6. Born to be rival

684 138 11
                                    

Untuk menyambut followers yang menyentuh angka 399. Saya mempublish 1 chapter sebagai bonus utk para readers dan coders yang selalu mendukung penulis ^^

Happy readings!

-6-
Born to be rival

Hyunjin duduk di kursinya, ia memperhatikan Suzy yang memesan banyak sekali daging di meja mereka. Suzy juga memesan 3 botol soju untuk awal permulaan. Suzy menatap Suzy yang mulai memanggang daging.

“apa ini bahkan layak disebut makanan manusia?” keluh Hyunjin melirik cara orang disekitarnya yang makan dengan lahap.

Mereka tengah berada di warung tepi jalan yang hanya ditutupi oleh terpal sebagai dindingnya. Hyunjin bahkan terbatuk karna asap mengepul di sekitarnya.

Daniel ikut memanggang daging membantu Suzy, Daniel melirik Hyunjin sekilas. Pria itu masih betah melipat tangannya didepan dada sembaru menatap jijik ke orang-orang disekitarnya.

“berapa umurmu?” tanya Daniel membuka keheningan diantara mereka.

“apa kau bicara padaku? ahjussie?” tanya Hyunjin melirik Daniel sembari menunjuk dirinya sendiri.

“lalu apa aku sedang bicara pada daging yang sudah mati?” timpal Daniel datar.

Hyunjin tertawa kecil, ia menatap Daniel dan memasang wajah sok tampannya. Suzy masih sibuk memanggang jadi tak ingin ikut campur, ia hanya mendengarkan mereka tanpa tertarik terseret kedalamnya.

“yang jelas aku pasti lebih muda darimu dan gadis ini” ujar Hyunjin sembari melirik Suzy ketika menyebut ‘gadis ini’.

“kalau begitu, bukankah seharusnya kau memanggilnya sonbae?” tanya Daniel menatap Hyunjin serius.

Hyunjin menggaruk telinganya yang tak gatal dan memiringkan wajahnya sembari menyipitkan matanya dengan sengaja.

“sonbae? Aku tak tertarik dengan sebutan hormat seperti itu” ujar Hyunjin.

“aku tinggal di Amerika selama 4 tahun ketika di sekolah dasar.” lanjut Hyunjin santai.

“pantas” ujar Daniel.

“pantas apa?” sahut Hyunjin.

“pantas kau tak punya sopan santun sama sekali” ujar Daniel dengan smirk meremehkan di wajahnya.

Hyunjin tersenyum tak percaya. Ia melepaskan tangannya yang tadi ia lipat dan mendaratkannya di meja dengan cukup keras. Suzy yang sedang memanggang tertegun, ia memundurkan wajahnya untuk menghindari perang dingin itu.

“mworagu?” tanya Hyunjin.

“kau tak punya sopan santun. Kau bilang, ia adalah pembimbingmu, tapi kau bahkan tak menghormati gadis ini. Bagaimana kau bisa mendapatkan ilmu darinya?” ketus Daniel.

Hyunjin tersenyum sekali lagi, ia menghela napas berat. Hyunjin beralih menatap Suzy dengan mata memicing.

“bagaimana jika aku menolak? Aku tidak sudi memanggilnya dengan sebutan sehormat itu” ujar Hyunjin.

“Daniel-ssie, sudahlah. Aku tak masalah, dia memang seperti itu” ujar Suzy menenangkan Daniel yang mulai terpancing emosi.

“bagaimana dengan duel di lapangan basket? Jika aku menang, kau harus menghormatinya” tantang Daniel.

“baiklah. Tapi bagaimana jika kau yang kalah?” tanya Hyunjin.

“aku akan mengikuti semua ucapanmu” ujar Daniel.

“baiklah. Jika kau kalah. Aku ingin kau menjauhi Bae Suzy” ucap Hyunjin dengan berani.

Daniel terdiam seketika, Suzy terkejut. Ia lantas menatap HYunjin dan menarik tangan Hyunjin keluar dari tenda warung itu. Hyunjin segera melepaskan genggaman Suzy ditangannya ketika mereka telah diluar.

“kau gila? Kenapa kau tiba-tiba mengucapkan hal seperti itu?” kesal Suzy menatap Hyunjin.

“dia mungkin menyukaimu. aku tahu kau menyukainya” ujar Hyunjin. Suzy terdiam seribu bahasa.

“nae?” sahut Suzy bodoh.

“melihat caramu tersenyum bodoh dan sok imut untuknya. aku tahu kau menyukainya” ujar Hyunjin dengan senyum meremehkan diwajahnya.

“tapi kenapa? kenapa kau berusaha menjauhkan aku darinya jika kau tahu aku menyukainya?” tanya Suzy kesal.

Hyunjin menghela napas dan menatap Suzy dengan smirk diwajah tampannya.

“tidak ada alasan, aku hanya tak nyaman melihat wajah bodohmu didepannay” lirih Hyunjin datar.

"Yak! Hwang Hyunjin. Kau . . " belum sempat Suzy menyelesaikan ucapannya, Hyunjin memojokkan Suzy hingga tubuh Suzy bersandar pada tiang pendiri tenda itu.

Mr. Popular & MeWhere stories live. Discover now