Bab 2

74.2K 1.3K 22
                                    

Malamnya, di salah satu ruangan dalam apartemen nya di Thamrin Recidence, Millana Poetri Oetoro, atau yang akrab dipanggil Mila mempersiapkan diri untuk acara makan malam dengan Ibu Ina Halim Rahayoe.

 

Dia mematut dirinya dicermin. Wajahnya yang oval, dagu mungil, kulit putih bersih dan rambut bergelombang melewati bahu, adalah warisan ayahnya. Tingginya yang standar wanita timur, 165 cm, dan bobot 55 kg membuat dia terlihat langsing.

 

Mila tidak pernah kesulitan dalam menjaga bentuk badannya, yang sepertinya ini gen warisan keluarga ayahnya karena baik bude, tante dan om nya tidak ada yang overweight.

 

Salah satu tantenya pernah berkata kalau mereka masih ada hubungan saudara dengan keluarga keraton surakarta, yang cukup sering membuat Mila berkhayal pada waktu SD bahwa dia adalah seorang putri raja.

 

Mila mengenakan gaun malam hitam tenpa lengan, pas membalut tubuhnya sepanjang lutut, kemudian ditutup cardigan putih. Dengan make up natural, rambut digelung ke atas dan sebagai pelengkap, sepatu hak setinggi 5 cm, berwarna hitam. Dia memang lebih suka berbusana yang simple dan praktis agar leluasa dan sigap dalam situasi apapun.

 

Puas dengan penampilannya, diapun berangkat.

 Di rumah makan sunda Kahuripan, Mila menunggu kedatangan ibu Ina dengan pikiran yang melayang-layang. Dia bingung dan tidak dapat menerka apa alasan perkataan ibu Ina siang tadi. Beliau hanya berkata akan memberikan penjelasan pada saat mereka makan malam nanti.

 

"Eyang... Eyang... Kemari eyang.. Ini, tante Mila ada di sini eyang.." Suara nyaring gadis kecil yang menyebutkan namanya, mengejutkannya dari lamunan.

 

Dia melihat Araina sudah berdiri disampingnya. Gadis kecil berusia 4 tahun itu terlihat cantik. Rambut lurusnya yang sebahu, dihiasi bando dan gaun berwarna pink. Warna bola mata hitam dengan bentuk mata bulat dihiasi bulu mata lentik, dan pipinya yang merona merah muda membuatnya seperti malaikat kecil.

 

Mila melihat ibu Ina berjalan ke arah mereka.

 

"Malam Mila, maaf membuatmu menunggu"

 

"Tidak apa ibu Ina, saya pun belum lama tiba" jawab Mila dengan senyuman.

"Eyang, Aina mau duduk disamping tante Mila ya..." Pinta Araina kepada ibu Ina.

 

Ibu Ina mengangguk menyetujui.

Setelah mereka menyantap makan malam, ibu Ina meminta babysitter Araina untuk menemani Araina bermain di kolam ikan dihalaman rumah makan Kahuripan, lalu memulai pembicaraan mereka.

 

"Mila, saya tahu kamu pasti bertanya-tanya mengapa saya meminta kamu menikah dengan Dave"

 

Mila mengangguk.

 

"Sebelumnya, saya akan memberitahukan suatu hal, dimana kamu harus berjanji untuk tidak kamu bicarakan dengan orang lain"

BUKAN CINTA PANDANGAN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang