Part 23 - Baby Blues

79.3K 2.2K 35
                                    


renata pov

putriku memang anak yang kuat, walau dimasa kehamilannya diriku mengalami sakit terus menerus dan ketika lahirpun yang prematur memaksanya untuk tidur didalam inkubator.

setelah merasa berat badannya mencukupi dan kesehatannya semakin membaik, dokter memperbolehkan nacita untuk pulang.

"halo anak bubun.... gak sabar ya mau pulang... bubun gak sabar nih mau meluk, gendong dan nyusuin kamu"

aku melihat bayi yang sudah berumur 2 bulan yang sebentar lagi diperbolehkan untuk pulang.

ketika ayah selesai membereskan semua administrasi dan cita di perbolehkan untuk pulang, dengan perasaan gembira aku menggendong bayi yang masih mungil.

"muahhhh, bubun sayang kamu nak, cepat besar dan

jangan sakit2 lagi ya, hati bubun sakit liat kamu kalo sakit"

"ayo bun kita pulang semuanya sudah selesai" kata suamiku sambil meminta nacita untuk digendongnya

"cita bubun aja yang gendong yah, bubun kangen sama dia"

"gak usah bekas operasi kamu belum sembuh, nanti saja dirumah kamu gendongnya pas diatas kasur saja"

"bubun udah sehat kok, udah bisa gendong dia ayah, jangan kuatir lagi ya"

"no no.... ayah takut nanti cita jatuh kalo bubun gak kuat megang dia"

aku hanya bisa diam mendengar perkataan suamiku itu, dia belum bisa percaya aku bisa menjadi ibu yang baik dan menjaga nacita.

dirumah pun aku hanya bisa memegang nacita jika waktunya dia mimik, setelah mimik pasti semuanya dikerjakan davin. aku hanya sebagai pabrik susu, habis diperah langsung ditinggal, dan itu membuatku sangat sangat sangat sedih.

setiap diminta biar aku saja yang mengendong, memandikan atau menidurkan nacita, dia selalu menolak dengan alasan yang sangat banyak, bekas operasilah masih sakitlah, aku belum sehat lah dan alasan yang paling aku benci "nacita masih bayi renata, nanti badannya bisa patah2 kalo kamu yang gendong" hal itu membuat aku kesal dan malam itu puncak kekesalanku, ketika dia ketiduran sehabis pulang kerja, dan tiba2 nacita bangun karena diapernya penuh.

aku yang mendengar putriku bangun dengan pelan2 aku berjalan dan menghampiri box bayi dan berniat mengganti dengan diaper baru, aku sangat bahagia akhirnya bisa merasakan mengasuh anak.

"sudah biar ayah aja bun, bun bobok lagi aja" katanya setelah melihatku bangun dan menyuruhnya tidak menggantikan diaper cita.

"bun bisa kok, ayah tidur lagi aja"

"gak bun yang bobok biar ayah yang ganti, bubun kan gak bisa, nanti kalo dipaksa citanya gak nyaman dengan diaper yang bubun pasang"

wah aku langsung emosi mendengarnya.

"aku ibunya!!!! gak mungkin aku membuat anak aku kesakitan..... semua gak boleh, megang gak boleh, gendong gak boleh, mandiin gak boleh cuma nyusuin yang diizinkan.... memangnya aku pabrik susu, habis diperas setelah itu dibuang karena tidak berguna, aku juga ingin merasakan mengasuh anak" teriakku dengan isakan tangis.

aku kesal, benci dan muak dengan davin, aku meletakkan nacita dan meninggalkannya di box sedangkan aku mengurung diri dikamar mandi dan menangis dengan sangat kencang.

tok tok tok

aku mendengar suara pintu di ketuk.

"bun... bukannya gak boleh bubun ngasuh cita, boleh kok mana mungkin ayah ngelarang sedangkan bubun ibu yang mengandungnya"

3. Davin Story'sحيث تعيش القصص. اكتشف الآن