Bab 18

79.1K 1.3K 124
                                    

Happy Reading.... :)   

Kalau ada yang berkenan memberikan comment yang membangun dipersilahkan sekali. Tapi kalau ada yg mau koreksi typo / mistype saya, tolong tulis detail di kalimat yg mana (Kalau ada banyak, bisa di PM saja). Terimakasih atas dukungan dan kesabaran para pembaca yang menyukai cerita saya. Motivasi kalian sangat berarti. Untuk Bab 18 ini saya mengucapkan terimakasih kepada salah satu pembaca : WPR1514 karena memberikan saran / ide mengenai adat Jawa : Pingitan dan penceritaan pandangan dari sudut Araina.

Kalau kalian ada saran dan saya rasa menarik untuk diaplikasikan pada cerita saya, tentunya saya sangat berterimakasih atas ide tersebut. Oh ya, saya juga menghimbau pada penulis pemula, keep fight dan semangat utk belajar menulis (toh saya juga baru pertama kali ini membuat cerita). Kita sama-sama belajar. Sekali lagi, terimakasih.

Cheers, Thia


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Dave sebenarnya sangat memperhatikan bahwa Mila terus menjaga jarak sampai waktu ia akan pulang. Wajar memang, mengingat kejadian di taman tadi. Mata Dave dengan jeli memperhatikan bibir Mila yang agak membengkak dan rona merah muda samar pada lehernya yang jenjang. Entah mengapa, tanda itu tak urung membuatnya ingin tersenyum.

      Sewaktu Mila sedang berbicara dengan Falyn lalu melihat ke arahnya, ia tak kuasa menahan senyum ke arah Mila dan tertawa dalam hati ketika melihat wajahnya yang semakin cemberut. Well, mungkin dia seharusnya merasa bersalah, tapi… Mila toh akan menjadi istrinya. Yah, walau itu hanya kontrak, tapi tetap mereka akan sah sebagai suami-istri. Mila wanita dewasa yang tentunya tidak sedemikian lugu dan seharusnya juga tahu bahwa meski pernikahan mereka hanya pura-pura sekalipun, tetap akan sulit menghindari kontak fisik.

      Mereka pria dan wanita. Yin dan Yang. Hukum tarik menarik berlaku di sini dan Mila sendiri yang memilih keputusan untuk menikah dengannya. Dia menerima tawaran menikah dan mendapatkan imbalan harta. Ya, masih teringat dengan baik oleh Dave apa yang akan didapatkan Mila dari pernikahan kontrak ini.

      Saat mereka satu rumah nanti, wanita itu harus belajar menjaga jarak yang baik darinya bila tidak mau kejadian seperti tadi terulang lagi. Seekor kucing yang paling manis pun tidak akan bisa menolak ikan yang diayunkan di hadapannya.

      Kalaupun dia merasa kesal karena perlakuanku, salahkan dirinya sendiri karena keputusan yang dipilihnya ujar Dave dalam hati  sambil mendenguskan nafasnya. Rasanya ia sendiri mulai pusing dengan situasi ini.

      Ketika acara telah berakhir, Mila tidak bisa bermain kucing-kucingan lagi dan  ia harus mendekati Dave. Dave segera mendeteksi sorot mata Mila yang jelas-jelas enggan mendekatinya. Rasa geli tiba-tiba menyerang Dave, Wanita lain mungkin akan bereaksi berlawanan dengan yang ia perlihatkan.

      Ide jahil terlintas lewat di benaknya, hanya sepersekian detik, tapi tubuhnya langsung melaju, menuruti ide tersebut. Di tengah tatapan dua keluarga besar, Dave melayangkan kecupan pada bibir Mila. Sempat ia rasakan tarikan nafas terkejut Mila saat ia menyentuh bibir wanita itu, saat ia membisikkan kalimat gila yang spontan keluar dari mulutnya, “Sampai bertemu minggu depan Millana… Admadja.”

      Dave mendengar tawa tertahan dari Naufalyn yang berdiri di sampingnya.

      Ia tidak peduli.

     Well, satu kecupan ringan toh tidak ada artinya dibandingkan ciuman yang kami lakukan tadi. Dan, sekali lagi, wanita ini akan menjadi istriku, and it means she has to get use with it, ucap Dave dalam hati sambil menatap mata Mila tajam dan memberikan senyum terbaik, yang biasanya mampu meluluhkan hati para wanita.

BUKAN CINTA PANDANGAN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang