36 || Permintaan Ke-99

3.5K 366 32
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

🌸🌸🌸

"Mas masih ingat permintaan terakhirku?"

"Iya."

"Mas mau mewujudkannya 'kan?"

"Tentu."

"Mas, tolong lepaskan aku."

🌸🌸🌸

"Lepaskan aku, kumohon." pinta Camelia sekali lagi, dengan nelangsa.

"Camelia?!" Dimas tertegun sejenak, seperti sedang mencerna perkataan itu --berharap Camelia segera melaratnya dan menyatakan kalau itu hanya guyonan belaka.

Namun, ketika mimik Camelia tak kunjung berubah --tetap memelas sekaligus bersikukuh, maka ia melanjutkan dengan suara bergetar karena rasa panik. "Jangan bercanda Camelia!"

Camelia menggeleng pelan, berusaha menguatkan tekadnya. Tak mau goyah dengan raut kesedihan di wajah rupawan pria yang telah memenuhi relung hatinya. "Mas--"

"Kenapa kamu tiba-tiba bicara aneh seperti ini? Apa karena Yulan? Kamu sendiri yang--"

"Iya! Ini salah aku! Dan aku tidak menyesali keputusanku saat melihat kalau ibu masih sayang sama mbak Yulan."

Tatapan bengis Dimas membuat Camelia membatu. "Tidak lagi, Camelia. Kamu jangan mengada-ada."

"Aku melihat dengan mata kepala aku sendiri kalau kalian masih peduli." Dimas hendak menyela namun Camelia tak memberi kesempatan dan lanjut bicara. "Apapun itu, aku tahu kalian masih sayang sama mbak Yulan, bukan begitu? Maka, lepaskan aku dan kembalilah pada mbak Yulan."

"Omong kosong macam apa ini?! Tidak akan pernah, Camelia! Mas sudah memperjuangkan kamu mati-matian dan sekarang kamu seenaknya meminta mas melepaskan kamu begitu saja? Lantas, bagaimana nasib pernikahan kita yang tinggal beberapa hari?"

"Aku bisa membatalkan itu." tukas Camelia dingin.

Tatapan Dimas semakin menajam, alis hitam tebalnya semakin menukik dengan raut muka tak suka yang nyata. "Kamu pikir mas akan menuruti permintaan konyolmu itu?"

Camelia berdecak frustasi. "Kenapa mas mau mempertahankan wanita serba kekurangan seperti aku ini? Dari awal aku gak layak bersanding sama kamu mas."

"Persetan dengan omong kosongmu!" umpatnya hingga membuat urat-urat di pelipisnya menonjol-nonjol.

Camelia tersentak karena ledakan emosi Dimas, namun ia berusaha tegar di hadapan pria yang akan ia lepaskan ini. "Mas janji 'kan bakalan mewujudkan 99 impianku. Dan ini permintaanku yang terakhir."

Nampak Dimas seperti sudah kehilangan kata-kata. Ia mengusap kasar wajah lelahnya dengan hati bergemuruh riuh. "Tapi tidak begini, sayang."

Ah-- panggilan halus itu hampir saja merobohkan pertahanan Camelia. Namun ia tak mau kalah dan berusaha tegar di hadapan Dimas dengan sisa-sisa mental tempe-nya. "Mas-- Lia mohon."

"Lebih baik kamu meminta mas mati saja daripada kamu pergi dari mas. Kamu tahu rasanya kehilangan orang yang dicinta? Mas sudah mengalami rasa sakit itu, dan kamu tega menyeret mas dalam luka yang sama?"

Camelia tak sanggup menjawab, bibirnya bergetar dan telinganya berdenging. Kata-kata Dimas bagai pisau yang menyayat hatinya tanpa ampun.

Lalu dengan nada pilu Dimas melanjutkan. "Bagaimana mas hidup tanpa kamu?"

Camelia Blooms [Completed]Where stories live. Discover now