Part 20 - Memilih

57.4K 1.9K 13
                                    


renata pov

penjelasan yang diberikan davin membuatku menyesal tidak pernah mempercainya. aku terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada davin.

kebodohanku hampir menghilangkan nyawaku dan nyawa calon anak kami.

"dav, maafkan atas semua kesalahan aku ya, aku benar2 bodoh percaya sama sms yang tian kirim" ucapku ketika kami sedang berbaring dikasur.

dia mencium keningku dan memelukku dengan penuh cinta.

"udah aku maafkan kok, tapi kamu janji gak akan berbuat bodoh apapun alasannya, dan kamu harus bertanya dulu sama aku atas segala hal, komunikasi antar suami istri itu sangat penting loh ren"

"iya dav, kalo aku ataupun kamu ada masalah kita diskusikan ya, jangan seenaknya menyimpulkan tanpa mengetahui kebenaran" kataku.

"ren, aku boleh minta sesuatu gak?" tanyanya dengan wajah memelas.

"apa sayang, minta aja selagi bisa aku kabulin maka akan aku kabulin"

"aku.... aku.... aku"

"kok gugup sih, tumben àmat, seorang davin sagara bisa juga toh gugup" kataku dengan kekehan.

"ih gak jadi deh"

"hihihihi jangan ngambek deh, iya ayah mau minta apa sama bunda" kataku membujuknya dengan manja.

"ayah mau.... ayah mau nengokin dedek ya malam ini boleh gak" katanya dengan nada dan wajah mesum.

"apaan sih yah, genit amat" kataku malu dan dengan reflek dia kembali mencium bibirku dengan pelan dan penuh cinta.

suamiku tersayang, mana mungkin aku bisa menolakmu, kamu adalah cinta pertama dan mudah2an cinta terakhirku sampai ajal menjemput.

"pelan2 ya yah, kasian dedek nanti"

dengan sigap suamiku langsung menerkamku bagaikan singa belum makan berhari2.

semua penderitaan dan air mataku terbalaskan dengan kebahagiaan rumah tangga yang kami bina. apalagi semenjak kehamilanku davin bertingkah sangat protektif dan kadang2 manja.

resepsiku pun digelar dengan sangat meriah di sebuah hotel bintang 5 dan didatangi ribuan tamu, semua keluarga davin menghadiri resepsi kecuali queen. adik iparku yang satu itu entah menghilang kemana, hal itu membuat davin menjadi uring2an.

"mom, queen kemana sih, kakaknya pesta masa gak hadir" kata davin kesal.

"mom gak tau dav, mom juga bingung dengan anak itu, kenapa seakan2 dia gak ingin kita tau dia ada dimana"

"mom udah tanya teman2 nya? atau siapa itu cowok yang dulu papi mau jodohkan"

"ziyan maksud kamu?"

"mom udah lama gak ketemu dia, mom gak enak nanyain queen sedangkan perjodohan itu batal"

"iya sih, ya udah besok davin suruh orang davin nyariin dia, awas itu anak kalo ketemu davin akan jewer, bikin susah dan kuatir keluarga aja" kata suamiku dengan geram.

"sayang apaan sih kok ke adiknya main jewer2, emang dia masih kecil apa" kataku dengan menggeleng2kan kepala.

"sama aku queen itu masih kecil sayang, sampai dia membina rumah tangga sendiri baru sudah dewasa namanya"

"ya deh kakak davin" kataku mengejeknya.

"eh enak juga ya kalo kamu manggil aku kakak davin"

"ogah"

3. Davin Story'sWhere stories live. Discover now