Part 9 - Calon ?

33.9K 2.2K 44
                                    

“ Assalamualaikum Sinta”,

DEG! Aduduh..hatiku kenapa ini?  kok deg – degan nggak jelas gini. Sapaan itu kudapat dari Oscar yang ternyata sudah berdiri disampingku dengan gagahnya. Baju kokoh yang ia kenakan membuat Oscar seperti layaknya model yang tengah melakukan fashion show dengan tema baju muslim.

       “ Walaikumsalam Oscar”,Sahutku mencoba mengendalikan suaraku agar tidak terdengar seperti anak ABG yang ketangkep basah ngefans sama cowok ganteng dihadapanku ini. Ia tersenyum kecil membuat pipiku tiba – tiba merona. Aduuh..kamu kenapa sih Sin?

       “ Kamu laper banget kayaknya?”, Ujarnya sambil melirik dua piring yang tengah kubawa. Aku hanya nyengir.

       “ Kamu mau?”, tanyaku berbasa – basi. Ia tersenyum dan mengangguk kecil.

WHAT?? Dia mau? Seriusan dia mau makan bareng aku?

       Aku membimbingnya duduk digazebo kecil yang ada dipinggir kolam renang. Kedua piring tersebut kuletakkan diantara aku dan Oscar. Ia tersenyum geli melihat piring – piring tersebut. Mungkin yang ada difikirannya saat ini adalah bagaimana bisa seorang wanita bertubuh kecil sepertiku bisa menghabiskan makanan sebanyak ini?

       “ Ayo makan!”, Ajakku yang sudah lebih dulu mencomot kue bolu dengan tangan berbalut tissue dan memakannya tanpa canggung. Bodo amatlah mau dia ilfeel sama aku, aku bener – bener udah kelaparan.

       Ku lirik Oscar  juga mengambil kue bolu yang sama dan kini makan dengan santai bersamaku. Ia juga memandang kolam renang luas dan indah yang terhampar dihadapan kami.

       “ Kamu…sejak kapan memakai jilbab?”, pertanyaan dari Oscar membuatku segera menoleh karahnya.

       “ Aku memakainya hanya untuk hari ini saja kok”, Jawabku jujur.

       “ Ooh..”, sahutnya dengan nada terdengar kecewa atau memang hanya perasaanku saja. Aku kembali meliriknya dan tangannya kini sudah sibuk mengambil kue bolu kedua. Ternyata dia lapar juga.

       “ Kamu dari kantor atau?”,tanyaku berbasa – basi.

       “ Iya, tapi tadi sempet ganti baju dulu diapartemen”, Jawabnya sebelum akhirnya menelan habis kue ditangannya. Ckckcck ternyata makannya banyak juga ya tapi wajar sih untuk ukuran pria sebesar dan setinggi Oscar.

       “ Oooh…”, sahutku yang kehabisan kata – kata. Aku baru saja ingin mencomot kue keduaku saat kurasakan tangan kami bersentuhan ‘ lagi’.

       “ Maaf “, ucapnya singkat sambil mencomot kue bolu ketiganya dan kembali menatap kedepan meninggalkan aku yang masih terdiam dengan jantung yang berdegup – degup tak karuan.

       “ Sinta..”, Panggilnya tanpa mengalihkan tatapannya sama sekali.

       “ Ya ? ”,

       “ Apa kamu sudah punya pacar?”, pertanyaan dari Oscar sukses membuatku hampir menyemburkan bolu yang sedang asik – asiknya kukunyah. Aku segera menelannya walau dengan susah payah.

       “ Pa,,,pacar ? “, tanyaku tergugup. Oscar menoleh kerahku dan mengangguk.

       “ Kalau pacar aku belum punya”, jawabku dengan hati dag dig dug nggak karuan. Aku sama sekali tidak pernah mengira kalau Oscar akan menanyakan hal tersebut.

       “ Berarti calon suami ada?”, tanyanya yang membuat aku agak sedikit bingung.

       “ Calon suami?”, aku membeo

       “ Iya..kalau belum pernah punya pacar berarti calon suami punya dong?”, tanya Oscar mencoba menjelaskan apa maksud dari pertanyaannya. aku menggeleng kasar.

