8. Call you sonbae ?

578 134 21
                                    

-8-
Call you sonbae ?


Suzy terlonjak dari duduknya. Ia terkejut melihat Hyunjin yang tersungkur ke tanah. Daniel ikut terkejut, ia lantas menghampiri Hyunjin dan mengulurkan tangannya pada Hyunjin tapi Hyunjin menepisnya kesal.

Lee Nancy tak lepas menatap adegan itu. Suzy menatap Hyunjin, ia cemas tapi ia tak bisa melangkah. Seolah-olah langkahnya tertahan oleh egonya. Para gadis bersorak dan heboh karna khawatir dengan Hyunjin.

“ku harap kau tak menjadikan ini sebagai alasanmu tidak menepati ucapanmu” ujar Daniel dengan wajah tegasnya.

Hyunjin melirik Daniel kesal, ia bangkit berdiri dan menatap Daniel dengan mata yang mencari dimana Suzy. Suzy ada di kursi tempat tadi ia beristirahat, Hyunjin menatap Suzy.

Sedetik kemudian ia melangkah mendekati Suzy, ia menatap gadis itu dengan rahang mengeras dan wajah dinginnya. Harga dirinya jelas terluka karna kalah dari pria itu, tapi itu tak membuatnya harus mengingkari ucapannya sendiri.

“mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan hormat” ujar Hyunjin.


Daniel menatap adegan itu dengan lega, ia menghela napas singkat. Ia sedang menyaksikan acara tatap-tatapan kedua sejoli itu dengan tenang sekarang.

“senang bertemu denganmu. Noona” ucap Hyunjin, sedetik kemudian senyum evil tergambar jelas diwajah tampannya?

Daniel terkejut dengan panggilan itu, jelas bukan itu yang Daniel maksud. Ia ingin pria itu menyebutnya Sonbae, bukan noona. Daniel baru selangkah hendak meluruskan masalah ini tapi tiba-tiba keluar darah dari hidung Hyunjin.

Suzy membuka mulutnya tak percaya, ia menatap darah yang merah yang mengalir dari hidung pria tampan itu. Suzy menatap Hyunjin tak berkedip.

“kau . . “

“darah” ucap Suzy terbata.

Daniel lantas berlari mendekati Hyunjin tapi sebelum ia sampai Hyunjin tumbang tepat di pelukan Suzy. Suzy terkejut bukan kepalang dan tampak kesulitan menahan beban tubuh Hyunjin.

Daniel tambah terkejut, ia langsung menggendong Hyunjin ke punggungnya dan berlari bersama Suzy menuju ruang UKS. Suzy bahkan tanpa sengaja mengabaikan Jungyeon yang terus memperhatikan mereka sedari tadi.


Suzy dan Daniel duduk di samping ranjang rawat Hyunjin, sudah 1 jam pria itu belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun dari pingsan. Daniel melirik Suzy yang tampak cemas.

“Suzy-ah” panggil Daniel. Suzy lantas menoleh menatap Daniel.

“apa kau secemas itu?” tanya Daniel.

“tidak, bukan begitu. Aku hanya tak ingin terlibat masalah lagi jika ia kenapa-kenapa.” ujar Suzy menatap Daniel berusaha menjelaskan agar pria itu tidak salah paham.

“aku mengerti” ujar Daniel. Suzy mengangguk dan tersenyum lega.

“sonbae, bisakah tolong menjaganya? Aku ada kelas beberapa menit lagi. Ku rasa aku tidak bisa terus disini” ujar Suzy menatap Daniel setengah berharap.

“ah. Baiklah, aku akan menjaganya. Lagipula aku yang membuatnya terluka, jadi aku akan bertanggung jawab” ujar Daniel dengan senyum kecil dan anggukkan mantap pada Suzy.

“terima kasih” ucap Suzy diiringi senyum cantiknya.

Sedetik kemudian Suzy melangkah keluar dari ruang UKS menuju kelasnya. Tak heran, berita tadi jelas mengguncang seluruh kampus itu. Suzy bahkan mulai menjadi pusat perhatian sejak insiden itu.

0_0

Hyunjin membuka matanya, ia melirik langit-langit berwarna putih itu santai. Setelah cukup sadar, ia melirik sekitar namun matanya justru menangkap sosok pria jangkung yang tengah tertidur sembari memegang tangannya.

Hyunjin lantas menarik tangannya dengan tampak jijik. Pria itu, Daniel terbangun dari tidurnya. Ia menatap Hyunjin cemas, ia melirik Hyunjin dengan teliti.

“apa kau tak merasa kepalamu berputar?” tanya Daniel menatap Hyunjin penasaran.

“tidak. Itu hanya bola basket. Bukan masalah besar” Hyunjin menyombongkan diri.

Daniel tersenyum mendengar ucapan sombong Hyunjin, ia menatap Hyunjin dengan datar. Hyunjin menatap Daniel curiga, ia melirik pria itu dari ujung kaki hingga kepala.

“kau bukan gay kan?” tanya HYunjin.

“tentu saja tidak. Kau pikir aku akan menyia-nyiakan wajah tampanku?” seru Daniel tak terima di tuding seperti tadi.

“syukurlah” ujar Hyunjin.

“hahaha” tiba-tiba Daniel tertawa lagi.

“mwo?” protes Hyunjin saat tak tahu maksud tawa nyaring Daniel barusan.

“kau bilang, itu hanya bola basket? Tapi itu berhasil membuatmu tak sadar selama 3 jam” ujar Daniel masih dengan tawanya.

“hentikan. Aku . . mungkin hanya shock karna tak pernah di hantam bola basket” lirih Hyunjin berusaha tak menatap Daniel. Ia tak ingin harga dirinya semakin tercoreng karna pria itu.

“maafkan aku” ucap Daniel menyodorkan tangannya.
Hyunjin melirik tangan itu dengan wajah polos. Daniel menggerakkan tangannya seakan memberi kode agar HYunjin mau manjabat tangannya.

“aku sungguh tak sengaja mengarahkan bola itu padamu. Sungguh” ucap Daniel sekali lagi.

“apa kau berusaha bersikap gentle untuk merebut perhatian gadis itu?” tanya Hyunjin menatap Daniel dengan senyum tak percaya miliknya.

“tidak. Dia tidak ada disini sekarang. Aku tulus ingin berdamai denganmu” ujar Daniel.

“nae? jadi dia tidak sedang bersembunyi?” tanya HYunjin. Hyunjin melirik ke sekitarnya tapi apa yang Daniel katakana benar. Suzy taka da disana, Hyunjin menghea napas, ada sedikit rasa tak percaya di hatinya.

“ku rasa tipe wanita idealmu benar-benar tak tertolong” ujar Hyunjin.

“aku tak percaya kau bicara seperti itu” ujar Daniel.

“kenapa?” sahut Hyunjin datar.

“ku kira kau menyukainya juga. Bukankah kau cemburu jika aku berada didekatnya?” timpal Daniel dengan senyum nakal pada Hyunjin.

“cemburu? Suka? Kau gila? Mataku tidak sepayah matamu, Kang Daniel” ketus HYunjin dengan senyum meremehkan diwajahnya.

“hei! Hei! Apa kau akan menolak ajakan damaiku?” tanya Daniel yang merasa pegal karna sejak tadi ia terus menggelantungkan tangannya agar anak payah ini menjabatnya.

“karna aku sedang baik hati. Baiklah, kita berdamai” sahut Hyunjin sembari menjabat tangan Daniel dengan wajah datarnya.

“aku akan mengantarmu pulang” usul Daniel. Kini mereka sedang melangkah di parkiran sepeda.

“tidak. Aku masih bisa berjalan dan membawa sepedaku sendiri. jangan sok perhatian, kita bahkan baru berdamai selama beberapa menit” ketus Hyunjin datar.

“kau membawa sepeda?” tanya Daniel tak percaya.

“yesh. Setidaknya aku harus tetap menerapkan pola hidup sehat meski aku bukan lagi atlet” ujar Hyunjin dengan senyum sombongnya kemudian meninggalkan Daniel.

