10

51K 6K 2.5K
                                    

Jihye mengerang kesal. Pasalnya, ia baru saja tidur empat jam lalu. Dan sekarang, sang mama mengganggu tidurnya dengan mengetuk pintu dan berteriak nyaring.

Pengganggu tidur itu memang selalu menyebalkan. Namun, jika itu adalah mama, Jihye tak bisa mengumpat dan sejenisnya.

Wanita itu menguap sembari mengucek matanya dengan jari telunjuk. Beranjak dari ranjang, lalu melirik jam dinding yang sudah menunjuk angka enam.

“Sudah bangun, Ma!” serunya dengan suara serak khas bangun tidur.

Menghilangnya suara sang mama, serta menjauhnya suara derap langkah kaki membuat Jihye buru-buru memasuki kamar mandi.

Jihye akui ia susah tidur semalam. Mencoba untuk terlelap dengan mengatupkan mata rapat-rapat, namun nihil; kepalanya terus saja mengulang memori soal Minjae yang tinggal satu apartemen dengan Jungkook.

Akan tetapi, wanita itu akhirnya bisa mudah terlelap usai bertelepon dengan Taehyung.

Ya, Jihye menceritakan semuanya. Semenjak sahabat Jungkook itu mengetahui hubungan tak beres pada pertunangan Jihye, wanita Park itu tak lagi ragu untuk bercerita.

Selesai dengan mandinya, Park Jihye segera mengenakan pakaian kerja dengan handuk membungkus rambut basahnya.

Mengoleskan pelembap wajah dan bibir, kemudian bersenandung kecil sembari menunggu pelembap meresap pada kulitnya.

Setelah itu, Jihye mulai membubuhkan bulir bedak ke atas wajah cantiknya. Memberikan mascara, eyeliner, sedikit pemerah pipi, serta lip tint.

“Ukh, anak Papa Park cantik sekali,” monolognya mengagumi diri sendiri.

Jihye bertepuk tangan, lantas keluar dari kamar usai meraih tas selempang, map berisi bahan rapat, juga memakai sepatu hak.

Menginjak anak tangga dengan senyum merekah ketika sang papa dan mama menyambutnya dengan wajah ceria. Namun, agaknya Jihye tak dapat lagi mengumbar senyum manakala melihat pria yang duduk di samping sang papa.

“Kak Jungkook ...”

“Selamat pagi,” sapa pria itu membuat Jihye menggaruk tengkuk canggung.

Jihye tersenyum paksa. “Pagi, Kak.” Lantas duduk di seberang Jungkook. “Kenapa pagi-pagi ke sini?” tanyanya.

“Dia calon suamimu. Apa salahnya dia ikut sarapan bersama kita, Jiy?” jawab sang papa dengan satu alis mengedik penasaran.

Hanya dapat mengulum bibir, Jihye lekas menyusul ketiga orang itu yang sudah sarapan mendahuluinya.

“Jungkook mau mengajakmu jalan-jalan. Tidak perlu bekerja pagi ini,” kata sang mama.

Jihye menjauhkan sumpit sejenak. “Apa?” tanyanya tidak yakin. “Tapi hari ini Jiya ada rapat dengan Kak Taehyung, Ma.”

“Aku sudah menelepon Taehyung,” Jungkook melonggarkan dasinya, “bahwa aku akan membawamu memesan gaun hari ini.”

“Tapi ...”

“Jiya,” potong sang papa dengan air muka serius.

Jihye meneguk air. “Pernikahannya ‘kan masih lama, Pa.”

“Aku memajukan pernikahan kita. Tiga bulan lagi.”

“H-hah?!”

Jungkook memutar bola mata, sang mama menyiku perut Jihye, sedang sang papa mendesah kesal.

“Pa, Ma, Kak Jungkook ... besok saja, ya?”

“Tidak!” jawab ketiga orang itu kompak.

....

Fiance ✓Where stories live. Discover now