Part 14 - Its All About You..

33.4K 2K 35
                                    

Saya Mohon maaf dulu untuk part sebelumnya yang membuat kalian bertanya - tanya, maaf juga karena belum bisa bales komen, bukan karena nggak mau tapi karena belum sempet, dokumen di kantor bikin saya hampir gila sodara - sodara.

Part ini saya dedikasikan untuk @TheSkyscraper yang sudah rela meluangkan waktunya untuk mendengar keluh kesah saya yang galau gara2 part kemarin. thank you banget ya Niq, kamu memang menantu mamah paling the best!!

Tanpa menunggu lama - lama, Silahkan dinikmati...

********

" Diminum dulu Sin ", Nabila menyerahkan secangkir teh hangat untukku, mungkin secangkir teh bisa membuatku lebih tenang.

                " Makasih Bil", aku menerimanya lalu menyeruputnya sedikit. Kehangatan dari air teh menjalar dari tenggorokan hingga dada dan ternyata ampuh juga. Aku jauh lebih tenang sekarang.

                " Sebaiknya kamu tenang dulu, coba ceritakan padaku kenapa kamu syok seperti ini saat tahu Oscar adalah Alwan? Masalahnya dimana coba?", Tanya Nabila ketika suasana hatiku lebih tenang. Aku terdiam, ya..aku memang tidak punya alasan spesifik kenapa aku syok dan semarah ini, tapi jujur, saat tahu Alwan adalah Oscar, perasaan didalam hatiku rasanya aneh, rasanya kosong dan begitu hampa. Apa aku hanya suka pada Oscar? Atau perasaanku kemarin hanya rasa kagum saja.

                " Sinta... ceritakan padaku, agar aku bisa membantumu", bujuk Nabila.

                " Aku... Aku Cuma takut kalau sosok Oscar yang selama ini kusayangi menjadi berbeda dengan sosok Alwan, Bil...aku..aku Cuma mau dia Oscar, bukan Alwan atau siapapun itu dan fakta bahwa ia punya dua nama, bahwa ia sepupumu, bahwa ia seorang pelukis, ini cukup mengejutkanku, selama ini aku tidak tahu apa – apa tentang Oscar dan bodohnya aku menerima cintanya tadi malam", Jelasku dengan sepenuh hati. Nabila menatapku mengerti. Aku hanya bingung, aku bingung apakah aku masih bisa mencintai Oscar walau ada bayang – bayang sosok Alwan yang selama ini sudah melekat didalam fikiranku.

Kesimpulannya, aku tidak bisa mencintai 1 orang dengan dua identitas yang berbeda. Ini semua membuatku pusing.

                " Jadi... selanjutnya apa yang akan kamu katakan pada Alwan ehm maksudku Oscar...",

Aku terdiam sambil memandangi cankir teh yang masih dalam genggamanku.

                " Aku akan bicara padanya setelah lebih tenang",

                " Kamu akan memutuskan hubungan kalian?",

Aku menggeleng " Aku tidak tahu Bil", ucapku Pasrah.

Nabila menghembuskan nafasnya, aku jadi tidak enak membuat dia ikut memikirkan urusanku.

                " Mau kubantu untuk membicarakan ini pada Alwan ehm.. Maksudku Oscar?", Tawaran Nabila sungguh membantu, tapi aku jadi tidak enak harus membebani dia dengan masalahku.

                " Tidak usah Bil, biar nanti aku saja yang bicara, aku pulang dulu ya.. mau ke kost'an kembaranku, mau pamit kalau aku akan pergi ke Paris minggu depan ", Ujarku sambil beranjak dari dudukku, kuberikan cangkir teh kepada Nabila.

                " Apa kamu sudah bicara pada Oscar tentang kepergianmu ke Paris?",

Langkahku terhenti, ini yang berat, aku harus melepas Oscar disaat aku baru saja menerima cintanya.

                " Belum, tapi akan",

                " Ya sudah, kamu hati – hati ya...",

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now