Part 23 - Proposal...

33.2K 2K 77
                                    

" Sinta... Kenalin, ini Agha, ini Mas Rafki, ini... kamu sudah kenal kan? ", Ujar Nabila saat tiga pria tersebut berdiri dihadapan kami. Aku berdiri kikuk saat Oscar menatapku lekat, di tambah Rafki yang senyum – senyum kearahku. Aduuh... ini cobaan apa lagi  ya Tuhan..?

            " Saya Agha",  Tunangan Nabila menyahut sambil merapatkan telapak tangannya di depan dada. Tanda bahwa kami memang tidak bisa bersalaman. Aku pun mengikutinya.

            " Sinta",

Agha menoleh kearah Rafki dan Oscar saat keduanya hanya diam saja " Kalian sudah kenal Sinta?", tanya Agha bingung melihat Rafki dan Oscar tidak berniat mengenalkan dirinya.

            " Aku sudah kenal kok, bagaimana kabarmu Sinta?", Sapa Rafki. Oscar menatap Rafki tak percaya, apa dia tidak tahu Rafki mengenalku?

            " Baik", sahutku singkat. Oscar berganti menatapku. Aku hanya bisa tertunduk, bingung  bagaimana aku harus menghadapi dua pria dari masa laluku ini.

            " Aku nggak nyangka Mas Rafki kenal sama Sinta, kenal dimana emang?", Tanya Nabila yang sepertinya memang tidak tahu apa – apa. Aku makin tertunduk lesu.

            " Sinta adalah mantan tunanganku sebelum Mas menikah dengan Mbak Nada, Bil ", Jawab Rafki dengan jujurnya. Aku menengadahkan kepalaku dan mendapatkan Oscar tengah menatapku horror, aduuh... bagaimana ini? Aku harus bilang apa ke mereka.

            " Serius Mas? Sinta! Kamu kok gak pernah cerita soal Mas Rafki?", Cecar Nabila yang makin membuatku tak berkutik.

            " Itu sudah lama sekali Bil, hampir empat tahun yang lalu", Sahutku. Nabila dan Agha hanya ber'oh' ria, sedangkan Oscar, entah perasaanku saja atau tidak ia terus menatapku dengan seksama, membuatku seperti seorang kekasih yang sedang tertangkap basah tengah berselingkuh.

****

            " Jadi... Rafki adalah mantanmu?", Aku terlonjak kaget saat suara bass itu terdengar olehku. Aku yang sedang menikmati makanan yang disajikan oleh keluarga Nabila hanya bisa menoleh dan mengangguk kaku.

            " Kenapa kamu tidak bilang?", Tanyanya lagi. Aku menaruh garpu dan sendok, lalu membersihkan bibirku dengan tisu lalu menatapnya yang duduk dua bangku dariku.

            " Karena kamu tidak bertanya", jawabku yang semakin membuatnya menatapku tajam. Rahangnya mengeras. Kesimpulannya dia marah.

            " Kenapa kalian putus?",

Aku menyingkirkan piring bekas ku makan, lalu benar – benar menatapnya dengan seksama.

            " Aku menemukannya sedang bersama seorang wanita di Apartemennya ", Jawabku jujur. Aku benci bila mengingat saat dimana aku hanya bisa berdiri terpaku saat wanita berbaju tidur seksi itu menatapku rendah.

            " Maafkan aku ", Sahutnya yang terlihat menyesal telah mengorek – ngorek lukaku. Tapi aku tidak merasa terganggu, ini lebih baik, jika ia mau tahu tentangku itu tanda bahwa ia masih memperhatikanku bukan?

            " Tidak apa – apa ",

Ia terdiam, aku pun juga. Kami hanya saling memandang tanpa niat mengucapkan sepatah katapun.

            " Kamu sehat? Obatnya kamu minum kan?", tanyaku memecah kesunyian. Ia mengangguk pelan dengan senyumnya yang terukir indah.

            " Alhamdulilah...", Ucapku lirih. Oscar masih menatapku dengan seksama, seakan akulah pusat dari pandanganya.

            " Sinta..",  panggilnya.

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now