24. 8 years later

511 127 17
                                    

.24. 

8 years later. . .



Suzy P.O.V

Sudah delapan tahun berlalu sejak aku mengantarnya ke bandara. Kenangan itu tentu saja membuatku terus mengingatnya, mungkin itu juga adalah salah satu alasan kenapa aku menetap di Seoul National University sebagai salah satu Professor.

Aku mendapat gelar professor termuda tapi aku tak lupa dengan karirku. Aku sudah menjadi seorang pengacara, mungkin belum begitu terkenal tapi setidaknya aku membuka kantorku sendiri dan menjadi pengacara dengan pengalaman terbanyak dalam firma hukumku.

Semua orang menganggapku cerdas dan luar biasa. Mereka terkadang menyebut keberhasilanku sebagai takdir atau justru keberuntungan tapi tidak bagiku. Aku menganggap semua pencapaianku sebagai buah kerja keras dan kekuatan kasih.

Tak ada yang menyangka kalau aku berhasil membuka firma hukumku sendiri akibat menolong kasus seorang nenek tua penyandang disabilitas. Kemauan besar dan keteguhanku pada kebenaran membawa banyak orang yang perduli pada orang tua memberikan kepercayaan padaku.

Mereka menyokongku dari segi dana dan perekrutan pengacara-pengacara baru agar bisa ku latih sepertiku. Mereka yang ku sebut investor terus mendukung karirku baik sebagai pengacara maupun professor.

Bagaimana dengan Hyunjin? Kalian pasti mengira kami baik-baik saja? Tidak, kami penuh dengan masalah. Berhubungan selama delapan tahun dengan hanya saling mengirim pesan seminggu sekali juga menjadi kendala bagi kami.

Kami tetap bersama tapi tak jarang bertengkar seperti pasangan lainnya. Tentu saja aku merindukannya, aku bahkan tak pernah melihat bagaimana rupa wajahnya setelah bertambah umur 8 tahun. Bagaimana denganku?

Tentu saja aku terlihat cantik, aku berusaha merawat wajahku karena aku lebih tua darinya. Biaya perawatanku tidak murah tapi itu tetap saja worth it untuk membuat pacarku tak berpaling dariku.

Aku yakin bahwa ia juga merindukanku tapi sekarang-sekarang ini kami sedang bertengkar. Terakhir kali ia menghubungiku adalah sebulan yang lalu, disana saat itu ia kesal karena aku jarang membalas pesannya.

Ia menuduhku memiliki pacar baru dan selingkuh darinya. Ia terus memojokkanku seolah-olah aku tak perduli kabarnya disana. Aku mungkin bukan pacar yang sempurna, aku jarang mengingat dirinya ketika pekerjaan dan client-ku sedang banyak.

Dia hanya mengatakan ia masih belajar karena belum menyelesaikan masternya disana. Disaat aku sudah meraih gelar professor, ia bahkan belum bekerja. Aku sempat ragu apa ia serius menjalin hubungan ini atau tidak tapi akhirnya aku tak bisa membohongi hatiku.

Aku tak bisa melirik pria lain selain dirinya. Mungkin aku bodoh? Tapi aku jantungku masih saja terus-terusan berdebar setiap mendengar suaranya dari voice notes yang selalu ia kirimkan. Ah, aku benar-benar tak mendengar suaranya lagi sejak bulan lalu.

Terkadang jika aku benar-benar merindukannya seperti sekarang, aku akan duduk di café tempatku bekerja dulu dan menatap sudut ruangan tempat biasa ia menggangguku. Aku seperti bernostalgia, seperti saat ini.

-Suzy POV end-

Suzy meneguk gelas ice americanonya dan menatap sudut tempat Hyunjin biasanya duduk. Alarm Suzy berbunyi, pertanda jam istirahatnya sudah selesai. Suzy langsung bergerak keluar dari café itu.

Suzy terkejut menemukan dua orang bodyguard dengan tubuh kekar menghampiriku. Suzy menatap dua bodyguard itu dengan wajah bingung dan siap siaga.

"siapa anda?" tanya Suzy.

Mr. Popular & MeWhere stories live. Discover now