47

40.9K 3.9K 1.8K
                                    

Duduk dengan jas kerja lengkap yang membalut tubuh kekarnya, manik bulat Jeon Jungkook nyatanya hanya dapat menatap lurus pada paras ayu wanita yang berada di seberangnya.

Dua cangkir kopi susu menjadi hidangan di atas meja beserta dua sandwich tuna pilihan Yoora. Lima menit mereka gunakan untuk saling membisu sebelum dehaman kecil dari Yoora mampu memecahkan suasana canggung yang tercipta.

"Kau tidak berniat untuk menanyakan kabarku, Jey?"

Jungkook mengerjap dan menyeruput kopinya. "Apa kabar, Hwang?" tanyanya kemudian. Tangannya mengusap tengkuk dengan gusar. "Sudah lama sekali tidak bertemu. Rasanya aku bingung bagaimana cara memulai pembicaraan," aku Jungkook.

Yoora mengangguk mengerti, melayangkan kekehannya sejenak karena menyadari rasa gugup dari gerak-gerik Jungkook.

"Aku paham," ujar Yoora. Wanita itu melahap sandwich-nya, lantas menatap lekat ke arah Jungkook yang juga ikut memakan bagiannya. "Setelah kejadian di hotel waktu itu ..."

Jungkook mendongak seketika. Remasan pada pisau yang ia pegang kian mengerat, pun ia mendadak tidak nyaman dalam duduknya saat Yoora membahas kejadian tiga tahun yang lalu di mana Jungkook masih sering pergi ke kelab untuk bersenang-senang.

"... aku hamil." Napasnya tercekat usai mendengar kalimat terakhir Yoora. "Ibu memutuskan untuk membantuku merawat anakku berdua tanpa seorang pria."

"S-siapa namanya?" tanya Jungkook terbata. Sungguh, ia belum siap menerima fakta yang Yoora sampaikan.

Yoora tersenyum tipis. "Ahlyn," jawabnya dan melanjutkan, "Jeon Ahlyn. Aku memakai marga ayahnya karena bagaimanapun Ahlyn memiliki hak untuk marga sang ayah."

Menghabiskan sandwich dengan risau, Jungkook lekas menyeruput kembali kopinya dengan manik Yoora yang terus menyorotnya sayu. "Tidak perlu merasa bersalah seperti itu, Jey. Aku tahu kau pun tidak menginginkan kejadian tiga tahun yang lalu. Ini semua terjadi bukan karena kesalahanmu."

Jungkook menggeleng setelah berperang dengan hati dan pikirannya. "Tidak, Yoo." Pria itu memijat pangkal hidung yang tiba-tiba berat. "Aku akan tetap tanggung jawab. Tapi maaf, aku sudah menikah."

"Aku mengerti. Aku minta bertemu bukan untuk meminta tanggung jawab apa pun darimu, Jey. Aku hanya ingin kau tahu bahwa ada putri kecil yang hadir setelah kejadian di hotel waktu itu."

Manik bulatnya menatap kosong pada cangkir kopi yang telah kosong. Jungkook memikirkan berbagai risiko apabila Jihye mengetahui fakta ini. Akan tetapi, jauh lebih menyakitkan jika ia menyembunyikan semuanya dari sang istri.

"Boleh aku lihat fotonya?" Yoora mengangguk dan buru-buru merogoh ponsel dari dalam tas selempangnya. Wanita itu kemudian memperlihatka potret sang anak yang tengah berusia dua tahun kepada Jungkook. "Dia cantik sekali. Sepertimu," puji Jungkook tak mau berbohong.

"Bagaimana dengan istrimu? Boleh kulihat fotonya?" Jungkook tersenyum dan lekas menunjukkan foto Jihye di ponselnya. Netra Yoora terbelalak seketika. "Masih wanita yang dulu kau suka?"

Jungkook mengangguk angkuh. "Aku pria setia, 'kan?" tanyanya sembari menggoyangkan alis naik turun.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" Jungkook sejenak terdiam. Pria itu menjilat bibir bawahnya dan menatap Yoora tak yakin. "Katakan saja."

"Dia baik—atau mungkin tak begitu baik jika tahu mengenai fakta ini, Yoo."

"Jeon Ahlyn?" Jungkook menganggukkan kepala. "Tenang saja, dia tidak akan tahu."

Jungkook mengusap wajahnya frustasi. "Biar aku tanggung jawab untuk Ahlyn. Kenalkan aku padanya dan aku akan membiayai semua kebutuhannya mulai sekarang."

Fiance ✓Where stories live. Discover now