📝 prolog

3.6K 303 17
                                    

Halo guys 🤗 Dinda bikin book lagi nih, semoga kalian suka ya, jangan lupa vote dan komennya ya byee..

HAPPY READING!!
.
.
.
.
.
Sorry for typo.

Suwon,1 Maret 1995

"Kereta suwon-seoul akan berangkat 5 mnt lagi, terimakasih"

Dengan tergesah-gesah Jeno membawa kopernya menuju kereta, ia cukup legah kala melihat masih ada tempat duduk yang kosong.

Tepat di sebelah wanita Yang fokus  pada buku dan juga pena nya, Jeno tidak mempermasalahkan hal itu.. ia langsung duduk dengan tenang sambil memasang irphone ke telinga nya.

Sunyi..

Sampai akhirnya masuk penumpang terakhir yang merupakan seorang pria paruh baya yang sepertinya pekerja bangunan.

Pria itu duduk di lantai depan Jeno, aneh saja padahal di samping wanita dengan buku itu masih ada satu kursi kosong.

Jeno menghiraukan hal itu dan hanya berdiam, hingga akhirnya kereta berjalan.

Ada yang menarik perhatiannya.

Jeno bisa melihat bagaimana wanita yang duduk di sampingnya menepuk pundak pria paruh baya itu dan mengisyaratkan dia untuk duduk di bangku kosong di sana.

"Hah?" Respon pria itu kebingungan.

Jeno memperhatikan pergerakan wanita itu yang mulai menulis sesuatu di kertasnya "duduk lah di sini, tidak ada kok yang menempatinya" tulis wanita itu lalu memperlihatkannya pada pria paruh baya itu.

"Oh" respon pria itu lalu tertawa kecil "tidak nak, badan ku terlalu kotor nanti kursinya jadi kotor kalau aku duduk di sana" jawab pria itu.

Wanita itu kembali menulis sesuatu di buku nya "bapak membayar untuk menaiki kereta ini, tentu bapak juga bisa menggunakan fasilitas di sini, ayo! tidak apa-apa" tulis wanita itu lalu kembali melihatkan kepada pria itu.

"Baiklah, kamu anak yang baik" jawab pria itu lalu perlahan berdiri untuk berpindah duduk.

Sebelum bapak itu duduk wanita itu menulis lagi "permisi, bisa geser sedikit.. tempat ini terlalu sempit untuk bapak itu" tulis nya lalu memperlihatkannya pada Jeno.

Jujur saat wanita itu tiba-tiba memalingkan dirinya ke arah Jeno, Jeno sempat terkejut.. dan tanpa banyak bicara dia langsung bergeser.

"Dia bisu? Tapi baik sekali" batin Jeno.

"Nak kamu memang pemuda yang baik, terimakasih ya" ucap pria itu sekali lagi berterimakasih.

Lagi-lagi wanita itu melakukan hal yang sama,berbicara melalui tulisannya.

"Tidak apa-apa pak, aku tidak akan mungkin membiarkan mu duduk di bawah sementara di sini tempat duduk nya kosong"

"Kamu memiliki hati yang hangat, tetapi apakah kamu tidak lelah dengan terus menulis" tampak wanita itu tersenyum simpul.

Lalu kembali menulis "kalau aku lelah aku tidak dapat berkomunikasi"

[✓]ɴᴏᴛᴇʙᴏᴏᴋ • ᴸᵉᵉ ᴶᵉⁿᵒ ˣ ʸᵒᵘWhere stories live. Discover now