22

45K 5.7K 1.6K
                                    

Dengan punggungnya yang tegak, Park Jihye melangkah yakin dengan pandangan lurus ke depan. Di balik tangannya yang mengepal, ia menyimpan sejuta rasa lelah dan sakit yang akan ia hilangkan hari ini.

Cukup sudah semuanya. Kali ini Jihye tak mau menunda lebih lama sedang enam bulan sudah lewat nyaris dua minggu.

Setelah kemarin Taehyung memberi tespek yang menampilkan dua garis merah di sana, Jihye sangat amat yakin bahwa benda tersebut adalah milik Yu Minjae.

Manakala tungkainya telah menginjak lantai yang menghadapkan dirinya dengan pintu kayu kokoh tersebut, Jihye lekas mendorong dan melangkah masuk usai menghela napas dalam.

Sialnya, manakala ia tengah menjernihkan pikiran agar dapat dengan mudah menghadapi Jungkook ... ia malah disuguhkan oleh pertunjukan memuakkan pada jarak lima meter di tempatnya berdiri saat ini.

Titik fokus Jihye terletak pada Minjae yang mengenakan pakaian seksi tak seperti biasanya. Wanita Yu itu duduk di pangkuan Jungkook tanpa adanya jarak sedikitpun.

Lengannya memeluk leher Jungkook, dan bibir mereka saling bertautan hingga menimbulkan decapan lidah yang cukup membuat Jihye tersenyum pahit. Jihye juga melihat lengan Jungkook yang mengusap punggung Minjae dengan seduktif.

Setelah menahan mati-matian amarahnya,Jihye lantas menjilat bibir bawahnya. “Jeon Jungkook,” panggilnya sedikit berseru.

Kegiatan panas itu mendadak terpotong manakala suara Jihye memenuhi ruang kerja Jungkook yang besar. Wanita Park tersebut bersikap seolah semua baik-baik saja, lalu melemparkan senyum pahit sekali lagi saat Jungkook mendorong pelan tubuh Minjae.

Jungkook kemudian membuang napas pelan. Memijat pelipis sejenak sebelum menciptakan pandangan jengkel ke arah wanita tunangan yang setia berdiri di belakang pintu.

“Park Jihye ... sudah kukatakan berapa kali padamu untuk mengetuk pintu lebih dulu!” katanya dengan nada dingin yang dibuat-buat.

Jihye melipat kedua lengan di depan dada—enggan melangkah untuk mendekati kedua orang yang telah ketahuan bercumbu di dalam kantor.

“Aku sudah mengetuknya, tapi tidak ada respons,” jawabnya santai. Berbohong, tentu saja.

Jihye terlalu banyak berbohong pada perasaannya, bukan? Maka dari itu, berbohong pada Jungkook pun tidak begitu masalah.

Wanita Park itu menyapu pandangan ke seluruh ruang kerja Jungkook yang dulu nyaris setiap hari ia kunjungi. Lalu tatapannya jatuh pada sosok Minjae yang sempat menatapnya sinis sebelum menunduk sambil mengulum bibir.

Berdeham singkat untuk menyairkan suasana di dalam ruang kerja Jungkook yang mendadak kaku, Jihye kemudian tersenyum tipis. “Yu Minjae ... bisa keluar sebentar? Ada sesuatu keperluan yang harus kubicarakan dengan Kak Jungkook. Hanya beberapa menit,” katanya.

Wanita setahun lebih muda dari Jihye itu mengangguk, lantas melirik Jungkook yang juga tengah meliriknya sebelum melangkah keluar ruangan.

Semenit Jihye biarkan ruangan dalam keadaan hening. Kemudian ia melangkah mendekati Jungkook sambil melepas cincin berlian yang melingkari jari manisnya.

“Apakah peraturan soal ‘dilarang bercinta di dalam kantor’ telah dihapus semenjak aku tidak menjabat sebagai sekretaris, Tuan?” tanyanya sedikit menggunakan nada bercanda.

Jihye meletakkan cincin ke atas meja kerja Jungkook, menciptakan kerutan di kening pria itu. “Sesuai kemauanmu sejak dulu, kita sudahi semua ini,” lanjut Jihye.

“Maksudmu?” Jungkook bertanya tak paham.

Tangan Jihye menyugar surainya sesaat, kemudian menjilat bibir tipisnya. “Ini sudah enam bulan, Kak Jungkook—kau tidak lupa, aku tahu. Dan kau selalu menghindariku beberapa waktu ini.”

Fiance ✓Where stories live. Discover now