26 || Masih Tak Akan Goyah

3.1K 411 25
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

🌸🌸🌸

"Aku menyukaimu, Camelia."

Camelia membatu dengan tatapan kosong serta tangannya yang mendadak kaku dan terasa dingin saat menyentuh kotak itu. Telinganya berdenging dengan tiga kata ajaib itu yang bergaung di telinganya.

"Ha-haru...san--"

Tampak mimik wajah Haru yang tadinya begitu serius berangsur-angsur berubah menjadi tawa lebar hingga setitik air mata lolos di sudut matanya. Ia tampak menikmati keterkejutan Camelia. "Ada apa dengan wajahmu, hm?"

"K-kau--"

"Aku menyukaimu-- dulu. Tidak lagi untuk sekarang."

"Heh?"

Matanya menerawang, mungkin sedang menggali kenangan masa lalu. Kemudian ia memasang senyum hangat yang mampu membuat hati lumer. "Entah sejak kapan aku mulai tertarik padamu. Aku menikmati wajahmu yang serius saat melukis, menceritakan sebuah lukisan dengan penuh pemujaan serta saat kau memandangi lukisan berjam-jam itu sangat menarik perhatianku."

"Jadi, kau menyukaiku atau lukisanku saja?"

Kalau saja ia tahu lebih awal kalau Haru tertarik padanya...  mungkin ia tidak akan dalam posisi cinta sebelah pihak. Dulu--

"Sorera no ryōhō." (Kedua-duanya)

"Ish.. apa-apaan."

"Apa kau bahagia, bersama pria itu?"

Entah, iya atau tidak? Masih abu-abu sebenarnya. Kebersamaannya dengan Dimas bagai buah simalakama. Namun, karena kepastian hatinya yang tak akan mudah goyah lagi lantas ia menjawab, "Aku pastikan akan selalu bahagia."

"Aku pun mendoakan demikian."

"Jadi sekarang--"

"Ah... jangan terbebani perasaan masa lalu-ku. Dan lusa mungkin aku akan kembali ke Jepang."

"Maaf Haru-san aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku harus segera bekerja."

"It's ok. Dan, aku harap kau tidak berhenti melukis."

Camelia tersenyum cerah, "Tentu saja. Itu passsion-ku."

"Mata ne." (Sampai jumpa lagi)

"Arigatou... Haru-san." (Terima kasih)

Tiba-tiba rasa ingin berlari ke pelukan Dimas meningkat drastis. Ia ingin tangan besar milik Dimas menggenggam tangan kecilnya yang pasti akan tenggelam dalam balutan hangat tangan besarnya.

Oh astaga, ia mendadak rindu begini. Omong-omong kemana pasangan nano-nano itu pergi?!

🌸🌸🌸

Setelah mengantar Haru pulang kembali ke rumah Nando --sialannya sang pemilik rumah malah asik nonton film dengan sang kekasih-- Camelia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena tak sabar ingin melihat wajah tampan yang membuat hatinya jumpalitan. Ada sekelumit perasaan bersalah karena sikap ketusnya tadi. Ia tahu dan sadar diri kalau ia bersikap berlebihan, tapi jika tidak ada drama Jasmine yang mengamuk tadi mungkin ia tidak akan pernah belajar untuk mempertahankan apa yang sudah ditakdirkan untuknya.

Dan ia percaya Dimas adalah pria yang ditakdirkan untuk menjadi pria terakhir di hidupnya.

Mang Ujang yang baru saja akan membuka gerbang rumah ketika terdengar suara klakson, dibuat terbengong-bengong melihat non-nya yang meloncat dari mobil dengan kondisi mobil yang masih menyala. Ada binar bahagia di matanya dan mang Ujang hanya senyum-senyum sendiri dan memarkirkan mobil tersebut.

Camelia Blooms [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang