[21+]
•
Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Dante Alejandro Smith, pemilik perusahaan yang bergerak di bidang hospitality. Seluruh wanita bertekuk lutut padanya karena pria itu memiliki Hotel, Resort, hingga Villa yang tersebar luas s...
"Ya, aku bukan anak tiri Mama yang sopan dan baik hati," balas Katherine seraya melahap nasi gorengnya.
"Kamu pasti membenci Mama setelah perceraian itu," ujar Jasmine, menyadari jika raut wajah sok tegar putrinya itu mulai menghilang.
"Mama memilih karir daripada aku dan Papa."
"Sebenarnya Mama sedikit menyesal baru menceritakan ini padamu sekarang. Setelah bercerai dengan Papamu, Mama memang kembali menjadi model dan menikah lagi dua tahun kemudian. Tapi alasan Mama ingin bercerai bukan karena karir, tapi karena Papamu itu selingkuh," jelas Jasmine dengan senyum mirisnya.
"Selingkuh?" tanya Katherine tidak percaya. Bukankah sudah menjadi rahasia umum jika Kevin Daniar sangat mencintai mantan istrinya, yaitu Ibunya?
"Mungkin kamu tidak percaya. Sebelum Mama menikah dengan Papamu, pria itu memang suka tidur dengan perempuan yang berbeda setiap malamnya. Mama kira kebiasaan itu berubah setelah kami menikah. Tapi ternyata..., yaa begitulah," Jasmine menghela napasnya.
Katherine ikut menghela napasnya. Kebangkrutan perusahaan Kevin memang bukan hal yang bagus. Dia sendiri tidak tahu bagaimana dirinya akan menghadapi teman-temannya di kampus nanti.
"Lalu, bagaimana keadaanmu dan Papamu sekarang?" tanya Jasmine.
"Beberapa bulan ini, keadaan Papa memang gak baik. Papa benar-benar mempertahankan Daniar, walaupun percuma. Tapi dua hari yang lalu, Papa pengen nikah sama seorang janda dari Spanyol dan akan menetap disana," jelas Katherine dengan senyumannya. "Rumah Papa juga udah dijual," lanjutnya.
"Apa kamu juga akan ke Spanyol?"
"Enggak, aku harus kuliah disini. Lagian, Papa juga udah usir aku dari rumah," jawab Katherine, berusaha memaksakan senyumnya. Kepalanya menunduk, mencampur kuning telur setengah matang dengan nasi gorengnya.
"Apa yang dipikirkan si brengsek itu?" umpat Jasmine, refleks. Wanita itu menggeleng pelan, menyadari jika tampilan putrinya sekarang terlihat lebih sederhana dari biasanya.
"Mungkin yang Mama pikir dari awal itu benar. Aku beneran pengen ketemu Mama karena butuh doang."
"Jangan bilang begitu, Kate. Kamu anak Mama, dan sudah kewajiban Mama untuk memberikan kehidupan yang cukup untukmu. Tapi untuk sekarang, Mama cuma bisa bantu kamu bayar uang kuliah sampai lulus dari uang penghasilan selama Mama jadi model."
"Beneran, Ma? Tapi, aku tinggal dimana sekarang?"
"Olivia belum memberi tahu kamu? Kami akan pindah ke Kalimantan beberapa hari lagi."
Mendengar ucapan sang Mama, rasanya Katherine ingin membenturkan kepalanya pada meja atau dinding disekitarnya. Kenapa saat dirinya jatuh, semua orang pergi menjauh? Sepertinya dia harus mempersiapkan diri jika teman-temannya di kampus menjauhinya setelah dirinya jatuh miskin.
"Dulu, kalian bilang kalau bercerai gak akan buat aku merasa sendirian. Tapi sekarang? Kalian berdua ninggalin aku sendirian," ujar Katherine yang berusaha untuk tidak menangis di depan Ibunya.
"Papa ninggalin kamu karena dia brengsek, sedangkan Mama karena kewajiban, Kate. Kamu juga akan merasakannya setelah memiliki suami," balas Jasmine memberikan pengertian pada putrinya.
Tapi lebih penting anak kandung daripada keluarga baru, bukan? batin Katherine dengan tangan terkepal.
"Jangan berlarut-larut dalam kesedihan, Kate. Jual semua barang branded kamu, mulai kerja part time dan cari tempat tinggal. Kamu harus memulai hidup baru dan lupakan kehidupan lama kamu," kata Jasmine seraya mengusap tangan Katherine yang terkepal erat.
Katherine mendengus pelan. Memulai hidup baru ya?
Apa dia bisa?
🌼🌼🌼
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.