Daniel memperhatikan Hyunjin yang membuka rantai sepedanya dan membawa sepedanya pergi dari wilayah kampus tanpa menoleh lagi pada Daniel. Daniel tersenyum kecil melihat anak itu.

“dia masih terlalu muda untuk menjadi sainganku” ujar Daniel kemudian meneruskan langkahnya menuju parkiran mobil sports.

0_0


Hyunjin duduk didalam café, ia sibuk mendengarkan headset dan membaca komik manga di tangannya. semua mata tertuju padanya, café itu penuh dengan para gadis setiap Hyunjin berada disana.

Hyunjin tak memesan apapun sejak tadi, setiap waitress yang datang kepadanya selalu ia tolak. Ia hanya mengatakan satu kata pada setiap waitress itu. “aku ingin Suzy yang membawakan buku menu untukku”.

Suzy yang sedang shift menjadi kasir akhirnya tergerak akibat perintah manajernya. Mau tak mau, senang tak senang, suka tidak suka, Suzy tetap melakukannya. Suzy menghampiri Hyunjin dan memberi hormat.

Suzy meletakkan buku menu didepan Hyunjin. Hyunjin akhirnya menutup komik manganya dan melepaskan kedua headsetnya. Hyunjin menghela napas sebelum membuka mulutnya.

“hidungku . . “ Hyunjin membuka tisu yang sejak tadi tersumpal di hidungnya dan memamerkan tisu berdarah itu pada Suzy.

“menjadi seperti ini karnamu” ucap Hyunjin kemudian meletakkan tisu berdarah itu ke atas meja.

“kenapa itu karna aku? Aku bahkan tak mengusulkan untuk pertandingan itu” protes Suzy dingin.

“tapi semua ini demi kau! Akhirnya aku kalah dan harus terluka, kau tahu betapa hancurnya harga diriku?” ujar Hyunjin sembari menyentuh dadanya seakan ia benar-benar terluka disana.

“hentikan. Hwang Hyunjin! Kau sudah kalah darinya, aku  bahkan tak memaksamu memanggilku sonbae tapi kau justru membuatku menanggung akibat dari kesalahanmu sendiri” kesal Suzy berusaha sabar akan ulah pria itu.

“noona!” teriak Hyunjin kencang. Seketika semua perhatian yang sedari tadi tertuju pada dua insan itu dibuat shock bukan kepalang.

“noona ?” ucap para gadis tak percaya.

“kau harus bertanggung jawab! Jika kau sudah mengakibatkan aku tidak bisa tidur sepanjang hari karna memikirkanmu, bukankah kau harus mempertanggung jawabkan semuanya?” tanya Hyunjin dengan suara yang sengaja ia besar-besarkan.

“apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila?” kesal Suzy dengan nada penuh penekanan dengan suara pelan.

“jika kau terus menolak bertanggung jawab. Aku akan meneriakkan bahwa aku mencintaimu. Kau tahu kan berapa banyak fans ku yang mungkin menyerangmu saat ini juga?” ancam Hyunjin dengan senyum nakal diwajahnya.

“yak?!” Suzy tertahan, suaranya tercekat ditenggorokkan.

“hana . . deol . . set . . noona! Sar . . . “ tiba-tiba Suzy menutup rapat mulut Hyunjin dengan telapak tangannya.

“aku paham. Baiklah, mari kita bicarakan ini baik-baik setelah pekerjaanku selesai” usul Suzy dengan senyum dibuat-buat. Hyunjin tersenyum dibalik tangan Suzy dan mengangguk setuju.

0.0

To be continue . . .

Info:
Para pecinta the beat of my heart is you akan bersenang hati karna saya telah menemukan file ff itu.

Untuk itu saya sudah set schedule utk 3 ff saya yg sdg on going.

Sabtu - Minggu : Mr popular & Me
Senin : Crosswalk
Rabu - Jumat : TBOMHIY

Selasa is my free day btw 😋

*Saya akan berusaha keras utk mengikuti jadwal. Jika saya tidak mengikuti schedule berarti saya benar2 ada kesibukan dan tidak bisa posting. Terima kasih ^^

Thanks for waiting 😊
TBOMHIY akan di post set

Mr. Popular & MeWhere stories live. Discover now