Bab 25

49.8K 1.8K 217
                                    

Hallo, terimakasih yang masih mengikuti cerita saya... *terharu* Saya mau info, untuk novel secret lust yang sempat saya infokan beberapa bulan lalu (sudah lama yaa...)#sigh... karena beberapa hal, tidak dipasarkan melalui para penulis, tetapi secara resmi di www.nulisbuku.com

Untuk yang minat terhadap buku itu bisa check it out there.... sudah tayang kok. Hehehe....#blush!

Kalau yang mau tanda tangan para penulis yang unfortunately tersebar di beberapa pulau di Indonesia, mungkin caranya bisa info ke masing-masing mereka (termasuk saya) kemudian penulis yg akan beli, tandatangan lalu mengirimkannya ke kalian. Namun ongkirnya beda dengan yang dibebankan dari nulisbuku.com. Karena akan kena double, dari nulisbuku ke  penulis, dan penulis ke kalian.

Well, itu saja yang saya sampaikan ya... Happy reading...

Cerita ini didedikasikan kepada semua yang setia baca BCPP. Terimakasih...

----------------------------------------

Dave memandang Mila yang masih tertidur di atas ranjang. Dave tidak tega melihat istrinya terbaring pucat seperti ini. Hal ini terdengar klise, tapi ia ingin dirinya yang sakit, alih-alih Mila.

Dave mengingat pembicaraan Dokter Andre dengan dirinya. Mila Hamil. Dave tidak tahu harus berkata apa. Ia tersenyum begitu lebar begitu mendengar berita kehamilan Mila. Dave tidak peduli dengan perkataan Dokter Andre bahwa masih butuh waktu beberapa minggu untuk memastikan kehamilan tersebut. Hatinya bersorak, Mila sepenuhnya menjadi miliknya. Anak adalah ikatan yang tidak dapat memisahkan mereka.

Ia pun tidak tahu mengapa dalam hatinya terbesit kecemasan. Walau Mila telah menjadi istrinya, tetapi sulit bagi Dave mengetahui isi hati istrinya itu. Mila tidak pernah mengatakan bagaimana perasaannya kepada Dave.

Ya, Mila peduli padanya, memandang lembut kearahnya, memperhatikannya, tapi … apakah wanita itu mencintainya? Dan mengapa masalah cinta Mila menjadi penting untuknya? Bukankah ia tidak pernah peduli masalah hati? Namun walau bagaimanapun, tembok tidak kasat mata ini bagai menghalangi mereka.

Dan ada masalah satu lagi. Dokter Andre mengatakan kalau Mila justru ingin merahasiakan kehamilannya. Bagaimana bisa? Kenapa harus dirahasiakan? Ini adalah berita gembira. Dave menghalau jauh-jauh pemikiran bahwa itu bukan anaknya. Tidak mungkin. Mila bukan perempuan gampangan. Semakin mengetahui wanita itu, semakin ia menghormati dan menghargai Mila. Apa yang  telah dipersembahkan Mila untuknya sudah merupakan bukti bahwa hanya kepada dirinyalah Mila percaya seutuhnya. Tapi mengapa dirinya tidak diberitahu?

Ini menjengkelkan. Alasan Mila tidak terpikirkan olehnya. Bila dengan frontal Dave berkata kalau ia mengetahui kehamilan tersebut dari Dokter Andre, Dave khawatir Mila tidak akan berkata jujur kepada Dokter Andre, dan ia semakin tidak tahu apa-apa mengenai kondisi Mila.

Ya Tuhan, wanita ini membingungkan …

*****

Mila merasakan  sentuhan halus di pipinya. Ia membuka mata dan melihat Dave sedang duduk disamping ranjang sembari tersenyum. Dalam seketika sapuan emosi tiba-tiba membuncah. Dave terlihat begitu …mempesona. Tatapannya yang lembut dan senyumnya yang teduh … Mila ingin meyurukkan tubuhnya dan bergelung dalam pelukan Dave lalu berkata, aku hamil … hamil … Kita akan memiliki anak, Dave. Seorang anak. Tapi ia tak bisa. Belum saatnya.

“Hai, sudah enakkan?”

Mila mengangguk, lalu beranjak duduk. Dave dengan cepat membantu Mila. Membuatnya tertawa. “Dave, aku enggak apa-apa kok. Ini palingan tekanan darah rendah. Soalnya aku telat makan siang tadi.”

“Kenapa bisa telat?”

“Yah, tadi aku nganter Citra ke airport, lalu karena keasyikan ngobrol, jadi lupa makan.”

BUKAN CINTA PANDANGAN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang