Dimas' story || Pada Akhirnya

2.5K 223 5
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

🌸🌸🌸

"Aku gak tahu harus nyari Tomy kemana lagi. Dia menghilang gitu aja."

Tenggorokan ini rasanya tercekat. Pilu hati mendengar semua penuturannya, dengan deraian air mata yang tak kunjung surut. Tangan terkepal meminta dilampiaskan untuk menghajar pria brengsek yang membuat Yulan menjadi seperti ini.

Lihat kondisinya? Tulang pipinya menonjol mengerikan, jari-jarinya kurus dan runcing tak menjanjikan kehalusan dan kelembutan seperti dulu. Matanya cekung dengan kantung mata tebal. Dan yang paling membuat hati terbakar yaitu atas fakta ada mahluk hidup yang bersarang di dalam tubuh Yulan, sebagian dari si brengsek itu ada dalam diri Yulan.

Sudahkah saya bilang kalau Yulan ini hidup sebatang kara? Iya, Yulan tumbuh di panti asuhan tanpa tahu siapa yang menghadirkannya di muka bumi ini. Makanya bagaimana hati tak pilu saat membayangkan bagaimana Yulan harus melewati semua ini seorang diri, tanpa ada yang bisa menjaga dan merawatnya.

"Aku bodoh, dungu dan terlalu termakan kata-kata manis si brengsek itu. Dia berhasil menghancurkan hidup aku."

"Yulan--"

"Dan aku sekarang terlihat menyedihkan dengan mendatangi kamu, dengan perut buncit seperti ini. Aku udah gak tahu harus pergi kemana, yang aku punya hanya kamu."

Tanpa berpikir panjang, tubuh kecil Yulan kini sudah berada dalam rengkuhan. Ingin saya tunjukan kalau tak peduli sekacau apa dia, saya akan selalu melindunginya... sesuatu yang menurut saya yang paling benar. Di kepala hanya ada keinginan untuk membuat dia tersenyum cemerlang seperti sedia kala.

🌸🌸🌸

"Kamu bisa istirahat dulu di sini."

"Tapi--"

"Aku ada di sekitaran sini kalau kamu butuh butuh sesuatu."

Yulan tampak lebih baik, setelah saya mengambil satu kamar --biasanya untuk staff jika harus lembur-- agar dia bisa berbenah dan mengganti pakaiannya yang basah kuyup.

"Dimas, makasih banyak. Kalau nggak ada kamu, mungkin aku--"

"Jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik kamu istirahat saja."

Dan yang terakhir kali saya lihat adalah senyuman yang selalu saya rindukan, meski matanya masih sarat akan pilu yang nyata.

🌸🌸🌸

Berbekal informasi singkat tentang berandal bernama Tomy itu, saya berusaha mencoba mencari setitik petunjuk apapun itu yang mungkin akan membawa saya pada keberadaannya. Berkat seorang kenalan di bandara saya bisa mendapat informasi kalau si brengsek itu sudah melarikan diri ke Australia. Segera saja saya mendiskusikan ini dengan Yulan.

"Brengsek. Laki-laki jahat. Pendusta ulung. Sialan!"

Saya biarkan Yulan mengeluarkan semua uneg-unegnya. Ia terus meracau, menangis lalu marah-marah mengumpati Tomy, ayah biologis dari jabang bayinya.

Setelah dirasa Yulan mulai berangsur tenang, saya bertanya perihal rencananya ke depan.

"Kamu mau pergi ke sana untuk mencari dia?"

"Lalu, apa yang akan berubah? Dia akan tetap membuangku seperti sampah."

"Lantas apa yang akan kamu lakukan?"

Selagi dia merenungkan pilihannya, saya juga turut menduga-duga kiranya rencana apa yang akan ia ambil diantara semua kekalutan ini. Sebuah ide ngeri tanpa sengaja melintas di benak tatkala melihat sorot di mata Yulan berubah.

Camelia Blooms [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang