Chenle itu polos, saking polosnya dia sama sekali engga tahu siapa itu Kakek Sugi. Beda lagi sama Jisung yang ngakunya bad boy tapi engga punya pengalaman pacaran. Mereka pacaran, tapi garing kayak rangginang baru digoreng. Sampai akhirnya mereka mi...
Haechan kini mulai memegang leher belakang Chenle lalu memulai ciuman mereka. Wow, ternyata ajaran yang diberikan Haechan pada muridnya ini tidak sia-sia. Buktinya saja tidak dia sedikit menikmati ciuman mereka. Muridnya memang hebat dan cepat belajar.
Bagaimana dengan Jisung? Cowok jangkung itu hanya bisa pasrah. Sepuluh detik itu terasa seperti satu jam. Lihat saja, jika sampai Chenle mendesah karena Haechan, Jisung pastikan Mark akan pulang ke Kanada.
Sepuluh detik pun berakhir, baik Haechan mau pun Chenle melepas tautan bibir mereka. Haechan mengelus rambut Chenle dengan lembut. "Wah, Chenle hebat ya Sung!" kata Haechan dengan sengaja.
Jisung hanya dapat berdecak kesal lalu menarik Chenle kembali ke sebelahnya. Permainan pun kembali dimulai, kali ini giliran Mark. Mark mencoba untuk sedikit nekat sehingga membuat bangunan itu sedikit bergeser, untung saja tidak jatuh.
"Tell your bigest secret."
"Wah mantab, cepet kasiih tau Mark. Apa perlu gue yang bongkar?" Jeno mulai memanas-manasi suasana sekarang. Lagi-lagi Mark kena batunya.
"Gue lagi pacaran di belakang Haechan gara-gara dare dari anak kampus." Cukup mengejutkan ya saudra-saudara. Haechan sendiri hanya menganggukan kepalanya.
"Udah jalan berapa lama?" tanya Haechan dengan santai. Aslinya sih dia emosi banget, gila aja si Mark ini.
"Ba-baru tiga hari."
"Mau gue yang putusin lo, apa lo yang putusin selingkuhan lo?"
Tentu saja Mark pilih option yang kedua, dia ga siap kalau harus putus dengan Haechan. Sekarang giliran Jisung, yang paling muda mengambil sebuah balok dan itu berjalan sangan mulus.
"The best partner of having sex? Chenle lah, gue bukan tukang selingkuh kaya Jeno sama Mark."
Ingat kan waktu permainan put you finger down? Jeno juga pernah selingkuh, memang hanya Jisung yang bersih dari hal itu. Dia juga ga niat tuh cari selingkuhan, Chenle saja cukup kok, dan memang hanya Chenle yang dapat membuat itu cukup.
Kali ini Chenle yang mengambil sebuah balok. Jisung sudah berharap Chenle akan menjatuhkan bangunan jenga, namun sayang itu tidak jatuh. Ingat, Chenle orangnya kompetitif, dia tidak suka kalah. Cukup kalah waktu main ranjang sama Jisung saja.
"The last thing you searched at the internet?"
Chenle membuka ponselnya dan menunjukannya pada semua orang. Dia tidak suka berbohong dan dia tidak pernah mencari hal yang aneh-aneh di internet kok. Tapi...
"Website dating? Seriously?!"
"Wah Chenle udah bosen ya sama Jisung?"
"Ga usah jauh-jauh Le, sama Nana aja sini!"
Chenle kaget, sumpah dia ga pernah buka ini sebelumnya. Jisung sendiri kaget, apa benar Chenle sudah bosan dengannya? Sakit bung.
Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, Chenle segera duduk di atas pangkuan Jisung dan memeluknya dengan erat. "Ji, Chenle ga pernah buka itu! Chenle cuma sayang sama Jisung kok, ga niat cari yang lain. Ja-jangan hiks marah ya?"
"Tapi itu udah ada buktinya, kamu-"
Oke waktunya Chenle membuktikan otak jeniusnya. Dengan cepat dia mengambil lagi ponselnya, membuka website itu. Untung saja akun orang itu belum ter-log out. Syukurlah nama yang tertera di sana bukan nama Chenle, e-mail yang dipakai pun bukan miliknya.
"Tuh kan, ini bukan akun aku Ji." Sekarang Chenle baru ingat kalau sebelum kemari dia sempat kerja kelompok terlebih dahulu dan Jaechan meminjam ponselnya.
Jisung jadi tidak tega dengan Chenle. Chenle sampai menangis hanya gara-gara hal ini? Yang lebih muda kini memeluk tubuh Chenle dan mengelus punggungnya dengan pelan. Tapi matanya kini menatap Mark dengan tajam.
"Mainan lu bahaya sumpah!"
Meski begitu mereka tetap melanjutkan. Kali ini giliran yang paling pendek diantara mereka yang mengambil balok. Renjun selamat, sejauh ini masi belum ada korban yang akan menderita, atau sudah banyak ya?
"How often you watch porn? Cukup sering kalau emang ada keperluan. Kalau emang kebelet dan ga ada Jeno sama Jaemin ya tinggal pungut orang di jalan."
"Injunie!"
"Apa?!"
Jujur itu lebih baik bukan? Renjun tidak takut sih kalau diomeli Jaemin sama Jeno juga, toh ujung-ujungnya mereka yang takut dengannya. Sekarang gilirlan Jaemin, dan tentu saja si cowok kelinci itu tidak menjatuhkan balok-balok itu.
"The oldest person you've dated? Jaehyun-saem. Sumpah ya kalian harus coba main sama dia, beh nikmat loh!"
Gila, memang semua yang ada disini sudah gila. Apa lagi yang buat permainan. Karena belum ada yang kalah, maka mereka melakukan satu putaran lagi. Jeno selamat, namun rahasianya tentang pernah menjadi host terbongkar.
Tentu saja Jaemin dan Renjun tidak terima dan segera menghukum Jeno dengan tamparan yang cukup keras. Haechan lagi-lagi medapatkan jackpot dengan dapat membuka isi chat room seseorang. Tentu saja dia memilih Mark.
Haechan jadi kesal kerena isi percakapan Mark dengan selingkuhannya. Panas banget sampai pengen labrak orangnya. Chat cewek itu bahkan di pin, miliknya saja tidak.Kasihan Mark sebenarnya, dari tadi tidak beruntung.
Tapi karena dewi fortuna baik padanya, di balok yang Mark pegang, dia mendapat free pass. Dia tidak perlu melakukan apapun. Kali ini giliran yang paling muda lagi, dia mendapat dare untuk mengajak tidur seorang yang tidak dia kenal. Hanya mengajak, tidak sampai melakukannya.
Dia melakukannya dengan tanpa beban, dan sekarang lanjut pada si manis. Chenle mengambil balok namun membuat seluruh bangunan jenga hampir terjatuh. Tapi untuk saja tidak, dan dia juga dapat free pass loh!
Renjun menghela nafas kasar sebelum akhirnya mengambil sebuah balok yang terlihat cukup rawan. Dan ya, benar saja, bangunan jenga itu terjatuh. Tapi dia bernafas lega karena yang ada di sampingnya itu Chenle. Anak itu tidak akan minta yang aneh-aneh. Tapi...
"Ge, contohin threesome sekarang juga!"
Sial!
-The end, no bonus chapter, no sequel-
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oke sudah tamat yak! Gimana? Bagus kan endingnya? Cukup berkesan bukan? Apa kalian perlu kolom hujatan? Kayaknya engga deh ya~
Berapa pun readers-nya nanti, ane tetap mau bilang makasih dan ga akan pernah bosen. Semoga kalian ga bosan bacanya ya. Makasih banyak ya! Sayang sama kalian walau pun kalian hujat ane 😘😘
Nah buat yang nunggu Crescent, sudah bisa dibaca ya. Silakan cek di profil ane! 😉👍
Btw ane punya ide cerita, tentang Jisung yang punya kelainan ga bisa ngerasain emosi. Dia anak pejabat gitu tapi gara-gara itu dia diusir dan berakhir jadi pemilik cafe yang cukup sukses!
Nanti Chenle di sini perannya jadi anak SMA yang suka sama Jisung gara-gara penampilan Jisung di cafe. Jisung juga perannya jadi drummer. Nanti Chenle kaya ajarin Jisung tentang emosi gitu.
Buat rate ceritanya kalian yang tentuin. Ane sih maunya soft tapi ya terserah kalian, toh kalian yang baca ini. Ane cuma jadi penulis :)