21

133 85 15
                                    

Tak terasa liburan semester telah tiba. Banyak dari orang-orang memanfaatkan waktu ini untuk berlibur atau hanya sekedar beristirahat di rumah untuk berkumpul dengan keluarga.

Pagi ini Dita sedikit terlambat untuk bangun, karena hari ini tidak seperti hari biasanya yang selalu di sibukkan dengan pekerjaan kampus dan lain sebagainya. Tapi ternyata, ia justru melupakan agendanya pagi ini untuk menghadiri acara pernikahan Clara dengan Donny.

Tok tok tok

"Dita," panggil seseorang dari luar kamar, namun Dita tak bergeming

Tok tok tok

"Dita," panggil seseorang itu lagi

Dita terbangun dari tidurnya, lalu mengerjapkan matanya untuk menetralisir cahaya masuk.

"Dita, lo masih hidup, kan? Gue masuk ke kamar lo, ya,"

Ceklek

Belum juga Dita menjawab, pintu kamar sudah terbuka dan menampakkan seorang wanita yang sudah berpakaian rapi berjalan masuk ke kamarnya.

"Woi! Masih molor aja lo. Udah jam berapa ni," omel Anggi pada Dita yang masih asik berpelukan dengan gulingnya.

"Emang jam berapa?" tanya Dita dengan mata yang masih tertutup dan tubuh yang masih terbalut oleh selimut.

"Jam sem-bi-lan! Bangun lo!" bentak Anggi, membuat Dita menutup telinganya

"Ih ... nanti aja, aku masih ngantuk banget ni," keluh Dita

"Gue kasih dua pilihan. Lo bangun atau gue panggil Bang Angga buat bangunin?" tawar Anggi sukses membuat Dita terkejut dan langsung merubah posisinya menjadi duduk.

"Iya, ampun. Ni aku mau mandi." Dita beranjak dari kasur, lalu berlari ke kamar mandi dengan langkah gontai karena nyawa nya masih belum sepenuhnya terkumpul.

"Gue tunggu di bawah, ya," ucap Anggi

"Iya," balas Dita dari dalam kamar mandi

Anggi keluar dari kamar Dita menuju ruang tamu. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti dan matanya menyipit saat melihat seorang lelaki yang ia kenal mengobrol akrab dengan Ihsan di ruang tamu tersebut.

"Anggi, ngapain berdiri di situ. Sini," tegur Andini, lalu Anggi berjalan menuju ruang tamu itu dan duduk di samping Angga.

"Kok ada Anggi? Jangan-jangan-" Erlangga menggantungkan ucapannya karena ia mulai curiga dengan adanya Anggi. Siapa lagi yang dekat sama Anggi kecuali Dita?

Tak lama kemudian, Dita turun dari tangga menuju ruang tamu dengan berpakaian rapi dan terlihat sangat menawan. Angga pun melihatnya sampai tak berkedip.

"Ya ampun, kok tumben rame banget," tegur Dita, lalu melihat ke arah Erlangga. "Eh, ada Kak Erlangga juga,"

"Dita, ayo sini," perintah Ihsan dan Dita menurutinya.

"Nah, Erlangga ini dia Adik kamu dan Dita, ini dia Kakak kamu," ucap Ihsan pada keduanya, sontak membuat semua orang yang berada di ruang tamu itu terkejut.

Dita terkejut. "Apa?"

"Maaf, Om, Tante. Sebaiknya kami tunggu di luar saja. Mohon maaf jika kami mengganggu, permisi," pamit Anggi, lalu memegang tangan Angga untuk keluar dari rumah Ihsan.

Dita hanya diam, ia sedang sibuk bergelut dengan pikirannya. Ia tidak menyangka kalau Erlangga adalah Kakak kandungnya. Tapi, kenapa ia tidak tau kalau Erlangga ini saudaranya?

"Pakle, apa benar Kak Erlangga ini adalah Kakak Dita?" tanya Dita memastikan dengan suara tertahan karena menahan tangis.

"Iya, Ta. Ini Erlangga, Kakak kamu yang 19 tahun lalu Pakle bawa ke Jakarta bersama pembantu Ayah kamu."

Kamu, Sekejap Mata ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang