Dari kejauhan, Angga berjalan bersama Anggi menuju kelas mereka. Saat berada di koridor kampus, mereka dibuat bingung dengan semua mahasiswa sedang tertawa.

"Bang," bisik Anggi

"Hmm,"

"Tumben banget ni kampus pagi-pagi udah rame kaya pasar. Kenapa, ya?"

"Kaga tau,"

Anggi melihat salah satu mahasiswa yang sedang tertawa sambil menatap seseorang yang tak jauh dari sana, membuat Anggi mengikuti arah tatapan tersebut.

"Ya ampun." Anggi terkejut, lalu berlari kearah wanita tersebut yang tak lain adalah Dita.

Anggi menghampiri Dita, lalu berjalan dibelakangnya. Dengan segera Anggi melepas jaketnya dan langsung mengikatnya ke pinggang Dita untuk menutupi cairan merah yang menempel di celananya.

Dita terkejut atas perlakuan Anggi, lalu ia ingin melepas jaket yang sudah melingkar dipinggangnya. Belum saja Dita melepasnya, tiba-tiba Anggi menahan gerakan tangan Dita dengan cepat dan menarik tangan Dita untuk segera menuju kelas.

Saat sampai di kelas, Anggi melepas tangan Dita lalu berjalan menuju kursinya dan meninggalkan Dita yang masih berdiri di dekat pintu.

"Jangan di lepas!" larang Anggi saat melihat Dita ingin melepas jaketnya.

Dita tidak menggubris ucapan Anggi karena ia masih kesal dengannya.

"Jangan di lepas, Dita," ucapnya lagi dengan lembut, namun Dita tetap saja ingin melepas jeketnya.

"Jangan di le-" ucap Anggi terpotong saat melihat Dita sudah berhasil melepas jaketnya.

"Hahahaha." Gelak tawa langsung memenuhi kelas dan Anggi langsung berdiri dari duduknya, kemudian mengambil paksa jaket tersebut dan kembali memakaikannya pada Dita.

"Udah gue bilang jangan di lepas, kenapa lo lepas!"

"Maaf."

"Lo semua bisa diem, gak!" bentak Anggi, membuat semua mahasiswa terdiam.

"Lo masih marah sama gue?" tanya Anggi saat masih mengencangkan ikatan jaketnya pada pinggang Dita.

"Enggak,"

Anggi menyelesaikan ikatannya, lalu menatap Dita dengan sendu karna merasa bersalah akibat menyuruh Angga untuk mendekati Dita atas dasar ingin Angga melupakan Clara.

"Maafin gue, Ta."

"Iya,"

"Lo harusnya dengerin penjelasan gue dulu,"

"Apa lagi yang mau di jelasin, Nggi ... semua udah jelas!" sentak Dita, lalu berjalan menuju tempat duduknya tanpa memperdulikan Anggi.

"Dita, Dita. Lo dengerin dulu," Anggi mengikuti Dita, lalu duduk di sampingnya.

"Dita ... lo dengerin gue dulu, ya, please." Anggi memohon

Dita menoleh ke arah Anggi dengan tatapan sinis, membuat mental Anggi seketika ciut.

"Begini, Ta. Gue akui kalau semua ini awalnya memang rencana gue. Tapi pas sehari sebelum berangkat camping, Bang Angga ada bilang sama gue kalau kemungkinan besar dia bakal suka sama lo. Bang Angga juga bilang sama gue kalau dia udah tertarik sama lo dari awal dia liat lo bareng sama gue. Nah, maka dari itu dia nyuruh gue buat gak ikut camping." jelas Anggi

"Kenapa dia gak bolehin kamu ikut camping?"

"Karena kalau gue ikut, otomatis dia gak bakalan bisa deketin lo."

"Oh,"

"Jadi, lo punya peluang besar bisa sama Abang gue, Ta," ucap Anggi bersemangat.

"Semoga," sahut Dita masih dengan nada sinisnya.

"Yah, Dita ... udah dong marahnya, kan gue udah jelasin,"

"Iya, iya,"

"Yeay! Makasih." Anggi memeluk Dita, membuat Dita tersenyum dan membalas pelukan tersebut.

"Eh, Ta," ucap Anggi, lalu melepas pelukan tersebut.

"Iya?"

"Gue barusan gak mimpi kan?"

"Maksudnya?"

"Gue meluk lo ini, gue gak mimpi kan?"

"Enggak, emang kenapa?"

"By the way, ini pertama kalinya gue meluk cewe selain nyokap gue loh, sumpah."

Dita terkekeh mendengar ucapan Anggi yang menurutnya berlebihan. Bukan kah dalam pertemanan, pelukan adalah hal biasa dilakukan saat bahagia dan meluapkan kesedihan?

"Ihh ... kok lo ketawa sih,"

"Kamu tu aneh,"

"Kok aneh?"

"Iya, aneh. Dalam pertemanan itu, pelukan tu hal biasa kalau meluapkan kebahagiaan atau kesedihan,"

"Iya gue tau, Ta. Tapi selama gue ngampus, temen gue baru elo,"

"Oh ... gitu."

"Ta."

"Em."

"Kalau seandainya Bang Angga beneran suka sama lo, bikin dia bahagia, ya."

Dita tersenyum. "Aku bakal berusaha."

"Makasih, Ta."

"Sama-sama, Anggi."

Gimana guys sama part ini?
Semoga suka yaaa
Tunggu kelanjutannya dan tetap stay di cerita ini yaa

Spam komentar dan kasih bintang nya yaa

See you next part👋
Follow juga instagram aku
@salma_nidha

Kamu, Sekejap Mata ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora