Galih, Aldi, Erwin, Martin dan Angga mereka sedang duduk di salah satu meja yang sudah menjadi langganan mereka untuk tempat makan di kantin.

"Pesen apa?" Tanya Aldi.

"Samain." jawab Galih dan kembali fokus pada layar hp.

"Kaya biasa gue mah." Jawab Angga dan Martin berbarengan.

Saat Erwin ingin membuka mulutnya, sudah keduluan oleh Aldi.

"Win lo ikut sama gue, bantuin bawa in. Gak ada bantahan." Suruh Aldi. Erwin pun hanya pasrah mengikuti Aldi ketempat pedagang.

"Eh katanya ada murid baru?" Tanya Angga.

Angga memang tidak ada di gerbang depan saat kejadian tadi pagi yang Aldi di hajar oleh Ara si murid baru. Karena Angga bagian berjaga di gerbang belakang.

Galih hanya mendengarkan mereka berdua ngobrol tanpa berniat nimbrung.

"Yoi, cantik gila." Jawab Martin. "Si Aldi ampe gelud sama tu cewe gara - gara dateng telat 5 menit. Dan yang bikin ngakaknya pusaka milik si Aldi di tendang cok. Bela dirinya dong, jago banget gila." Jelas Martin dengan antusias.

"Mana sih orangnya? Pengen liat gue." Tanya Rangga dengan penasaran.

Tiba - tiba kantin mulai gaduh karena ocehan para lelaki saat melihat sang murid baru memasuki kantin.

Rangga dan Martin pun melihat kearah pintu masuk kantin karena banyak ocehan para lelaki karena kekaguman mereka pada murid baru.

Rangga yang melihat itu pun merasa senang karena sang murid baru adalah sodaranya.

Galih yang tadinya sibuk dengan hp nya, seketika mendongakkan kepalanya saat melihat ke arah pintu masuk kantin.

Deg.

'Senyumnya cantik.' Batin Galih.

Namun saat sadar yang ada di pikirannya ia langsung menepis kata - kata yang ia pikirkan tadi. Ia pun menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran tersebut.

Kelakuan Galih tak luput dari ke empat temannya yang sedari tadi memerhatikannya. Aldi dan Erwin yang baru datang dengan membawa nampan berisi makanan pesanan temannya pun merasa aneh dengan kelakuan Galih.

"Lo kenapa bro geleng - geleng gitu?" Tanya Aldi yang baru datang.

"Gak." Jawab Galih yang kembali fokus dengan hpnya.

Entah ada apa di hpnya, Galih selalu memainkan hp saat di tempat ramai. Karena Galih tidak suka dengan tempat ramai.

Seperti saat ini, ia sedang berada di kantin bersama ke empat temannya namun fokus nya selalu tertuju pada hp.

-RAGA-

Saat Ara dan Ana memasuki kantin, saat itu pula kantin menjadi ramai karena ocehan - ocehan para lelaki yang memandangi Ara dengan tatapan penuh kekaguman.

Namun oleh Ara ia biarkan saja, dan mencoba untuk tidak peduli dengan ocehan mereka.

Ara dan Ana mencari teman mereka. Saat sudah menemukannya, mereka berjalan kearah meja tempat Sandra dan Dhita di meja bagian pojok sebelah kanan kantin.

Saat Ara dan Ana melewati meja yang di duduki oleh Galih and the genk seketika mata Ara menatap sinis ke arah Aldi yang sedang makan.

Aldi yang sedang makan pun sontak mendongakkan kepalanya saat merasa ada yang memperhatikanya. Saat ia mengangkat kepalanya sontak ia terkejut siapa yang memperhatikannya.

Dengan cepat Aldi mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Saat Ara sudah sampai di bangku yang di duduki oleh Sandra dan Dhita, ia langsung memesankan makanan untuk dirinya dan Ana.

Saat makan pesenan Ara dan Ana sampai, mereka memakan tanpa obrolan. Saat sudah selesai baru mereka akan bercanda ria.

"Eh iya gue baru inget. Lo punya ilmu bela diri gak sih?" Tanya Ana tiba - tiba.

"Punya, emang kenapa?" Ucap Ara.

"Nah pas banget, gue lagi nyari anggota buat geng gue di bagian inti. Apa lo berminat?" Tanya Ana dengan hati - hati.

"Punya geng? Kok gue baru tau." Sontak kaget Ara.

Sandra dan Dhita yang sedari tadi hanya diam pun angkat bicara.

"Gue, Dhita, sama Ana itu kita bagian inti Geng yang kita jalanin." Jelas Sandra.

"Kalau kalian bertiga intinya kenapa ngajakin gue?" Tanya Ana karena kepo.

"Jadi gini, gue nerusin geng yang didiriin sama kak Ani, kakak gue. Dan gue adalah ketuanya dan dua curut ini gue masukin jadi anggota inti, dan gue gak bisa percaya lagi dan buat anggota inti kurang satu orang lagi. Karena lo sahabat gue, lo mau gak ikut geng gue jd anggota inti." Jelas Ana panjang lebar.

"Gue pikirin dulu deh. Gue masih belom pd soalnya." Ucap Ara. "Ouh iya, kalian udah lama sahabatannya?" Lanjut Ara.

Dhita pun angkat bicara "Kita dari SMP udah sahabatan, dan kalo lo mau jadi sahabat kita juga gapapa." Ucap Dhita.

"Gue belum bisa percaya sama temen, soalnya dulu gue kenal sama yang namanya temen kebanyakan fake semua." Jelas Ara.

"Kalo lo pengen bukti kalo kita bukan fake friend diluaran sana, dan itu terbukti lo harus jadi sahabat kita. Deal." Tantang Sandra.

Kriingg... kring...

Setelah mendengar omongan Sandra, bel masuk pun berbunyi. Ara, Ana, Sandra dan Dhita meninggalkan kantin menuju kelas mereka untuk memulai belajar mengajar.

-RAGA-

_______
TBC

Apakah mereka akan menjadi teman atau malah menjadi sahabat? Siapa yang tau.

Hai.. Hai..

KEMBALI LAGI DI CERITA INI
GIMANA SAMA PART INI? NEXT?

JANGAN LUPA
VOTE AND COMENT

SABAR YA, TUNGGU AJA KONFLIKNYA PASTI BAKAL RAME DAH.

DAN NANTI DI KONFLIK MUNGKIN AKAN DIBIKIN BANYAK.

JADI JANGAN HAPUS CERITA INJ DI PERPUSTAKAAN KALIAN DAN JANGAN LUPA FOLLOW BIAR TAU UP SELANJUTNYA.

See you💕

Andhitafanindyaaa_
1243 words.

TBE [1] ~ ARAGA (On Going)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt