Part 16 - I Hate to Leave You...

32.6K 2.1K 59
                                    

Rasanya sungguh berat melangkah keluar dari kamar ini. Pesawat yang akan membawaku ke Paris akan berangkat malam ini, sedangkan aku masih meringkuk di dalam kamar ditemani koper kecil yang nantinya akan kubawa, karena selebihnya barang – barangku sudah dikirim via ekspedisi dua hari yang lalu. Nyaliku kembali menciut dan tekadku perlahan pupus sudah. Aku ingin di Indonesia dan aku ingin bersama Oscar. Masih terbayang dalam fikiranku perpisahan kami kemarin malam di Black Café.

# FLASH BACK ON #

                " Kita akan kemana Oscar? Kenapa harus menutup mataku segala?", sewotku saat Oscar menculikku dari kantor lalu mengajakku pergi dengan menutup mataku terlebih dahulu, awalnya aku menolak tapi ia mengancam akan melakukan tindakan memalukan jika aku menolaknya. Yang terbayang dalam fikiranku tindakan memalukan yang akan Oscar lakukan adalam menciumku didepan umum dan sejujurnya aku suka dicium olehnya.

                " Bisakah kamu menutup mulut mungilmu itu sebentar sayang? Atau jangan salahkan aku kalau kutepikan mobilku dan kugarap kau sekarang juga",

GLEK! Garap? Memangnya aku sawah!!

Ancaman Oscar sukses membuatku bungkam. Dasar tukang ancam! Seminggu mengenalnya lebih dekat yang pertama kuhafal dari seorang Oscar adalah dia tukang ancam dan tukang peluk. Tapi aku suka dengan ancaman dan pelukannya kok! Hehehe

                Oscar masih mengendarai mobilnya dalam diam, rasanya sunyi sekali dan ini membuatku penasaran kemana dia akan membawaku. Tak berapa lama mobil Oscar terasa berhenti, mesin mobilnya ikut mati.

                " Ayo turun Sayang...", Oscar membantuku untuk turun. Setelah mengunci mobil secara otomatis, ia merangkulku dan membimbingku untuk berjalan ke suatu tempat yang masih ia rahasiakan.

                " Kamu bisa duduk sekarang", Ucapnya yang disusul oleh penutup mata yang terbuka. Mataku terasa silau saat beberapa cahaya menerpaku, ternyata itu lilin yang diletakkan diatas meja. Aku mengelilingi pandanganku dan senyumku pun terulas saat mengetahui dimana aku sekarang.

                " Black Café...", Ucapku sambil memandang Oscar yang sudah duduk dihadapanku dengan tangan menopang dagunya. Tampan sekali..

                " Kamu suka?", Tanyanya. Aku mengedarkan pandanganku keseluruh Kafe yang malam ini sudah disulap menjadi private dinner khusus kami berdua. Oscar menaruh lilin – lilin kecil di sekeliling meja yang kami tempati dan ini sungguh romantis.

                " Suka sekali, kamu yang melakukan ini?", tanyaku. Oscar menggeleng. Lah trus siapa dong?

                " Aku yang merancang tapi stafku yang menjalankannya, jadi berterima kasihlah pada staf – staf kafeku yang malam ini sangat bahagia dan bersemangat melihat boss'nya akhirnya memiliki kekasih", Jelas Oscar diiringi senyum kecutnya yang membuat bibirnya semakin terlihat menggemaskan.

                " Aku akan berterima kasih pada mereka karena mempunyai boss yang sangat mencintaiku sepertimu", Sahutku dengan mata memandang matanya lekat. Ia terdiam sesaat namun tak lama kurasakan sesuatu menggenggam tanganku. Itu tangannya.

                " Aku mencintaimu Sinta.. ", Ucapnya lalu kurasakan punggung tanganku dikecup olehnya. Mata kami masih saling terkunci, ia kembali membuatku berkelana ke dimensi lain yang hanya kamilah penghuninya. Dimensi cinta yang ia bawa dengan dasyatnya.

# FLASH BACK OFF #

                Bulir air mata kembali menyeruak dari sudut mataku, aku kembali menangis ketika mengenang betapa indahnya yang Oscar lakukan untukku kemarin malam. namun kebahagiaanku seakan tak berumur lama saat Oscar mengatakan tidak akan bisa mengantarku pergi ke Bandara malam ini. Aku tahu ia melakukan itu agar aku tidak berubah fikiran. Tapi dengan dia tidak mengantarku aku semakin berat melepaskannya.

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang