Ia hanya sendiri di Apartemen setelah menikah mereka punya Apartemen sendiri hadiah dari ibunya cukup besar dan mewah tapi kamar hanya satu, tidur seranjang no Matt meminta Adam tidur disofa dan masakan Matt menolak terang terangan untuk memakannya, sudah hampir pagi Matt belum pulang dan Adam ia sudah tertidur disofa menunggu juga tidak berguna ia akan didorong memjauh. Pintu dibuka ia melihat Adam sudah tertidur disofa tv masih menyala ia menghampirinya dan membekap mulut Adam membuat nya terbangun dan matanya membulat lebar melihat pelakunya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sejak hari itu keduanya semakin menjaga jarak sebisa mungkin Adam tidak bertemu pandang dengan Matt ia memilih tidur cepat dan akhir minggu ia kerunah mertuanya seharian atau menemui teman temannya, Matt melihat Adam saat ia akan bertemu teman dikafe sekitar ini akhir pekan
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Adam melihatnya dan mengacuhkannya mereka berpapasan Adam bersikap seolah tidak mengenalnya tapi kenapa Matt marah dan tidak suka, sudah sewajarnya bukankah mereka tidak saling suka dan pernikahan ini terpaksa ia lakukan. Ia pulang kebih cepat karena ia tahu Matt tidak dirumah ia hanya ingin tidur dan istirahat, sejak kemarin ia sudah tidak enak badan merasa ada yang tidak beres ditambah ia harus bolak balik ke kamar mandi atau wastafel.
Matt merasa segar setelah mandi ini sekian kali ia mendengar kadang melihat seseorang sedang muntah entah ada apa dengan Adam wajahnya juga berbeda lebih pucat
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"kau sakit?" Tidak ada sahutan dan berjalan mewati Matt begitu saja hingga tangannya dicekal "Apa pedulimu, pergi saja" ucap Adam dingin melepaskan cekalan Matt dan kembali berbaring disofa "Aku peduli karena kita serumah, ibuku akan berpikir aku menyiksamu" Adam menutup kepalanya dengan bantal.
Matt membuka pintu hampir saja ia kena serangan jantung melihat Adam tampak kacau langsung memeluknya mengusalkan wajahnya "Adam, kau kerasukan ya?" Tiba tiba ia mendengar isakan membuat Matt panik dan bingung "Aku salah bicara, maaf" Adam hanya menggeleng namun tidak melepaskan pelukannya bahkan makin erat. Adam tidak melepaskan pelukannya bahkan saat Matt hendak berganti pakaian ia masih menempel bagai cicak "Adam lepas dulu, aku harus mandi dan berganti pakaian lengket dan bauku tidak enak ini" "Tidak mau, aku suka baunya" "Seingatnya tadi pagi ia marah marah kok malam beda lagi?" Pikirnya "Besok kita temui ibu, aku rasa kau kerasukan nih" "Terserah" Matt hanya mengalah ia lelah.
Matt terbangun ia tidak menemukan Adam lagi ditempat tidur hingga ia mandi dan bersiap ia menemukan Adam meringkuk disofa, ia menghembuskan nafasnya "Kau ini" keluhnya dan ia memindahkan Adam ketempat tidur.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Itu memang benar bu, gak percayaan amat sama anak sendiri" "Ibu beli rumah itu tanpa endorse dapat satu paket ama setan" "Dia nempel kayak cicak, apa coba namanya" "Jangan jangan...." "Jangan jangan apa?" "Ayo kita kerumahmu sekarang" "Eh" "Ayoooo" ibunya menari anaknya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Dia bilang aku kerasukan" "Sebaiknya sekarang kerumah sakit yuk" "Untuk apa bu, aku baik baik saja sekarang" "Kalian berdua memang serasi sama sama keras kepala" "Maaf hehehe" Adam cengengesan "Kau pernah kram perut" "Uh beberapa kali" "Matt bawa dia" perintah ibunya dan Matt langsung menggendong Adam yang berontak ke mobil.
Adam dengan wajah merah padam di pandangi orang sepanjang lorong rumah sakit ia malu dan kesal disaat yang bersamaan "Lihay wajahnya bu" "Berhenti menggodanya" ibu nya mencubit lengannya tanpa ampun "Sakit bu" "Syukurin" Adam Dokter datang menghampiri mereka dengan amplop coklat ukuran sedang dan menyerahkannya pada siibu "Benar dugaan nyonya, nak Adam memang hamil" Dua anak Adam mematung seperti tersambar letir disiang bolong yang emang kebetulan hujan panas sedang turun hingga petir sesekali terdengar, lho?!.