21

915 128 28
                                    

Rabu, 06 Maret 2024

Jam setengah 8 malam WIB

Jam 3 sore tadi gak update karena lupa Guys

🍋🍋

Selamat membaca✨❤

Seorang gadis berambut pirang yang tengah mengenakan bandana merah menyala sebagai penghias rambut itu menoleh pada gadis sebayanya juga yang mungkin posisinya di sini bisa disebut sebagai ketua mereka walau tak pernah ada sepakat dalam hal itu.

Ia menarik kasar bandana itu lalu membuangnya ke sudut ruangan begitu saja. Sebagai pelampiasan emosi yang tak kunjung reda.

"Gimana sama lo? Gak pulang masa? Gak yakin gue kalo lo tahan LDR sama Edo," imbuhnya.

Aurel mengerjab pelan. Mereka hanya tahu bahwa dirinya sebucin-bucin itu. Padahal alasan terbesar Aurel tak bisa ikut menginap di sini adalah orang tuanya sendiri.

Aurel tahan saja berjauhan dengan Edo selama lomba ini berlangsung. Tak apa karena memang ia punya harapan sangat besar untuk meraih mimpi itu. Namun sayangnya ia tak sama dengan gadis-gadis sebayanya yang dapat menghirup udara dengan bebas. Di umurnya yang sudah lebih 17 tahun ini, Aurel masih diatur-atur dan dikekang.

Tak ada pacaran.

Tak ada keluyuran.

Belum lagi papi yang keras dan emosional tak terbantah.

Mami yang manut saja pada suami. Justru ikut memaksa untuk patuh pada papi.

Jika saja papinya itu tahu Aurel nekad datang ke Jakbar untuk mengikuti lomba dance dan malah tak sekolah, mungkin setelah ini Aurel akan dikurung dalam kamar sepanjang hari sebagai hukuman.

Seluruh keluarganya itu fanatik terhadap norma agama dan etika. Menganggap bahwa berjoget-joget dan menari sangat lincah itu tak pantas dilakukan oleh seorang wanita.

Sekeras itu mereka melarang Aurel untuk menjadi seorang dancer seperti yang Aurel inginkan, maka sebatu itu pula Aurel akan tetap ikut kegiatan seperti ini.

Tak apa ditentang oleh seluruh keluarga. Yang penting Edo mendukungnya 'kan? Ketika ia telah menikah nanti, hanya ada Edo sebagai suami yang berhak untuk mengaturnya. Orang tua sudah tak berhak ikut campur lagi. Aurel hanya mempersiapkan semuanya untuk masa depan.

Masa depan ini mutlak miliknya, bukan milik mereka yang mengaku sebagai keluarga, tapi tak pernah memberi dukungan!

"Belum tau," jawab Aurel setelah diam cukup lama.

Bimbang juga ingin ambil keputusan apa. Kegiatan ini berlangsung selama 10 hari. Jika izin mengerjakan tugas kelompok yang mengharuskan menginap di rumah teman, pasti tidak dibolehkan. Yang ada teman-teman yang harus menginap di rumahnya.

Belum sempat lagi Selin menyahut, dering ponsel milik Aurel menggema. Ia melihat tertera emot love merah di sana. Segera gadis itu menggeser panel hijau ke atas.

"Hai, calon suami!" sapanya dengan nada riang.

Terdengar kekehan Edo yang entah kenapa terkesan sangat cool sekali. Bahkan hanya mendengar suaranya saja sudah bisa dibayangkan bagaimana kerennya gaya cowok itu ketika menarik sudut bibir untuk ciptakan kekehan ringan.

Aurel yang diajak berbicara, justru teman-teman se-timnya yang senyum sendiri seraya menunduk tersipu malu. Aurel melihati mereka dengan pandangan tak terima. Bisa-bisanya mereka ikut merasakan perut seperti diterbangi ribuan kupu-kupu dan jantung berdebar seperti bunga bermekaran karena mabuk kepayang. Hanya Aurel yang boleh rasakan itu dari Edo!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang