Tumben sekali perempuan itu datang di hadapan Rachel tanpa menimbulkan kekesalan.

Sebenarnya, Rachel tidak terlalu kesal dengan perempuan itu selama ini. Hanya saja, Rachel tidak suka ketika Sasha selalu mengira bahwa ia benci dengan kehadirannya hanya karena ia dekat dengan Sehun.

Meskipun beberapa kali Rachel memang tidak suka karena sikap Sasha yang selalu mencari perhatian Sehun. Tapi, ia tidak terlalu benci dengan perempuan itu.

Perempuan yang terlihat lebih kurus itu mendadak menunduk ketika dirinya melihat sosok laki-laki masuk ke dalam kantin.

Lebih parahnya lagi, lelaki itu duduk tidak jauh dari Rachel. Hal itu membuat dirinya mendadak ingin pergi sekarang juga.

"Nggak usah nunduk kayak gitu. Leher lo bisa sakit."

Rachel langsung mengangkat kepalanya. Ia menoleh, menatap sosok Sehun Ivarel Nathaniel yang saat ini sedang menatap dirinya.

Perempuan itu hanya diam. Ia tidak tahu harus mengatakan apa.

"Udah sehat?" tanya sosok itu.

Hal tersebut membuatnya kembali menoleh menatap sosok lelaki itu. "Kamu nanya aku?" tanyanya memastikan.

"Memangnya ada orang lain yang lagi sakit selain lo?"

Perempuan itu tersenyum tipis. "Maaf. Iya, aku udah sehat."

"Gue nggak bisa jenguk karena lagi sibuk."

Hal tersebut membuat Rachel mencengkram ujung bajunya.

"Nggak pa-pa, kok," jawabnya pelan. "Karena setiap hari aku berhalusinasi kalau kamu itu ada di sana." Rachel menyambung ucapannya dalam hati.

Berkat obat yang ia konsumsi, Sehun selalu nampak hadir di sana. Meskipun hanya sebatas halusinasi. Setidaknya itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tapi, jika boleh jujur. Rachel tetap menginginkan kehadiran Sehun di sana meskipun tidak mungkin.

Selama dirawat di rumah sakit, ia selalu menunggu Sehun. Tapi, ia tidak pernah mendapati lelaki itu datang walau hanya sebentar.

Setelah itu, Sehun diam. Membuat Rachel juga ikut diam.

"Kak Sehun!"

Padahal bukan dirinya yang dipanggil. Tapi, Rachel menoleh ke arah sumber suara tersebut. Tak jauh darinya, ada sosok perempuan manis yang melangkah menghampiri Sehun.

"Maaf aku telat, Kak," ujar perempuan itu pada Sehun.

Rachel dapat melihat senyum lelaki itu merekah. Tangannya bahkan mengacak pelan rambut perempuan yang sedang duduk di hadapannya.

"Nggak pa-pa. Mau makan apa? Aku pesan sekarang."

Rachel nampak tertegun. Ia tidak kenal dengan perempuan itu. Tapi, sepertinya mereka satu kampus. Hanya saja beda fakultas.

"Disamain aja, Kak," sahut perempuan itu.

Perlahan lelaki itu bangkit dari duduknya. Tak lupa ia menatap Rachel sejenak. "Mau nitip sesuatu?" tanyanya pada Rachel.

Rachel menggeleng. Kemudian lelaki itu beranjak dari sana.

"Kakak kenal Kak Sehun?" tanya sosok perempuan itu pada Rachel.

"Iya. Kita teman."

Perempuan itu mengangguk. "Kalau begitu kenalin, Kak. Aku Sena, pacarnya Kak Sehun," ujar perempuan itu sembari menyodorkan tangannya pada Rachel.

Alih-alih membalas uluran tangan perempuan itu, Rachel memilih untuk menatap perempuan itu dengan tatapan tidak percayanya.

Secepat itu Sehun berubah?

***
B e r s a m b u n g


Oke. Sampai di sini duluuu.
Aku mau revisinpersiaan terbit.
Yang mau ikut bisa banget chat aku di wa yah.

085242763771.

Usahakan chatnya sopan, sayang💜

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now