46. Ke SBY

9.4K 1.2K 15
                                    

***

"Kenapa Karina? Apa kamu perlu sesuatu?"

Karina meremas ujung bajunya. Ia sangat gugup.

"Maaf pak,tapi temen saya belum datang." terang Karina.

Karina melihat ekspresi wajah dosennya. Beliau terlihat biasa saja. Karina mulai bernapas lega. Ia kira,dosennya itu akan bereaksi berlebihan, seperti marah misalnya. Ternyata,hanya ketakutan Karina semata.

"Kamu bisa lanjutkan sendiri. Nilai temanmu akan saya pot--"

"Permisi,pak!" potong seseorang yang masuk kelas dengan napas tersengal-sengal. Siapa lagi kalau bukan Deby.

"Maaf pak,saya terlambat." ujarnya,sambil menunduk.

"Kamu teman kelompok dia?" tanya dosen tersebut, menunjuk Karina.

Deby mengangguk. "Iya,pak."

"Nilai presentasi kamu saya potong. Siapa nama kamu tadi?" ujar Dosen tersebut sambil mengambil daftar nilainya.

"Deby Aulia,pak. Absen delapan,"

Dosen tersebut mempersilahkan mereka untuk memulai presentasi. Tapi yang ada, Karina malah melakukan tanya jawab dengan Deby.

"Lo darimana aja sih?" ujar Karina kesal.

"Sorry,Kar. Itu tadi gue ada janji sama kenalan nyokap gue," jelas Deby.

Karina menghela nafas. "Kenapa lo nggak kasih tau sih? Gue udah deg-degan nih, gara-gara nungguin lo,"

"Iya,Kar. Maafin gue ya! Tadi penting banget soalnya. "

"Hei! Kalian kenapa malah ngobrol? Ayo mulai!" tegur dosen tersebut.

Karina segera membuka file yang sudah ia salin ke flashdisk nya tadi.

Untunglah, presentasi hari ini berjalan lancar untuk dirinya. Tapi,mungkin tidak untuk Deby.

***

"Dek,kamu sibuk nggak?"

Karina mengernyitkan dahinya. Tumben sekali ibunya ini menelpon. Pasti ada apa-apa.

"Habis pulang kuliah sih ma. Ada apa? Tumben banget telpon," jawab Karina.

Karina menunggu jawaban dari mamanya,sambil berjalan menuju kulkas. Ia ingin mengambil cemilan kesukaannya.

"Papa kamu sakit,Dek. Sekarang mama ada di rumah sakit."

Karin membelakkan matanya. "Sakit apa ma? Tapi nggak apa-apa kan?"

Terdengar helaan panjang mamanya di telpon,membuat Karin semakin gelisah. "Nggak apa-apa,tadi cuma pingsan. Kata dokter bentar lagi papa kamu pasti siuman."

"Kok bisa sih ma? Papa habis kenapa?"

Karin mengambil air putih untuk menenangkan dirinya sebentar.

"Kata dokter cuma kecapean. Papa kamu kerja keras banget,buat balikin perusahaan kita. Tapi,untung aja perusahaan kita udah balik ke tangan papa,Kar."

Karin sangat lega mendengarnya. Tapi di sisi lain,ia juga sangat khawatir dengan keadaan papanya sekarang.

"Ma,aku pulang ke Surabaya,ya?"

Bos Leo Nyebelin! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang