Part 22 - Congratulation Nabila !!

33.1K 1.9K 53
                                    

Ini sudah hari ketiga sejak aku mendatangi rumah Oscar untuk menjenguknya. Sejak hari itu ia seakan menghindar dariku, jika aku mendatanginya ia selalu menghindar dengan alasan banyak pekerjaan di kantor atau ia harus menemui klien dan bla.. bla.. bla.. aku bahkan tidak tahu apakah dia sudah sehat atau belum. Kesimpulannya dia tak ingin aku menemuinya lagi.

            " Sinta..", Suara Nabila mengalihkanku pada sketsa yang sedang kubuat.

            " Ya Bil?",

Ia keluar dari mejanya dan duduk di kursi depan mejaku. Tatapannya melas membuatku mengernyit bingung.

            " Kamu kenapa Bil ? Kok muka melas begitu?", tanyaku risih di tatap dengan tatapan seperti itu. Ia menghela nafas.

            " Aku dijodohin Sin",

WHAT?? Tunggu.. tunggu.. aku nggak salah denger kan? Seorang Nabila Zahwa Hamzah dijodohin? Aku menatapnya serius.

            " Serius kamu?",

Ia mengangguk pasrah.

            " Sama siapa?", tanyaku penasaran.

            " Anaknya teman Abiku, sebenarnya kemarin aku bukan pergi sama temen Sin, aku pergi sama orang yang dijodohin Abi itu",Jelasnya dengan pandangannya yang masih lesu seolah – olah tidak punya gairah hidup. Dia sedang menceritakan tentang perjodohan apa tanggal kematian sih sampe lesu banget gitu.

            " Trus masalahnya dimana?", tanyaku bingung. Nabila kembali menghela nafas seakan – akan masalah yang ia hadapi masalah terberat dimuka bumi. Ckckck.. Bila.. Bila..

            " Masalahnya, dia duda Sinta!",

WHAT?? Duda? Aku melotot kaget dengan mulut menganga tak jelas.

            " Du-da?", tanyaku masih dengan ekspresi syok bukan main.

            " Tapi belum punya anak sih, dia cerai karena istrinya berselingkuh dengan pria lain, umurnya masih muda belum kepala tiga",

            " Trus masalahnya dimana Bila?",

Nabila terdiam sesaat.

            " Dia... sahabatku",

Aduh Bila.. nih anak bisa bikin aku jantungan lama – lama. Ngasih tahu sepotong – potong, bikin orang penasaran trus akhirnya malah kaget sekaget – kagetnya.

            " Emang kenapa kalau nikah sama sahabat sendiri? Ada yang salah memang?",

Nabila kembali terdiam, ekspresinya masih penuh dengan kegalauan.

            " Justru karena dia sahabatku aku nggak bisa nikah sama dia, kami terlalu dekat Sinta, bahkan tak pernah sedikit pun terlintas dalam otakku untuk bisa menikah dengannya, ini bikin aku pusing banget Sinta, karena aku sudah menyerahkan semua urusan jodoh pada Abi dan Abi hanya memilih dia sebagai pasanganku, aku harus bagaimana Sinta... ", Jelas Nabila yang diakhiri rengekan khas anak kecil ketika permintaannya tidak dikabulkan. Aku tersenyum kecil, tanganku bergerak membelai jilbabnya yang hari ini terlihat cantik sekali.

            " Bila.. Bila.. aku Cuma mau tanya satu hal tentang dia, apakah agamanya dia bagus dan pantas menjadi imammu?",

Ragu – ragu Nabila menganggukan pelan.

            " Ya sudah apalagi yang harus kamu ragukan, kamu tahu kan syarat yang paling utama ketika memilih pasangan adalah agamanya, kalau agamanya sudah bagus trus apa lagi yang harus diragukan, kalau urusan hati, cinta bisa datang karena terbiasa kok Bil ", Kataku  mencoba membuka fikiran dan mata Nabila lebar – lebar. Kalau aku berada dalam posisi Nabila saat ini, aku akan menerimanya. Tapi sayangnya sampai saat ini belum ada seorang pria yang melamarku ' lagi' sejak lamaran Rafki hampir empat tahun yang lalu.

The Second Chance ( The Wiryawan Series )Where stories live. Discover now