15. ILY

574 128 12
                                    

.15.
I like you

.
.
Yes! Actually i did
I really did
.
.


“Jinyoung-ah. Bisakan kau menjaga rahasia?” tanya Hyunjin pelan.

         “aku menyukaai noona-mu, manhi (sangat)” ujar Hyunjin lagi.
Jinyoung tertegun, Jinyoung menatap mata Hyunjin yang sudah basah. Jinyoung menepuk-nepuk bahu Hyunjin pelan.

“kenapa kau tak bilang padanya?” tanya Jinyoung.

        “dia menyukaai pria itu. Bukankah aku harus mrmbiarkannya bahagia?” ujar Hyunjin.

“kenapa? Kakakku tak akan paham jika kau tak mengatakan prrasaanmu” ujar Jinyoung.

      “terkadang sesuatu tidak harus dikatakan untuk dimengerti.” Timpal hyunjin. Kemudian melangkah meninggalkan Jinyoung.


0.0


Suzy tiba dikamarnya. Ia menemukan Jungyeon yang membaca buku di ranjangnya. Tanpa menatap Suzy sama sekali. Suzy merasa bersalah, ia mendekati Jungyeon.

“aku memaafkanmu” ujar Jungyeon.
“Jungyeon-ah” Suzy semakin merasa bersalah.

“kau tak perlu mengatakan apapun. Kau hanya perlu memperkenalkanku pada Hyunjin” ujar Jungyeon dengan senyum sumrigah diwajahnya.

“yak?! Kenapa semua orang tak waras karenanya? Kemana perginya Jungyeon yang tomboy dan mandiri?” protes Suzy.

“karna dia adalah Hwang Hyunjin” jawab Jungyeon seadanya.

“Suzy-ah, tadi Daniel sonbae mencarimu. Berita itu tersebar, ia tadi pagi melewati semua fakultas untuk mencari keberadaanmu. Padahal hari ini kau tidak ada jadwal” jelas Jungyeon.

“Jungyeon-ah. . Sebenarnya. Aku dan Daniel sonbae, sudah pacaran” ucap Suzy dengan senyum kecil diwajahnya.

      Jungyeon mendengarnya datar tanpa reaksi. Suzy menatap Jungyeon heran.

“apa kau tak senang?” tanya Suzy.

     “kau tak terlihat bahagia” ujar Jungyeon.

“eh? Tidak mungkin, aku mengagumi Daaniel sonbae sejak lama. Jadi tidak mungkin aku tak bahagia” timpal Suzy protes.

      “kau seperti mengharapkan sesuatu yang lain Suzy-ya. Aku sudah lama mengenalmu. Matamu tak pernah berbohong” ujar Jungyeon meyakinkan Suzy.

“Jungyeon-ah” Suzy menjatuhkan kepalanya dibahu Jungyeon sembari memeluk Jungyeon erat.

       “aku menyukainya. Itulah yang ingin aku percaya” ujar Suzy.

“baiklah. Aku hanya bisa mendukungmu Suzy-ah” ujar Jungyeon tersenyum kecil.

     “tapi jika pria populer itu membuatmu sedih, aaku tak Akan pernah memaafkannya” ujar Jungyeon lagi.

“kumawo Jungyeon-ah” ucap Suzy memasang ekspresi terharu kemudian memeluk Jungyeon. Ia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti sahabatnya ini.

0.0

       Pagi itu Suzy baru saja tiba di fakultas Musik, ia sebenarnya kemari untuk mengembalikkan cincin yang Daniel berikan padanya. Suzy memang menerima cinta pria itu tapi bukan berarti iaa harus menerima semua pemberian pria itu untuknya.
Suzy melangkah terburu-buru karna masih punya kelas yang lain.

   Langkahnya berhenti ketika menemukan Daniel yang sedang memainkan gitarnya di ruang musik. Matanya lalu menemukan seorang gadis yang tak lain adalah Nancy.

        Suzy tertegun, gadis itu tampak tersenyum ke arah Daniel sembari menyentuh bahu Daniel. Suzy merasa curiga, Daniel tak menolak dan justru Daniel tampak diam saja tak bereaksi.

Suzy mengerutkan alisnya semakin curiga. Ia ingat betul pernah berpas pasan dengan Daniel saat di hotel dan saat itu pun Daniel bersama Nancy.

        “baiklah. Aku ke kelas dulu” ujar Nancy tersenyum kecil kemudian mencium pipi Daniel mesra.

Daniel mrrasa risih dan berdiri hendak memarahi Nancy namun langkahnya tertahan. Matanya membulat sempurna menemukan Suzy disana. Suzy menatap Daniel tak percaya kemudian berlari meninggalkan fakultas musik.

      Daniel langsung berlari mengejar Suzy namun suzy bersembunyi di balik pohon rindang agar Daniel tak menemukannya. Suzy menggigit bibir bawahnya kemudian melangkah ke fakultasnya saat merasa Daniel sudah pergi jauh dari taman itu.

0.0

Daniel baru saja keluar dari kelasnya saat jam makan siang. Ia segera bergegas menuju kawasan gedung fakultas hukum. Ia melangkah dengan percaya diri dan tergesa-gesa.

       Daniel bahkan mengabaikan semua kehebohan yang tercipta akibat kehadirannya. Semua orang menatapnya ingin tahu dan terkesima.

Daniel berhenti ketika ia menemukan Suzy yang melangkah bersama salah seorang mahasiswaa perempuan yang tak ia kenali. Daniel bergegas menghampiri Suzy.

       “Bae Suzy!” teriak Daniel cukup keras. Seketika semua perhatian tertuju pada Suzy seorang.

Suzy mengangkat wajahnya. Ia tak terkejut menemukan Daniel yang berlari menghampirinya. Suzy hanya diam sementara mahasiswa yang tadi bersmanya pamit pergi.

       Mahasiswa tadi adalah hoobae yang di ajari Suzy mengingat Suzy adalah asisten dosen. Suzy menatap Daniel yang menatapnya dengan intens.

“apa yang kau lihat tadi pagi. Aku akan menjelaskan semuanya” ucap Daniel menatap Suzy cemas.

       “kenapa kau harus menjelaskannya?apa aku sepenting itu hingga tak boleh berprasangka?” tanya Suzy tanpa menatap Daniel.

“apa kau ingin makan siang bersama? Aku akan menceritakan semuanya secara detail” ujar Daniel.

       Suzy semakin menurunkan tatapannya. Jelas ia kecewa pada pria ini. Ia menghela napas beraat kemudian memberanikan diri menatap Daniel.

“ku kira kau pria yang lebih dewasa dibanding Hyunjin. Aku kecewa karna ternyata Hyunjin lebih bisa diandalkan dibanding dirimu” ucap Suzy kemudian melangkah pergi.

      Suzy tergelak ketika menemukan Hyunjin dibalik tubuh Daniel. Hyunjin yang sedang mengulum permen lolipop kecilnya memperlihatkan wajah polosnya.

“Bae Suzy. . “ Daniel menahan tangan Suzy. Mata Suzy tak lepas menatap Hyunjin.

        Pipinya bersemu merah sekarang. Ia menurunkan tatapannya dan memejamkan matanya menahan kesal. Ia benar-benar bodoh, bagaimana bisa ia memuji pria itu didepannya.

“bicaralah denganku. Apa perlu aku berlutut agar kau memaafkanku?” tanya Daniel menatap Suzy sedih.

       Suzy meneguk salivanya dan menatap Daniel. Persetan dengan harga diri, sekarang saatnya ia melarikan diri dari Hyunjin. Ia seperti terjebak di kandang singa setelah keluar dari kandang harimau.

“pergilah” ketus Suzy kemudian melangkah meninggalkan fakultas hukum itu. Daniel menghela napas.

      “jika kau ingin mengencani Suzy. Kau harus menghapus wanita itu lebih dulu” ujar Hyunjin pelan sembari menepuk bahu Daniel santai.

      Hyunjin memperlihatkan senyum simpul diwajah tampannya sembari melangkah pergi. Ia menatap Suzy yang melangkah dengan tergesa-gesa.

“bisa diandalkan?” pikirnya kemudian tersenyum lebar setelah mengeluarkan liOlipop dari bibir seksinya kemudian melangkah pergi dengan santai.


0.0


       Suzy baru tiba di café sampai seseorang secara mendadak menariknya begitu saja. Suzy berlari tanpa sempat berpikir, pria itu mencengkeramnya dengan erat dan terus berlari menyusuri jalanan luas itu.

Suzy tak melihat wajah pria itu, hanya postur tubuh pria itu yang menjulang dengan hoddie hitam di tubuhnya menutupi hingga kepalanya. Seperti dibodohi, ia mengikuti pria itu tanpa sempat berpikir.

      Pria itu melepaskan Suzy ketika mereka memasuki subway dan menerobos ruang staff. Suzy merasa familiar dengan hal ini. Suzy lantas menatap pria yang kini membelakanginya namun tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Suzy.

“suara apa itu?” tanya Suzy melirik ke sekitarnya tapi tak ada orang selain mereka berdua.

     Pria itu melepaskan hoodie nya dan menatap Suzy. Ia Hyunjin. Suzy lega, setidaknya dia bukan pria jahat yang menculiknya tempo hari. Suzy menyadari sesuatu, bukankah saat itu atlet inilah yang membawanya kabur? Namun kenapa ada perbedaan antara saat itu dan sekarang?.

“kau ingat?” tanya Hyunjin.

        “apa?” Suzy pura-pura  tak paham.

“pertemuan kedua kita” ujar Hyunjin dengan senyun simpul diwajah tampannya.

       “eh? Bukankah itu yang pertama?” tanya suzy yakin.

“kau salah” ujar Hyunjin.

       “mwo?” Suzy tampak bingung.

“itu rahasia. Pertemuan pertama kita adalah rahasia” ujar Hyunjin sembari tersenyum simpul.

      Suzy terdiam, pria itu benar-benar tampan jika tersenyum seperti itu. Ia bisa amerasakan detak jantungnya yang menggila karna pria itu.

“ikuti aku. Kita akan bersenang-senang karna aku adalah pria yang bisa diandalkan” ujar Hyunjin.

       Pipi Suzy merona seketika. Suzy taak ingin mmenatap Hyunjin. Keduanya keluar dari subway. Hyunjin melambai pada taksi yang lewat dan membuka kan pintu untum Suzy.

“Suzy-ya. . “ panggil Hyunjin lembut.

         “ehm?” sahut Suzy tanpa menatap Hyunjin.

“apa kau benar-benar tak akan menatap kemataku hanya karna aku pria yang bisa diandalkan?” protes Hyunjin. Suzy tertegun, pipinya semakin panas sekarang.

         “Hyunjin-ah. Bisakah kau berhenti membicarakan prihal itu?” kesal Suzy.

“aku ingin bicara serius padamu. Jadi tatap mataku” ujar Hyunjin tegaa.

         “apakah kau menyukai Daniel?”  tanya Hyunjin.


.to be continue.

Mr. Popular & MeWhere stories live. Discover now