Part 22 - Keajaiban

51.3K 1.9K 12
                                    

davin pov

hari demi hari berlalu, kehamilan renata memasuki 7 bulan, kalo ditanya bagaimana keadaan kesehatannya selama ini. aku hanya bisa menjawab buruk!!.

1 minggu setelah aku membuat keputusan mengalah dan mempertahankan bayi kami, renata masuk rumah sakit karena ada bercak darah. hal itu membuatnya histeris dan panik, seharian dia hanya menangis dan menangis, aku sampai stress dan kasihan melihatnya.

dokter memberitahu seharusnya bayi itu tidak dipertahankan, tapi renata berkeras tidak mau.

setelah kejadian itu sampai sekarang renata bedrest total, gak boleh bergerak berlebihan, karena setiap dia berjalan atau bergerak lebih, dipastikan akan terjadi pendarahan.

"bunda makan ya, sejak kemarin gak ada diisi perutnya, nanti bunda sakit lagi" kataku membujuknya

aku melihatnya menghela nafas, wajahnya yang cantik sekarang berubah pucat.

"ayo lah bun, dengerin ayah kali ini, ayah mohon makan ya"

"gak nafsu yah, jangan maksa bunda" katanya dengan kesal.

selama kehamilan nya ini nafsu makannya gak terlalu baik, sensi dan suka banget menangis. aku sampai bingung maunya apa.

"bunda tolong donk, ayah capek pulang kerja, sekarang bunda juga gak mau makan, ayah capek kita berantem terus tiap hari, mau bunda apa sih" kataku kesal

"huwaaaaaa ayahhh jahatt... gak peka" katanya dengan tangisan.

ya salah lagi deh, di baikin salah dimarahin apa lagi.

"anak ayah yang pinter bujuk donk bundanya supaya mau makan, gak lapar apa kamu?"

"aku ingin makan direstoran ayah, bosan 4 bulan dikamar terus" jawabnya dengan nada sedih.

"bunda ingat kan apa kata dokter gak boleh banyak bergerak, mau masuk rs lagi?"

"sebentar aja yah, setelah makan kita pulang, ya ya yah bunda pengen banget jalan keluar" katanya memohon.

aku sebenarnya gak mau, tapi aku juga gak ingin melihatnya sedih.

"ya udah, kita pergi tapi ingat cuma sebentar"

"makasih ayah, bunda dan dedek sayang ayah" lalu dia mencium pipi dan bibirku.

ah sayang cepat lahir ya, ayah kangen meluk bunda kamu.

lalu aku membantu renata siap2 untuk pergi makan malam.

setibanya di restoran langgananku. renata dengan senang memilih makanan yang dia mau, dan dengan lahapnya dia memakan semua makanan yang dipesan tadi, tanpa tersisa.

"enak ya bun, lahap banget makannya"

"enak yah, bunda dari dulu ingin makan disini, tapi karena dedek takut kenapa2 makanya bunda tahan nyam nyam nyam" katanya dengan riang sambil mengunyah.

"hahhahaha pelan2 bun, nanti keselek"

kami pun melanjutkan makan malam kami dengan riang.

"yah bunda ke toilet sebentar ya"

"hati2 bun, ayah temenin ya"

"gak usah yah, bentar doank kok, bunda akan hati2"

"ya udah hati2 dan jangan sampai jatuh"

lalu renata berjalan dengan pelan ke toilet, dengan susah payah dia berjalan karena perut yang semakin membesar.

10 menit renata belum juga kembali, aku pun menyusul takut kenapa2 atau takut dia jatuh.

aku menunggu didepan pintu, tak lama renata keluar tapi wajahnya sangat pucat.

"bunda kok pucat, dimana yang sakit?"tanyaku panik.

"yah sakit bangettttt, bawa bunda ke rs sekarang!!!" lalu dia tiba2 pingsan dipelukanku.

aku panik dan langsung menggendongnya menuju rumah sakit.

sesampainya di rs dokter memberitahu bahwa bayinya harus segera dilahirkan dengan operasi ceasar. karena jika di tunggu cukup bulan, renata gak akan bisa menahannya.

akhirnya aku setuju untuk dilakukan operasi, yang penting usia kehamilannya sudah memasuki 7 bulan walau prematur tapi bayinya sudah lumayan besar dan siap untuk dilahirkan.

aku panik dan cemas menunggu didepan ruang operasi. entah berapa kali aku mondar mandir menunggu kabar dari dokter, aku berharap anak dan istriku sehat.

1 jam 2 jam belum juga dokter menampakkan hidung nya hal ini makin membuatku gugup dan panik. untung ada mommy dan papi yang menguatkan.

setelah 3 jam menunggu akhirnya pintu ruang operasi terbuka. aku bergegas menanyakan keadaan istri dan anakku.

"bagaimana istri dan anak saya dok"

"selamat pak, anaknya perempuan cantik tapi karena lahir prematur terpaksa kami memasukkannya ke inkubator"

"alhamdullilah, davin jadi ayah mi," kataku senang kearah mommy.

"istri saya dok, bagaimana dia apa dia sehat2 saja?"

"istri bapak belum sadar karena ketika operasi ceasar tadi, dia mengeluarkan banyak darah, tapi kami sudah memberikan transfusi darah"

"rahimnya bagaimana dok, apa bisa diselamatkan?"

"alhamdullilah, kita gak perlu mengangkatnya, tapi saya mohon untuk 5 tahun kedepan jangan hamil dulu, tunggu rahimnya kembali normal"

"makasih banyak dok sudah nolong istri dan anak saya"

lalu aku melihat renata didorong menuju ruang inap.

"bunda, makasih sudah berjuang melahirkan putri kita, dia cantik banget seperti bundanya, ayo cepat bangun kamu mau lihat bayi kita kan?" lalu aku mengecup keningnya.

esok harinya renata akhirnya sadar, dengan wajah pucat dan lemas dia bertanya "bagaimana anak kita yah, dia selamatkan, dokter bisa nolongin dia kan?" tanyanya dengan panik

"udah nanti aja tanya2 nya sekarang bunda istirahat dulu, nanti bekas operasinya lepas kalo banyak bergerak"

"anak kita bagaimana yah, jawab aja aku gak mau istirahat jika ayah gak kasih tau sekarang!!!"

"ya ampun punya istri kok ya gak nurut suami, anak kita baik2 aja kok, puas!!!, sekarang baring lagi, nanti kita lihat di ruang bayi jika kamu sudah baikan"

"ya allah bayi kita sehat, rahim àku gimana ya? jadi diangkat?"

"gak, tapi kamu dilarang hamil lagi selama 5 tahun, gpp deh kita pake kb dulu ya, ayah gak mau bunda sakit lagi"

"nama anak kita siapa yah?"

"nacita putri sagara"

"bunda suka gak?"

"wah bunda sih setuju aja, ayahnya kan yang berhak memberi nama, bunda mah tinggal brojolin ama nyusuin aja"

"tapi kapan bunda bisa liat yah? gak bisa nacita dibawa ke ruang bunda ini?"

"gak bisa bun, nacita kan lahir prematur, jadi dia dimasukkin ke ruang inkubator"

"berapa lama dia disana yah?, tapi dia bisa sehat kan yah? terus asinya gimana? apa gak lapar dia didalam sana?" katanya dengan sedih

"bunda tenang dulu, anak kita kuat kok bun, jadi bunda jangan kuatir ya, bentar lagi juga bisa keluar kalo progres kesehatannya membaik"

"makasih banyak ya allah atas keajaiban ini, aku dan anakku bisa bertahan dan nacita bisa lahir dengan selamat" ucapnya penuh syukur.

tbc

3. Davin Story'sDonde viven las historias. Descúbrelo ahora