       “ Aku nggak punya pacar dan nggak punya calon suami, tapi kalau boleh tahu ada apa ya kamu tanya hal itu ke aku ?”, tanyaku yang jujur penasaran sama motif Oscar menanyakan hal itu padaku. Ia tersenyum padaku membuat matanya yang indah sempat membiusku sesaat.

       “ Soalnya kalau belum, aku punya calon yang cocok buat kamu “, jawaban dari Oscar tak elak membuatku terdiam sesaat.

       “ Calon?”, tanyaku setelah berhasil sadar dari keterkejutanku

Oscar mengangguk santai sambil tersenyum padaku seakan – akan ucapannya tidak berefek apa – apa padaku.

       “ Tidak perlu Oscar, aku masih nyaman dengan kesendirianku kok”, Ucapku sambil menahan perasaan yang saat ini sudah campur aduk.

       “ Maaf kalau aku membuatmu tersinggung”, Kata Oscar yang mungkin merasa kalau aku sudah tersinggung ia mengatakan hal itu, padahal asal kau tahu Oscar, aku bukan tersinggung tapi aku kecewa kenapa bukan kamu yang jadi calonnya.

Aku membersihkan tanganku lalu beranjak dari dudukku. Ia menatapku bingung.

       “ Aku permisi Oscar “, Ujarku lalu berjalan cepat masuk kembali kedalam rumah.

       “ Sinta!”,

Sayup – sayup kudengar ia memanggil namaku, tapi maaf Oscar, perasaanku saat ini sudah terlanjur tak karuan seperti habis diangkat lalu dijatuhkan diwaktu yang sama. mungkin aku saja yang terlalu kepedean. Huuft…Sinta..mulai sekarang kamu harus sadar kalau orang seperti Oscar tidak mungkin mau sama kamu. Ingat itu Sinta!

 *****

       Selama satu minggu aku terus memikirkan ucapan Oscar yang selalu berputar difikiranku bak kaset kusut. Padahal waktu Rafki ketahuan selingkuh aku tidak  sampai seperti ini. Ini membuatku berfikir ulang, apakah hatiku sudah siap kalau kembali terluka dan terluka.

       “ Sinta, lihat artikel ini deh, siapa tahu kamu tertarik”, Seru Nabila yang seketika membuyarkan seluruh lamunanku.

       “ Artikel apa Bil?”, Tanyaku sambil beranjak menghampiri mejanya yang hanya berjarak beberapa meter dari mejaku.

       “ Nih!”, Nabila menyerahkan majalah yang ia baca dan menunjuk salah satu artikel yang dipasang dalam dua lembar sekaligus.

       “ Beasiswa untuk para designer muda?”, tanyaku sambil dalam hati membaca keseluruhan artikel yang intinya mencari para desaigner muda untuk mendapatkan beasiswa S2 di Paris, Perancis.

       “ Kamu yakin Bil?”, tanyaku sambil memandang Nabila dengan serius, ia justru mengangguk dengan semangat.       

       “ Kalau aku ke Paris, itu artinya aku pergi dari sini lho Bil”, kataku mencoba menanyakan kembali pada Nabila.

       “ Kamu tetap bagian dari butik ini, kalau desaigner’ku yang kemarin terpaksa harus diganti itu karena dia tidak mau bekerja secara freelance padaku, tapi kalau kamu, aku yakin kita masih bisa bekerja sama walau jarak jauh, ayo Sin, aku yakin kamu pasti dapat beasiswa itu, kamu sangat berbakat “, Jelas Nabila yang membuat niatku tiba – tiba tumbuh. Tapi ini Paris lho? Aku memang sempat belajar bahasa Perancis tapi sama sekali aku tidak pernah bermimpi untuk bisa datang ke sebuah negara yang diidam – idamkan seluruh desaigner muda sepertiku.

       ****

Ehm...Oscar'nya udah banyak kah? apa masih bikin penasaran?

Maaf ya untuk part ini sedikit banget, tapi semoga aku masih bisa rutin untuk aplot walau cuma sedikit. hehehe

Enjoy Guys,

Love,

bebyZee

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang