14. Fall for you

672 138 14
                                    

.14.
Fall for you



Suzy terkejut, ia langsung menyentuh telapak tangannya yang perih akibat genggaman kencang Hyunjin. Hyunjin masuk dan duduk disebelahnya. Suzy menatap wajah marah pria itu.

Pria nakal yang selalu mengganggunya itu tampak benar-benar menyeramkan jika marah seperti ini. Suzy tak berani bahkan untuk membuka bibirnya. Hyunjin melirik Suzy.

“Bae Suzy” panggil Hyunjin. Suzy melirik Hyunjin ragu-ragu.

“tepat hanya 10 menit.” Ucap Hyunjin kemudian menyandarkan kepalanya dibahu Suzy tanpa persetujuan Suzy.

Suzy terkejut, tubuhnya menegang seketika. Ia melirik Hyunjin yang memejamkan matanya dan mulai tidur dengan tenang. Suzy melirik kedepan, diam-diam Hyunjin memamerkan senyum kecil diwajahnya.

“Disaat seperti ini, Terima kasih telah berada di sisiku” bisik Hyunjin.

     Suzy terbelalak, ucpaan pria itu. Suzy lantas melirik Hyunjin namun niatnya terurung ketika Hyunjin secara tiba-tiba menyentuh tangannya dan menggenggamnya erat. Suzy kaku dan membatu seketika.

   Jantungnya menunjukkan deru yang tak biasa. Suzy bahkan tak berani memalingkan wajahnya sedikit saja dari arah depan.

Hyunjin menggerakkan kepalanya semakin menempel di pundak Suzy untuk mencari posisi yang nyaman.

Suzy merinding merasakan deru napas Hyunjin yang menyerang lehernya hingga membuat tubuhnya kaku dan otaknya tak mampu berpikir jernih saat ini.

0.0

Taxi berhenti didepan kos Hyunjin dan Suzy. Keduanya turun, Suzy merengek kesal karna Hyunjin masih berpura-pura tidur dan menyandar dibahunya padahal jelas sekali kakinya berdiri tegak saat ini.

“Hyunjin! Bangunlah! Apa kau pikir kau seimut kucingku?” desah Suzy rishi.

“10 menit. Kau tahu aku sangat lelah. Kenapa kau benar-benar menyuruh orang taxi itu berhenti didepan kos kita?” protes Hyunjin tanpa membuka matanya dengan nada malas.

“yak?! Bangunlah. Aku akan membunuhmu jika . . “

“semalaman di hotel membuatku sangat lelah, kau membantingku begitu saja, tubuhku remuk karna ulahmu bae Suzy” rengek Hyunjin masih berusaha menempelkan kepalanya di bahu Suzy.

Suzy tergelak ketika menemukan adiknya sudah berdiri didepan pagar sembari menatapnya dengan bibir terbuka lebar. Suzy terbelalak, apa sejak tadi adiknya melihat tingkah aneh Hyunjin?

“yak?! Hwang Hyunjin!” kesal Suzy memukul kepala Hyunjin cukup keras. Hyunjin terbangun, ia membuka matanya dan mengikuti arah tatap Suzy. Ia lantas menegakkan kepalanya.

“siapa dia? Apa dia playboy ke 2?” tanya Hyunjin melirik Suzy sebal.

“bodoh! Dia adikku. Dia pasti salah paham karna ucapanmu tadi!” kesal Suzy menggerutu.

“apa?!” Hyunjin ikut terkejut.
Jinyoung yang segera memungut ranselnya yang sempat jatuh karna melihat adegan Hyunjin dan Suzy tadi. Terutama ucapan keduanya terkait hotel.

Suzy melakukan pekerjaannya di cafetaria tempat ia bekerja paruh waktu. Suzy menatap Hyunjin dan Jinyoung yang saat ini tengah beradu tatap satu sama lain.

“apa hubunganmu dengan kakakku?” tanya Jinyoung menatap Hyunjin dengan tatapan mengintimidasi.

“noona-dongsaaeng?” jawab Hyunjin ringan dengan gaya cool-nya.

“kau cukup tampan, apa kau seorang calon actor? Atau trainee disuatu tempat? Ku sarankan padamu jika kau ingin menjadi artis, jangan pernah mengencani kakakku. Orang tuaku tak akan pernah setuju jika uri noona menikahi artis!” tegas Jinyoung dengan gaya sok cool-nya.

“aku bukan, aku sebenarnya bukan pacarnya “

“jadi maksudmu, kau hanya meniduri kakakku dan tak berniat mengencani nya?” tanya Jinyoung mulai marah.

         “aku tak bilang bahwa aku tak berniat mengencaninya” elak Hyunjin santai.

“jadi apa maksudmu? Kau ingin mencobanya lebih dulu? Lalu kau beranggapan kakakku orang yang gampang kau dekati? Kakakku tidak seperti itu. Asal kau tahu saja!! Kakakku sangat dicintai banyak orang, kau bahkan tak akan percaya jika aku mengatakan padamu daftaar pria yang pernah tergila-gila padanya” kesal Jinyoung naik pitam.

            Hyunjin hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan. Anggap saja ua meladeni anak kecil ini untuk menghindari perang dingin antara dirinya dan Suzy.

“kau tahu aktor bersinar Lee Minhoo? Ia bahkan pernah mengejar kakakku tapi untung saja kakakku sudah punya pacar saat itu. Lalu aktor Lee Dongwook, tapi kakakku menolaknya karna masih dalam status pacaran. Apa kau tahu siapa pacar kakakku saat itu?” tantang Jinyoung.

       “dia adalah seseorang-yang-tak-seharusnya-kusebut” ucap Jinyoung lagi dengan nada melemah. Ia sudah berjanji pada Suzy untuk tak mengucapkan nama itu dimanapun.

“Lee Felix?” ujar Hyunjin santai. Tatapannya datar menatap Jinyoung. Jujur ia merasa sedikit gerah menyebutkan nama itu.

         “yak!!! Jangan menyebutkan namanya seperti itu!!!” teriak Jinyoung kesal.

“tapi darimana kau tahu?” ulang Jinyoung penasaran dengan nada pelan.

        “menurutmu?” sebut Hyunjin datar.

Ia leelah, ia tak ingin membahas masalah itu sekarang dan ingin bangkit berdiri namun matanya menangkap sosok pria dibalik pintu café itu. Hyunjin langsung mengurungkan niatnya untuk pergi.

      Daniel berjalan cepat menghampiri Suzy di meja kasir. Suzy tak menyadari kehadiran pri itu disana.

“Hi!” sapa Daniel tersenyum menatap Suzy.

         Suzy mengangkat wajahnya, ia tersenyum menyadari kehadiran Daniel disana. Suzy menatap Daniel kemudian menunjuk meja Hyunjin.

“kau bisa duduk bersama mereka. Aku jarus bekerja, jika kau tak keberatan sonbae” ujar Suzy tersenyum.

        “apa aku tak bisa memesan waktumu?” tanya Daniel lagi.

“waktuku? Untuk apa?” tanya Suzy menatap Daniel heran.

       Daniel tersenyum, ia menepuk tangannya dua kali. Seketika sebuah troli datang dari dapur berisikan sebuket mawar merah diatasnya.

“Bae Suzy. Aku menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?” tanya Daniel menatap Suzy dengan senyum simpul diwajah tampannya.

       “apa?” Suzy tergelak. Kini semua mata tertuju pada Daniel dan Suzy yang saling tatap di batasi oleh mesin kasir itu.

Hyunjin mengepalkan tangannya erat. Jinyoung menatap bingung pada Suzy dan Daniel. Ia kemudian melirik Hyunjin.

       “siapa lagi pria itu?” tanya Jinyoung terheran-heran.

Entah dengan ilmu apa, Kakaknya selalu mampu memikat beragam jenis pria di dunia ini dan fakta yang tidak bisa diterima adalah semua pria itu sangat tampan dan seksi.

       “pria yang mengejar-ngejar kakakmu” ujar Hyunjin.

Hyunjin menyembunyikan tangannya dibalik saku celananya. Ia berusaha menahan geramnya dan memperhatikan Suzy-Daniel dalam diam.

“aku sudah pernah memarahinya agar tak menebar pesona jika tak ingin menjadi artis. Ia benar-benar membuat banyak pria patah hati” ungkap Jinyoung menggeleng tak percaya.

        “hatinya juga pernah patah” tutur Hyunjin lembut. Jinyoung tertegun, ia menatap Hyunjin.

“kau juga tahu prihal itu? Apa ia menyukaimu? Kenapa ia mengatakan semua hal rahasia itu padamu?” tanya Jinyoung bingung.

       “belum, dia belum menyukaiku.” Ujar Hyunjin pelan.

“apa maksudmu?” tanya Jinyoung tak paham.

       “aku akan membuatnya menyukaiku” ujar Hyunjin dengan senyum simpulnya.

“eh?” Jinyoung terdiam, ia mengerutkan alisnya meraaih tangan Suzy dan memasangkan sebuah cincin ke jari manis Suzy. Suzy terdiam seribu baahasa, kini hatinya merasa ragu.

        “ia akan menatapku seebelum menjawabnya” ujar Hyunjin pelan.

“siapa?” tanya Jinyoung.

         “noona-mu” ujar Hyunjin.

Suzy menelan salivanya, ia menatap tepat ke mata Daniel, selang 3 detik kemudian ia menoleh menatap Hyunjin. Hyunjin mengangkat bahunya dan tersenyum untuk Suzy. Seolah memberi kode persetujuan.

“aku. . “ mata Suzy masih tertuju pada Hyunjin.

        “menyukai . . “ Suzy mengalihkan perhatiannya untuk menatap Daniel.
Matanya ragu, namun ia berharap ini adalah keputusan tepat. Suzy tersenyum dan mengangguk pelan.

“mu” batin Suzy sembari beralih untuk menatap Hyunjin.

        Daniel langsung menerobos meja kasir dan memeluk Suzy erat. Suzy tersenyum, ada air mata di pelupuk matanya kini.

Hyunjin tersenyum, hatinya sakit. Namun berusaha keras ia tahan, serasa ada ribuan jarum menghujam jantungnya.

       Hyunjin berbalik dan keluar dari café itu. Jinyoung memperhatikan Hyunjin kemudian mengikuti langkah Hyunjin.

Jinyoung mengikuti Hyunjin dan melangkah beriringan dengannya.

“jadi apa yang kau kerjakan? Kau tampak lebih muda dariku” ujar Jinyoung.

“kau bercanda?” ujar Hyunjin dengan senyum tak percaya diwajah tampannya.

“ku kira kau menyukai kakakku” ujar Jinyoung menatap lantai yang menjadi pijakannya.

        “mungkin aku hanya salah paham” ujar Jinyoung pelan.

Hyunjin menahan butir air yang menggenang di pelupuk matanya. Percum, karna Hyunjin sudah meneteskan air mata tanpa dirinya sadari.

“Jinyoung-ah. Bisakan kau menjaga rahasia?” tanya Hyunjin pelan.

       “aku menyukaai noona-mu, manhi (sangat)” ujar Hyunjin lagi.

Too be continue

Mr. Popular & MeWhere stories live. Discover now