pt 04. Evolusi

97 73 31
                                    

Ada yang penasaran dengan Kenzie?

~Kenzie siapa sih?

~Tuan Blue siapa?

~Kenapa Dea di awasi?

Terlintas dalam benak kalian gak tuh?

Ada yang tertarik? Dari part berapa?

Apa belum? Skuy baca terus 🌹

Jangan lupa RAMEKAN!

Biar authornya semangat buat ngetik lagi🤧🌹

❝Berubah menjadi lebih baik harus memiliki tekad dari bagian hati terdalam

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

❝Berubah menjadi lebih baik harus memiliki tekad dari bagian hati terdalam.❞-Matthew






༶♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶

Dea menyingkap kain dihadapannya, sebuah kotak kecil berisi kenangan yang sampai saat ini keberadaan si pemberi entah dimana. Mata Blue tetap mengawasi dari sudut yang tepat, jubah trasparente tetap melekat erat ditubuhnya. Softlens-Cam itu merekam dan secara langsung terkirim pada sumber utama.

Dea meraih Sweater rajut berwarna hitam biru, ia menciumnya. Aroma yang ia rindukan masih melekat di Sweater rajut yang ia genggam. Ia rindu. Sangat merindukan seseorang, lusa adalah hari ia kehilangan sosok tersebut. Sampai kapan ia harus terpuruk? Sampai kapan ia terus membunuh orang-orang yang tak bersalah? Sampai kapan ia harus memendam perasaan ini sendirian?

Ponsel Dea bergetar, sebuah pesan masuk yang isinya tidak diketahui Blue. Ia kembali meletakkan sweater pada tempat sebelumnya, kemudian menutupnya kembali dan melangkah menuju urusan berikutnya.

Dea keluar dari luar ruangan, membuat Blue menampakkan tubuhnya. "Cepatlah kau keluar, dia benar-benar merindukan mu," ujar Blue kesal sendiri pada tuannya.

Terdengar suara kekehan yang entah mengapa sangat merdu di telinga Blue, "aku merencanakannya atau tidak tetap saja, cepat atau lambat ia akan mengatahuinya Blue," ujarnya dengan suara bariton yang sangat santai.

Blue mengangguk, kemudian kembali melangkahkan kakinya bersama langkah Dea.

༶♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶

Kenzie menatap layar hologram dihadapannya, menatap pergerakan yang terekam secara otomatis. Gadis yang sampai saat ini membangkitkan semangatnya untuk tetap hidup.

Di sudut kamarnya Fio mengawasi aktivitas Kenzie, dan yang di awasi mengetahui sejak awal. Ia dengan sengaja membiarkan Fio mengetahuinya sendiri.

"Aku merencanakannya atau tidak tetap saja, cepat atau lambat ia akan mengatahuinya Blue," tutur Kenzie pada seseorang, ketika terdengar suara dari sebrang layar hologramnya.

Fio menatap Kenzie heran, dengan siapa ia berbicara? Tentu Fio tidak akan mengetahuinya, Fio mempertajam pandangannya. Terlihat seorang gadis dengan rambut terurai hitam, menggunakan pakaian yang sangat familiar di pengelihatannya.

Zarch Dealin Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora