Ucapan adalah Do'a

101 4 1
                                    

"Bu, Aku sudah siap." Terangku pada ibu yang sendari tadi mengomeliku untuk segera berberes.

"Baguslah, kemari! bantu ibu siapkan makan malam." Tambah ibu.

" Baik."

Aku membantu ibu menyiapkan makan malam menghidangkan diatas meja lalu menutupnya sebelum makan malam berlangsung setelah magrib.

Makan malam dilaksanakan setelah solat. Kami berkumpul Aku, Ayah, Ibu, Abang, Dan kedua adikku. Kami selalu melakukan makan malam bersama dengan menu seadanya. Setiap malam mungkin ini yang akan aku rindukan setelah pergi nanti.

"Nak, kamu sudah berberes." Tanya Ayah diakhir makan malam.

"Sudah, Yah." Jawabku dengan segera membereskan meja makan.

Abang dan adikku mengejekku dan menceritakan seperti apa jika pertama kali tinggal sendiri diluar sana tanpa ada yang dikenal. Mereka membuat aku semakin ragu namun aku tetap ingin melanjutkan SMA diluar aku tidak mau satu sekolah dengan Abangku karna kami selalu dibilang seperti pasangan bukan adik dan kakak.

***

hari kepergianku, Aku berpamitan pada ruangan kecil yang selama ini selalu menemaniku dan kini aku harus membuat ruangan baru lagi yang akan membuatku nyaman.

"Nak, Ayo sarapan dulu"

Suara ibu membuat aku secepat mungkin turun, aku melihatnya sibuk mengeluarkan  semua bahan makanan yang akan aku bawa.

Barang bawaanku seperti hendak pindah rumah, banyak sekali tertumpuk diluar padahal aku hanya ingin membawa dua koper saja namun menjadi sangat banyak.
Aku hanya bisa menghela nafas membiarkan ibu untuk berekspresi.

"Nak, kamu yakin mau sekolah disana? Disana jauh loh? Kalo mau pulang butuh waktu seharian." Tiba- tiba ibuku kembali membuatku pertanyaan yang kembali menggoyahkan hati.

Aku memandangnya dan menyakinkan ibu dengan mata yang tulus lalu memeluknya.

Mobil siap membawaku dan aku berpamitan pada ibu dan keluarga.

"Bu, jangan gitu, doakan anakmu ini aku akan baik-baik saja" seru pada ibu.

" Tidakkah kau takut jika suatu hari hanya bertemu dengan tanah merah ibu!" Ucapnya   lemah namun jelas bagiku.

"Ibu kok  ngomongnya gitu ucapan adalah doaloh." Tambah Abangku pada ibu sedikit kesal dengan ucapan ibu.

***

Aku tetap pergi setelah ibu hanya takut dengan keadaanku diluar sana.

Sampai disana aku menghubunginya bercerita bahwa keadaanku baik-baik saja apa yang aku makan, apa yang aku lakukan selalu ibuku tau. Kemanapun aku akan pergi aku selalu menghubunginya karna aku anak perempuan satu -satunya mungkin berat baginya jika aku tak memberinya kabar dan aku memilih jauh darinya.

Sekolahku berlangsung baik terkadang aku sedikit berbohong tentang apa yang aku makan, saat aku belum makan aku akan bilang aku sudah makan agar dia tidak memikirkan aku dan mengkhawatirkan aku.

Semester berlalu aku pulang melepas rindu saat liburan yang hanya beberapa hari, aku luangkan waktu selalu bersamanya dan melakukan apa yang dia ingin lakukan. Hari  yang menyenangkan.

Setelah liburan selesai aku kembali untuk semerter 2. Aku berpamitan padanya.

"Bu, jangan lupa makan ya."

"Iya, kamu juga jaga kesehatan, solat ibu nggak bisa ngingetin kamu terus."

"Kan ngomongnya gitu terus," terangku.

Antalogi cerpenWo Geschichten leben. Entdecke jetzt