37

38.9K 4.1K 906
                                    

Jemarinya memilin dress berwarna biru yang tengah ia kenakan. Jihye memanyunkan bibir sesekali sambil menyandarkan kepala pada jendela mobil sebab setelah keluar dari kantor dengan Jungkook, pria Jeon itu sama sekali tidak membuka mulut untuk sekadar basa-basi.

Sejenak wanita Park itu berpikir apakah ia salah karena mengajak Jimin menghabiskan makanannya yang memenuhi meja, atau karena Jihye yang mendadak suka memukul kepala atau menarik rambut yang sudah tertata rapi oleh minyak rambut tersebut.

"Koo ..." Jihye pada akhirnya menegakkan punggungnya. Mengulum sesaat bibir bawahnya lantaran Jungkook hanya melirik sekilas sebelum fokus lagi dengan jalanan, Jihye lekas merosotkan bahu. "Aku minta maaf!"

Jungkook hanya diam. Kepalanya yang berat karena terlalu banyak diisi oleh pikiran-pikiran yang mengganggunya membuat ia lebih memilih menutup mulut. Mulanya Jungkook mengabaikan permintaan maaf sang wanita, tapi kepalanya sontak menoleh dengan pandangan jengkel saat Jihye melanjutkan, "Maaf karena memukulimu terus. Maaf juga karena menghabiskan semua makanannya dengan Kak Jimin. Nanti uangnya aku ganti, kok."

Namun, Jungkook tetap saja bungkam dengan kekesalan yang kian memuncak. Diremasnya kemudi dengan erat, lalu bibirnya mengerucut dongkol sebelum membuang muka agar Jihye tidak melihat air mukanya saat ini.

Mobil sedannya masuk ke pekarangan rumah Jihye. Rencana kencan mereka agaknya Jungkook batalkan hari ini, lalu turun dari mobil dan mengabaikan seruan Jihye di belakangnya.

Jihye berdecak—ikut kesal lantaran Jungkook yang mendadak marah tanpa sebuah alasan yang jelas padanya. Wanita hamil tersebut sontak berlari kecil menyusul langkah lebar Jungkook yang sudah mendahuluinya memasuki rumah. Sejenak, Jihye menatap Jungkook dengan bingung manakala prianya naik ke lantai dua dan langsung menutup pintu kamarnya tanpa menunggunya terlebih dahulu.

"Kak Jung ..." Jihye memanggil dari depan kamarnya, kemudian membuka pintu seorang diri lantaran Jungkook tidak menyahut di dalam sana. Wanita Park itu dikejutkan oleh presensi Jungkook yang tengah berdiri di belakang pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. "Kak Jung kena—" Ia lantas menghentikan ucapannya sendiri manakala mengikuti arah pandang Jungkook, lalu meringis kaku.

"Singkirkan!" ucap pria itu tegas. Jihye cepat-cepat mengangguk dengan pipi menggembung, lalu buru-buru melepas beberapa lembar foto polaroid yang berisi wajah dirinya dengan Kim Taehyung. Jihye meletakkan lembaran foto tersebut ke dalam nakas, tapi Jungkook lagi-lagi bersuara, "Aku menyuruhmu menyingkirkan, bukan menyimpan."

Mengulum bibir, Jihye lekas kembali memunguti foto-foto tersebut dan ia masukkan ke tempat sampah di kamarnya. "Sudah ...," katanya lesu. Jihye memandang Jungkook lamat-lamat. Pria itu sedang melepas jas kerjanya sebelum merebahkan diri di atas ranjang memunggungi Jihye. "Kak Tae yang bilang, ya?"

Jungkook tidak menjawab, lagi—membuat Jihye mendengus dan menyusul Jungkook. Wanita itu duduk di tepi ranjang, kemudian mengusap lengan kekar Jungkook yang berbalut kemeja. "Begitu saja marah," celetuknya. "Tidak memikirkan perasaanku saat melihatmu dan Minjae berbagi kemesraan di depanku? Kak Jung juga tahu siapa orang yang menghiburkan selama ini kalau bukan Kak Taehyung."

Sejemang, Jungkook merasa tidak nyaman dalam mengatupkan matanya. Mendengar penuturan Jihye membuatnya menelan pikiran kesalnya yang tadinya sempat memuncak. "Kalau masih egois begini, sebaiknya kita tidak bertemu untuk sementara waktu." Ucapan Jihye refleks membuat Jungkook menyingkap mata dan memutar tubuh. Jihye mengulum senyum kemudian. "Masih marah, tidak?"

Jungkook sontak menggeleng dan mengambil posisi setengah duduk. Punggungnya ia sandarkan pada headboard, lalu membuka dua kancing kemeja teratasnya. "Lagipula kau kenapa tidak pernah memasang fotoku saja?"

Fiance ✓Where stories live. Discover now