. Discover now