3 || Happy Graduation, Camelia

6.6K 577 5
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

🌸🌸🌸

"Lia... woi eling!"

"Bocah edan, kesambet apa dia?"

"LIA!"

"Anjir, apaan?!"

Teriakan bahasa aneh mereka bertiga sukses menarik perhatian pengunjung kafe.

"Lo sejak kemaren planga-plongo mulu. Kenapa sih?" cecar Nayla yang keheranan melihat tingkah teman satu apartemennya.

Yang ditodong pertanyaan itu hanya membalas dengan decakan sebal, bahkan menyempatkan untuk menoyor wajah Nayla yang mendekati wajahnya.

"Mungkin kalo kata si Spongebob, dia ini pasti lagi terkena demam musim semi."

Wajah Camelia memerah tanpa bisa dicegah atas perkataan Nando. Lamunannya langsung membawa pada kejadian semalam.

"Beb, asli ini mah demam kayaknya. Liat pipinya aja merah cabe gendot gini." ujar Nayla mulai cemas.

"Gak, dia keliatan lagi nahan boker."

Camelia memicingkan matanya, lalu melemparkan sedotan yang ia mainkan dari tadi.

Nando menutupi kepalanya dengan lengan tangan berototnya. "Badan segede badak tapi cemen sama sedotan." Dan juga si kecil Nayla, yang selalu sukses membuat Nando tak berkutik.

"Mau kemana lo?" tanya Nayla yang melihat Camelia hendak beranjak.

"Balik."

"Eh-- Lia..."

"Gih sana balik." usir Nando dengan bersungut-sungut.

Dengan gerakan menggorok lehernya sendiri, Camelia memberi peringatan pada bayi bongsor itu.

"Bebeb... Iya galaaaak." adunya, persis seperti bocah.

Belum sempat ia membuka pintu kafe, seseorang diluar sana terlebih dulu menariknya. Seketika Camelia tersentak dan kehilangan napasnya, namun saat wajah tersembunyi masker itu menunjukan rupanya tak ayal ada sedikit rasa sesal di dalam dadanya.

Ia menepuk kepalanya dengan suara 'puk' yang kencang dan mengeluh dalam hatinya sendiri. Memangnya apa yang ia harapkan? Pertemuan ajaib untuk ke-empat kalinya? Mimpimu ketinggian, Lia.

Sekarang ia berjalan menyusuri trotoar dengan pikiran yang semerawut dipenuhi fantasi absurd yang memuakkan. Semua ini pasti gara-gara insiden semalam. . .

🌸

Setelah mengatakan hal konyol itu, tidak ada suara yang terdengar dari dua pihak. Mereka berdiri tenang diantara keriuhan sekitar.

Camelia gugup bukan main, takutnya si bapak berpikir macam-macam. Tapi jujur, dia hanya ingin berterima kasih dengan mentraktir jajanan yang ada, meski di sudut kecil dalam hatinya terbersit perasaan ingin lebih lama berdekatan dengan bapak tampan itu. Oh for God sake, aroma parfumnya itu membuat dia ketagihan.

"P-pak?" tanya Camelia ragu-ragu, mungkin bapak itu tak mendengar kata-katanya.

Samar namun pasti, si bapak tampan menganggukkan kepalanya singkat. Sorak-sorai terdengar dalam kepala Camelia. Ia bisa mengulur waktu lebih lama dengan bapak tampan.

Tak banyak yang dapat diceritakan. Bapak itu sangat tenang dan tak banyak omong, selebihnya Camelia-lah yang mendadak jadi tour guide gadungan dan menjelaskan seluk beluk festival bunga sakura ini karena katanya bapak ini baru pertama kali ke Jepang.

Camelia Blooms [Completed]Where stories live. Discover now