18 || Bertemu Dengan Keluarga Besar

3.1K 353 19
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

🌸🌸🌸

"Mampir dulu lah pak."

"Tidak usah, lama."

"Gak bakalan lama, cuman pilih, pakai terus kita balik lagi."

"Terus membuat keluarga saya menunggu, begitu?"

"Ya Allah pak! Bentar aja napa!"

"Baju kamu tidak apa-apa, kenapa sibuk sekali?"

"Saya bukan mau interview dengan setelan kerja begini."

"Memang kemungkinannya kamu akan diserang beberapa pertanyaan oleh ibu saya."

Camelia semakin mengkerut, nyalinya perlahan mulai mlempem dihantam bayangan sesi interogasi oleh sosok wanita yang telah melahirkan seorang Dimas Angkasa. Ia meneguk liurnya dengan cemas.

Namun kekesalannya masih memuncaki siklus emosionalnya hingga ia memilih membuang muka ke luar jendela dan mengunci mulutnya rapat-rapat.

Kekesalannya perlahan sirna saat melihat Dimas membelokkan mobilnya memasuki kawasan mal yang sedari tadi ia mintai untuk mampir sejenak supaya ia bisa berganti pakaian. Ia takjub bukan main karena mampu meluluhkan manusia es balok itu. Dengan cepat ia melirik Dimas disertai tatapan penuh syukur.

"Simpan saja ucapan terima kasihnya untuk dirimu sendiri."

Tuh 'kan, gak ada manis-manisnya jadi orang tuh, kalah sama air mineral. Apa Dimas makan semen cor-an jadi hidupnya datar sedatar tembok?

"Ayo pak." ajaknya saat melihat Dimas tak beranjak sama sekali.

"Kamu saja sendiri, saya capek." jawab Dimas sembari mengusap layar ponsel.

Camelia menahan rasa geramnya yang ingin mencekik leher Dimas sampai wajahnya membiru dan mati perlahan di tangannya. Namun, segera saja ia menepis imajinasi liarnya itu karena ia lebih takut di-bui di balik sel karena kasus pembunuhan. Dengan kekuatan berlebihan, ia membuka dan menutup pintu mobil dengan kasar. Sebelum kakinya menapaki lantai, suara kaca mobil diturunkan menginterupsinya.

"Pilih yang sopan, jangan yang heboh." katanya sambil menyodorkan kartu kredit yang hitam mengkilat.

Ia melongo dibuatnya. Bukannya apa-apa, hanya saja ia cukup mampu membeli sepotong gaun untuk malam ini. Camelia juga memiliki saldo rekening pemberian papanya yang lumayan, sebab ia kembali ke Indonesia dan bersedia menjadi anak penurut. Tapi, otak liciknya menghasut supaya sedikit memberi pelajaran pada Dimas. Kapan lagi coba ia bisa memanfaatkan Dimas.

Camelia hendak meraih kartu hitam itu dengan segudang rencana jahat, namun Dimas malah menariknya kembali. "Waktu kamu cuman dua puluh menit, lebih dari itu kamu saya tinggalkan."

Seperti acara Uang Kaget saja yang diberi batas waktu. Ia memutar bola mata jengah dan merampas kartu itu disertai cengiran lebar. Camelia dibuat semakin tertantang untuk menguji kebenaran ancaman Dimas. Kalau pun Dimas memang meninggalkannya, berarti ia tidak harus bertemu keluarganya 'kan? Ini sih, banyak untungnya di Camelia.

Diiringi senyuman iblis tersungging di wajahnya, ia berjalan dengan pasti memasuki area mal.

🌸🌸🌸

Ia memastikan sekali lagi, sepertinya waktunya cukup untuk ia kembali. Camelia mencuri waktu lebih selama dua puluh menit, sengaja mampir dulu membeli make-up, menyambangi salon supaya rambut panjangnya bergelombang indah serta wangi dan tak lupa membeli makanan ringan untuk mengganjal perutnya. Ia menguras isi rekening Dimas dengan sangat baik. Rasanya ingin tertawa ala penyihir jahat di kartun Disney.

Camelia Blooms [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang