Bodohnya Sean Adam pria besar berkaki panjang tentu saja dengan mudah mengejarnya Paul merasa jadi obat nyamuk "Uh Sean aku pulang" "Baiklah, hubungi aku setelah kau sampai dirumahmu" Paul menyetop taxi dan pergi
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau membuatku gila, Sean. Aku mencarimu kemana mana" "Untuk apa mencariku, bukan kah itu bagus kau tidak perlu khawatir kalau aku akan menuntut tanggung jawab darimu" "Aku....beri aku waktu Sean" "Masalahnya ada yang tidak bisa menunggu, Adam" Adam mencekal Sean dan menariknya kemobilnya "Lepaskan, aku tidak ingin denganmu lagi" "Aku akan mengantarmu pulang kerumah oma mu" "Pasti Nick yang memberitahumu" "Benar" sepanjang perjalanan tidak ada yang mulai pembicaraan.
Sesekali Seam menoleh kebelakang, berarti yang diincar penguntit itu adalah dia tanpa sadar Sean menggenggam tangan Adam di setir Adam menoleh Sean ia terlihat cemas dan khawatir "Sean ada apa?" "Kita diikuti, Adam ia juga menguntitku sewaktu di kafe"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Oma kenalkan ini namany Adam" "Cucuku memanggilmu bejat, ia bejat yang tampan" "Omaaaaaa" Sean membuang wajahnya "Benar oma? Tapj aku suka" Adam tersenyum tipis "Oh ya tidurlah disini, sudah malam...kalian sudah makan malam? "Sudah oma" Sean berjalan kekamarnya meninggalkan mereka "Oma aku mau tanya apa pernah Sean mengatakan ia dikuntit?" Sedikit berbisik "Ya dua tahun lalu, ia menerima surat kaleng yang mengaku penggemar rahasia Sean namun Sean melaporkannya dan tidak lama pria itu dipenjara" Adam khawatir.
Neneknya heran tidak biasanya Sean belum bangun ia meminta Adam membangunkan Sean tapi Sean tidak ada kamarnya berdikit berantakan dan ada titik darah dijendela.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Nenek teang saja aku akan membawa Sean pulang" ia mengambil hpnya wanita itu menangis "Halo Nick aku mau bantuanmu, kita bertemu ditempatmu" ia mematikan panggilannya "Nek doakan saja Sean baik baik saja dan kabarkan hal ini pada orang tua Sean" Sean segera pergi dan tidak lama Nick mengirim pesan sebuah alamat ia langsung menuju kesana.
Sean tidak akan menangis dan ia menerjang pria itu hingga rasa sakit membuat gerakannya melemah hingga ia mendengar dan melihat mobil hitam Adam terlihat Adam tidak sendiri, ia bersama Nick keduanya memukuli nya hingga Sean memgentikan keduanya "Sudah kalian akan membunuhnya, aku tidak mau kalian jadi pembunuh" Keadaannya cukup menyedihkan, Adam menggendong Sean karena setelah bicara ia tidak sadarkan diri dan Adam menangkap tubuhnya sigap.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Omanya menggeleng melihat cucu kesayangannya itu ia menarik nafas pelan, Adam masuk dan ia tersenyum geli melihat Adam tertidur menggemaskan bersama anjing yang otomatis sejak kejadian itu mereka adopsi sekalian menjaga Sean "Gimana?" "Kedua orang tua sudah sepakat" "Sayang sekali nenek dan Sean tidak bisa datang" "Ya dokter melarangnya melakukan perjalanan jauh nek keadaan calon anak kami sedikit rentan" "Tapi setidaknya kalian akan menikah, nenek sangat bahagia kau bertanggung jawab dan Sean juga bersikap lembut padamu" Adam terkekeh "Rencananya setelah anak itu lahir aku akan memboyongnya ke Inggris nek" "Eh kenapa?" "Aku harus mengurus perusahaan ayah disana seharusnya tahun ini tapi karena keadaan Sean aku menundanya lagipula kedua orang tua kami mencemaskan keadaannya oma" "Ya terserah kalian, tapi apa Sean sudah tahu" "Ya oma ia setuju" keduanya kembali memandang Sean yang masih tidur mereka menahan tawa Sean seperti bayi besar"